14. Permintaan

4.7K 578 42
                                    

"Ferdi cerita apa sama kamu?" tanya Jeya begitu mereka sampai di rumahnya. Mereka pergi dari apartemen Ferdi setelah makan malam selesai.

"Cerita apa?" tanya balik Ganesh seraya mengambil alih Kean dari gendongan Jeya. Meringankan beban istrinya yang sudah sedari tadi menggendong. Anak laki-laki itu terlihat tertawa saat Ganesh ajak bermain.

"Curhat gitu."

"Oh tadi dia nanya makanan apa yang bagus buat orang patah tulang," jawab Ganesh seraya terus melakukan cilukba. Tawa putranya semakin kencang.

"Ih bukan cerita yang kayak gitu."

Ganesh menoleh dengan sebelah alis terangkat.

"Maksud aku tuh kayak dia cerita kalo dia patah hati gitu," rinci Jeya dengan ekspresi yang mampu membuat Ganesh terkekeh kecil.

Ferdi yang patah hati bukan hal aneh lagi. Ferdi yang bercerita tentang tidak pekanya seorang Rista sudah menjadi santapan wajib saat mereka bertemu. Kalau itu yang dimaksud, jawabannya jelas sangat 'Ya'.

"Kamu tuh!" Jeya menggeplak lengan Ganesh. "Masa temennya diselingkuhin kamu malah seneng?"

"Maksudnya Ferdi?"

"Iya. Kata Rista Kayla selingkuh sama cowok lain."

"Oh." Ganesh mengangguk kecil. Syukur saja kalau hubungan bohongan itu selesai. Setidaknya tugas temannya berkurang.

"Kok oh aja? Temen kamu lagi patah hati loh ini."

Ganesh merangkul bahu Jeya. Ia menghadiahkan kecupan pada puncak kepala wanita itu. "Ferdi nggak bakal kenapa-kenapa," jelasnya dengan suara yang tenang.

"Beneran?"

Ganesh mengangguk. "Bilangin aja ke Rista, jangan jauh-jauh dari Ferdi. Kalo perlu tempelin ke mana-mana."

"Kenapa kayak gitu?" Kening Jeya berkerut.

"Ya karena itu yang terbaik buat Ferdi."

Jeya terdiam. Matanya mengerjap beberapa kali.

"Je, kamu mikirin apa sih?" Ganesh mengernyit bingung. Padahal dirinya tidak memberikan kalimat rumit yang sampai harus membuat Jeya berpikir. Hanya menyuruh Rista untuk terus di sisi Ferdi. Sebagai sahabat, Ganesh tentu ingin membantu pria itu.

"Sayang, nggak ada yang perlu kamu pikirin, oke?" ucap Ganesh begitu raut Jeya tetap tidak berubah. Istrinya itu memikirkan hal aneh yang tidak sejalur dengan dirinya.

"Rista nggak boleh tinggalin Ferdi?"

"Iya, itu aja."

"Sama sekali?"

Ganesh diam terbingung.

"Oke, bentar aku mau telepon Rista dulu." Jeya melepas rangkulan Ganesh dan segera berlari entah mau ke mana.

Ganesh hanya bisa menatap kepergiannya dengan raut tidak mengerti.

"Kang, kok Papa curiga ya sama pemikiran Mama kamu."

oOo

Rista kembali membuka mata begitu ponselnya berbunyi. Ia pun menggapai-gapai benda itu di atas nakas lalu menerima panggilan dari Jeya.

"Kenapa, Je?" tanya Rista tak begitu antusias karena memang dirinya kini mengantuk.

"Ta! Lo lagi sama Ferdi nggak?!"

"Nggak, gue di kamar. Dia 'kan tidurnya di luar."

"JANGAN BIARIN FERDI SENDIRIAN!"

Rista sontak berusaha bangkit begitu mendengar pekikan kencang sahabatnya itu. Nada suaranya terdengar sangat panik.

Relationshit [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang