"Akhirnya ketemu lagi sama Tuan Muda."
Ucapan Galih membuat Ferdi yang berjalan seraya menatap ponsel itu mendongak. Ia menatap temannya yang memasang senyum setengah mengejek.
"Ceria banget. Perasaan gue aja apa gimana nih."
Ferdi hanya tersenyum kecil. "Kabar istri sama anak lo gimana?"
Galih mengangkat telapak tangannya. "Bentar-bentar kalo ngalihin pembicaraan kayak gini berati ada sesuatu."
"Nggak lah." Ferdi terkekeh kecil yang semakin membuat Galih percaya akan asumsinya.
"Rista nerima lo?"
Ferdi menggeleng. Galih menilik rautnya. Biasanya Ferdi akan memasang wajah sendu jika membahas itu, tapi sekarang dia terlihat santai. Sangat aneh.
"Serius bukan karena Rista nerima?"
"Iya," jawab Ferdi dengan lugas.
"Lagian gue nggak perlu ucapan terima dari dia selama gue bisa ngelakuin apa yang gue ingin 'kan?"
Galih terdiam mencerna baik-baik kalimat Ferdi itu.
"Gue duluan." Ferdi berlalu pergi sementara Galih menatap punggungnya dengan masih terheran.
"Dia bukan pake cara nekat 'kan?"
oOo
Rista langsung disambut dengan aroma manis begitu memasuki toko dengan dekorasi dominan putih itu. Banyak etalase yang menjajarkan kue-kue cantik memanjakan mata. Orang yang tidak suka manis pun bisa kalap mata dan membelinya.
Seorang wanita dari balik meja kasir melambai. Dia melepas apronnya lalu bergegas menghampiri Rista.
"Ya ampun, Ta. Speechless banget gue lo datang ke sini."
Katrina, wanita dengan wajah blasteran dengan tubuh tinggi yang ramping. Rambutnya dicat ash blonde yang semakin menonjolkan pesonanya.
"Sukses ya buat toko kuenya."
"Amin ... ngomong-ngomong tangan lo kenapa?"
"Kecelakaan."
"Udah lama?"
"3 mingguan lah."
"Kok Ferdi nggak bilang soal itu. Keterlaluan banget ya itu anak." Katrina mendengkus. "Ya udah, duduk dulu yuk." Katrina membawa tangan Rista dengan hati-hati.
"Eh Din, siapin minum ya," ucap Katrina pada salah satu karyawannya. Setelahnya ia membawa Rista duduk dibangku dekat jendela.
"Udah lama sih kita nggak ketemu, gue sampe kaget tadi lo bilang mau ke sini. Makasih banget. Meski banyak kendala, tapi gue yakin kalo tempat gue emang di sini."
"Nggak papa. Lo udah hebat ambil langkah ini. Kue-kue yang lo bikin enak banget. Gue yakin sih bentar lagi pasti viral."
"Makasih, Ta. Gue seneng deh." Katrina tersenyum cerah. "Ngomong-ngomong lo ke sini sendiri?"
"Nanti Ferdi bakal jemput ke sini."
Raut Katrina sedikit berubah. "Nggak, bukan nanti. Tuh orangnya udah nongol," ucap Katrina seraya melihat pintu masuk. "Yah, padahal kita belum ngobrol soal cewek nggak sih."
"Tau nggak pulang telat, tadi bareng aja," ucap Rista begitu Ferdi sampai di sisinya
"Tadi ada meeting sekitar sini, jadi sekalian aja," jelas Ferdi seraya memberikan kecupan pada pelipis Rista.
"Kalian?!" Katrina membekap mulut dengan bola mata membelalak. "Pacaran?"
"Nggak," jawab Rista dengan tatapan lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit [TAMAT]
RomanceFerdi berjiwa keabangan. Rista berjiwa keibuan. Ferdi kehilangan ibunya. Rista yang menemani di titik terendahnya. Ferdi itu sarampangan. Rista yang buat hidup Ferdi tertata. Ferdi nyaman dengan semua sikap Rista. Tapi Rista tetap berdeklarasi sebag...