10. Tidak Disengaja

5.3K 623 33
                                    

Saat magang waktu kuliah dulu, Kayla pikir perintah terkonyol dari atasan itu ketika menyuruh membeli permen ke minimarket di tengah-tengah jam kerja. Atau untuk anak laki-laki disuruh memindahkan galon. Secara itu semua tidak termasuk ke dalam materi yang dipelajari.
Waktu itu Kayla berpikir karena anak magang, jadinya diperlakukan seenaknya. Kalau sudah kerja beneran, dia tidak akan mengalami hal konyol lagi dan menjalankan pekerjaan sesuai dengan materi.

TERNYATA, saat dirinya kerja serius, dirinya justru mendapatkan hal yang jauh lebih konyol dari itu. Ini bahkan tak sedikit pun pernah terpikir oleh Kayla dalam hidupnya.

Bayangkan saja, Kayla disuruh datang jauh-jauh ke apartemen atasannya hanya untuk membantu mengaitkan bra cinta bertepuk sebelah tangan bosnya itu.

Hanya mengaitkan bra! Yang akan memakan waktu beberapa detik saja.

Ditambah Kayla pun harus berpura-pura jika dirinya ke sana untuk mengantar pekerjaan. Padahal nih ya, pekerjaan Kayla di kantor hari ini menggunungnya luar biasa.

"Enak banget anjir jadi anak yang punya perusahaan."

Kayla menekan bel lalu tak lama kemudian pintunya terbuka. Wajah yang pertama menyambutnya tentu saja Ferdi. Kayla memasang senyum semanis mungkin agar rasa kesalnya tidak nampak ke permukaan. Tetap gunakan konsep pencitraan. Meskipun sudah pasrah untuk berlembur nantinya.

"Hai, Kay," sapa Rista yang tengah duduk di sofa.

"Hallo, Mbak. Gimana nih keadaannya? Maaf banget ya aku nggak sempet jenguk waktu di rumah sakit," tutur Kayla dengan sopan diikuti raut bersalah.

"Nggak papa kok, Kay. Udah mendingan sekarang," jelas Rista. "Eh aku boleh minta bantuan nggak?"

"Bantuin apa, Mbak?" Kayla mengikuti skenario dengan berpura-pura tidak tahu. Padahal tugasnya ke sini memang itu. Map yang dibawanya hanya map kosong.

"Yuk, ikut dulu."

Rista mengajaknya pada sebuah kamar. Kayla sempat mengangguk begitu melewati Ferdi yang memasang wajah datar. Memang ya pria itu, Kayla melihat Ferdi berekpresi ramah hanya jika berbincang dengan Rista. Atau paling teman-temannya saja. Di luar itu, Ferdi punya vibes sebagai atasan killer. Wajahnya seolah menjelaskan dia orang yang senggol-bacok.

Begitu memasuki kamar, Kayla dibuat takjub dengan kerapian di dalam sana. Semua tertata dengan baik, seolah tidak dibiarkan melenceng satu centi pun. Meskipun atasannya itu tidak berantakan, tapi Kayla tidak menyangka dia serapi ini.

"Ternyata Pak Ferdi--maksudnya Mas Ferdi orangnya rapi banget ya," ungkap Kayla dengan tatapan kagum pada ruangan itu.

"Jangan tertipu, itu hasil aku ngomel sepanjang waktu," jawab Rista seraya memunggungi Kayla.

Kayla terdiam sejenak. Ia terpikir dengan Rista yang mengurus Ferdi sampai sedetail itu. Sudah seperti istri pada suaminya, tapi bisa-bisanya Rista tidak ada rasa. Jiwa netizen Kayla rasanya ingin berkoar-koar keluar. Gatal ingin mengomentari.

Kedekatan mereka sudah terlalu abnormal untuk ukuran teman. Mereka tidak canggung hidup bersama seperti ini. Seandainya Kayla itu tokoh novel dan benar kekasih Ferdi, Rista pasti akan menjadi tokoh yang akan dihujat 7 turunan oleh pembacanya. Karena Ferdi terlihat benar-benar memedulikan wanita itu lebih dari apa pun.

"Makasih, Kay. Kebetulan banget ya kamu ada datang ke sini."

"Iya, sama-sama, Mbak." Kayla pun merapikan kembali blus yang Rista pakai.

"Mbak, menurut Mbak, Mas Ferdi itu gimana?" Jiwa kepo Kayla tiba-tiba menyeruak. Ia penasaran kenapa Rista bisa tidak tertarik pada Ferdi. Padahal kalau dilihat-lihat, terkhusus perlakuan yang diberikan pada Rista, Ferdi itu idaman sekali.

Relationshit [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang