4. Sepihak

7K 720 29
                                    

Pagi menjelma, Rista pun mulai diraup kesadarannya. Setelah membasuh muka di kamar mandi, Rista berlanjut menyiapkan pakaian Ferdi untuk pergi kerja. Semuanya lengkap ia letakkan di atas kasur.

Rista keluar, ia melirik sekilas Ferdi yang masih ternyenyak di sofa, lalu masuk ke dalam pantry. Membuat sandwich dan segelas kopi. Hanya sarapan sederhana karena dirinya pun juga harus bersiap pergi kerja.

"Ga, bangun." Rista menepuk-nepuk pipi Ferdi. Pria itu terlihat melenguh pelan.

"Udah pagi, jangan kebo."

Rista mencoba menarik tangannya, tapi pria itu balas menarik hingga Rista yang kalah dalam tenaga pun jatuh ke atas tubuh pria itu.

"Ga, jangan main-main!"

Ferdi melingkarkan tangannya pada tubuh Rista hingga wanita yang hendak bangkit itu kembali terjatuh.
Rista pun menggeplak kening Ferdi. Seketika tawa Ferdi pun pecah. Dengan mata sipitnya Ferdi menatap Rista yang hanya berjarak sejengkal itu.

"Oh ini bukan mimpi ya?" ucapnya dengan suara yang masih serak.

"Mimpi diurusin, kesiangan entar!" pekik Rista yang diikuti dengan decakan.

Ferdi tersenyum, sorot matanya terlihat teduh menatap Rista.

"Sapaannya mana?"

Rista menghela napas. "Morning Nak Aga."

"Bang," koreksi Ferdi.

"Nak Aga," tekan Rista.

"Nggak bakal dilepas."

"Argh, iya-iya Bang Aga. Sana mandi."

Ferdi tersenyum kemudian melepas Rista. Wanita itu terlihat misuh-misuh. Ferdi mengacak rambut Rista gemas sebelum akhirnya pergi terbirit karena Rista yang sudah mengacungkan sendal kelincinya.

"Kapan dewasanya sih?" gumamnya seraya menggeleng-geleng kecil. Ia melihat bantal-bantal sofa yang berantakan, selimut yang tergulung di lantai, juga snack terbuka di dekat kaki meja.

Saat ia membereskan itu semua, ponsel Ferdi tiba-tiba berbunyi. Tertera nama Kayla. Kekasih Ferdi.

"Ga?" Rista menjenjangkan leher ke arah kamar pria itu. Memanggil si empu.

Tidak ada jawaban. Takut penting, Rista pun mengangkat panggilannya.

"Laporannya udah saya kirim via email ya, Pak. Saya udah pastiin yang sekarang bener. Maaf banget ya Pak, karena saya udah teledor. Sumpah saya udah periksa ulang sampai nggak tidur semalaman," ucap orang di seberang sana. Tipe orang yang suka banyak bicara. Rista tahu tentang itu, tapi sekarang keningnya malah berkerut.

"Kay?"

"Eh?!" Orang di seberang sana terdengar sangat kaget.

"I-ini M-mbak Rista?" Suara antusias penuh semangat tadi mendadak redup.

"Kamu manggil Ferdi dengan Pak? Dan ... Ferdi bikin kamu kerja semalaman?" tanya Rista dengan tidak percaya. Meskipun ini soal pekerjaan, tapi Ferdi sudah terlalu keterlaluan memperlakukan kekasihnya.

"Eu ... Mbak, bukan gitu. Eu... ini 'kan soal kerjaan ya, jadi ya...."

"Ferdi merlakuin kamu nggak bener ya?" Wajah Rista mulai beriak kesal.

"Eung, bukan gitu, Mbak--Eh Mbak ada tukang paket, aku tutup ya."

Rista mengerjap begitu mendengar bunyi 'tut'. Keningnya berkerut. Kayla bisa dibilang orang yang agak random, tapi ini terlalu aneh. "Ngapain tukang paket pagi-pagi?"

Relationshit [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang