Rista melambaikan tangannya begitu Ferdi menuruni mobil. Pria itu berjalan mendekat dengan langkah yang indah, beberapa orang melirik kagum. Memangnya pria yang baru selesai bekerja punya pesona tersendiri. Ferdi mengambil blazzer di samping Rista lalu duduk di sana. Merasakan angin yang berhembus, Ferdi pun memakaikan pada bahu wanita itu.
"Pake, udara malem nggak baik," ucapnya dengan tangan yang dibiarkan merangkul.
"Tadi gerah, cuma karena udah lama nunggu di sini jadi keringetnya udah pergi," jelasnya menolak sebagai pihak yang akan diomeli.
"Kenapa nggak di dalem?"
Rista bangkit kemudian menggandeng tangan Ferdi. "Nungguin Nak Aga lah," ucapnya seraya membawa Ferdi untuk masuk ke dalam restoran seafood itu.
Pengunjungnya cukup ramai, untungnya meja yang dekat dengan jendela baru saja selesai dibersihkan. Mereka pun duduk di sana dan memesan.
"Eh Ga tadi gue ketemu klien cakep banget deh," papar Rista dengan mata berbinar yang menandakan antusiasme yang tinggi. Karena sudah jarang berkumpul dengan teman-temannya, sekarang bisa dibilang Ferdi itu partner gosipnya.
"Cowok?" tanya Ferdi seraya mulai melipat lengan kemejanya sampai sikut. Ia pun juga melepaskan kacing teratas kemejanga.
"Yaiyalah, kalo cewek nggak bakal gue ceritain, ntar lo oleng dari Kayla."
Gerakan tangan Ferdi terhenti sejenak.
"Wah, gue emang berharap jadi playboy sih," ucapnya dengan nada sinis juga tatapan datar yang ditujukan pada Rista. Sedikit terlihat ada dendam.Biar nggak terus stuck di cewek yang nggak peka kayak yang di depan ini. Sambungnya dalam hati.
"Jangan gitu deh, lo itu harus setia."
Kurang setia apa perasaannya yang 7 tahun berlabuh pada orang yang sama tanpa berbalas itu. Ferdi sendiri sampai heran, kok bisa ya hatinya setangguh itu.
"Cakep mana sama gue?" tanya Ferdi memilih mengalihkan pembicaraan. Ferdi memang merasa panas saat Rista membahas pria lain, tapi sejauh ini belum ada yang membuat Ferdi akan merasa ditinggalkan. Maksudnya Rista juga belum terlihat ingin menjalani hal yang serius.
"Nak Aga dong. Nggak ada lawan." Rista menyentuh pipi Ferdi dengan senyum yang mengembang cerah.
Rista tidak hanya omong kosong. Soal rupa, Ferdi memang punya gen yang tidak main-main. Meski wataknya bobrok, tapi dia cukup pemilih tentang circle. Makanya mungkin meskipun punya wajah tampan, dia tidak terlalu menjadi center saat zaman sekolah dulu.
"Ya udah ngapain cari yang di bawah kelas." Ferdi menatap dengan raut tidak suka yang begitu jelas. Raut julid yang tak pernah gagal mengundang tawa Rista.
"Atutu, cemburu ya. Tenang kok Nak Aga tetep nomor satu di hati Mami."
"Zi ...."
Seorang pelayan datang. Menumpahkan hidangan laut pada meja mereka yang mampu membuat Rista berbinar karena kuah merahnya. Ferdi pun hanya menekan kembali kalimatnya. Pembicaraan mereka hilang tersapu.
"Makasih, Mbak."
Rista pun mulai memakai sarung tangan. Ia mengambil cangkang kerang lalu mulai mencicipi kuahnya. Matanya terpejam dengan senyum yang terukir.
"Nggak pernah ngecewain sih ini. Jadi pengen nangis saking enaknya."
Ferdi menggeleng kecil. Padahal barusan dirinya kesal, hanya karena senyuman Rista, mood-nya mudah berubah. Sebesar itu memang efek yang bisa seorang Ziequella Froriesta lakukan pada hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit [TAMAT]
RomanceFerdi berjiwa keabangan. Rista berjiwa keibuan. Ferdi kehilangan ibunya. Rista yang menemani di titik terendahnya. Ferdi itu sarampangan. Rista yang buat hidup Ferdi tertata. Ferdi nyaman dengan semua sikap Rista. Tapi Rista tetap berdeklarasi sebag...