25. Makan Siang

4.6K 511 28
                                    

Aku butuh komen bawel kalian.

oOo

Karel:
Seneng bisa ketemu kamu tadi.

Rista:
Haha ... Nggak nyangka sih ternyata circle kita selama ini deket.

Karel:
Semoga ke depannya kita bisa kumpul lebih lama. Kata Katrina kamu orang asyik banget kalo ngobrol.

Senyum terukir di bibir Rista. Ia hendak mengetikkan balasan, tapi suara pintu yang dibuka membuat dia menurunkan ponselnya. Perhatiannya langsung terarah pada pria berperawakan jangkung yang memberi tatapan dengan lengkung senyum di bibirnya.

"Lagi ngapain, Zi?"

"Nggak ngapa-ngapain."

Rista menghilangkan senyum di bibirnya. Kalau Ferdi tahu dia chatting dengan Karel, mungkin ponselnya akan ditahan lagi. Rista tahu bahwa Ferdi yang tadi buru-buru mengajak pulang pun karena Karel. Entah kenapa Ferdi tidak menyukai pria itu. Mungkin, pernah ada pertikaian di masa lalu antara mereka yang tidak Rista ketahui. Apalagi Karel juga sahabat Katrina.

"Mencurigakan," ucap Ferdi yang berjalan mendekat dengan mata yang menyipit.

"Nggak," elak Rista seraya tertawa. Ekspresi Ferdi terlihat sangat lucu.

"Makin terlihat mencurigakan." Ferdi menangkap pinggang Rista, sedikit menggelitiknya hingga membuat wanita itu tertawa semakin keras.

"Haha ... beneran nggak ada, berhenti Ga."

Ferdi menghentikan gelitikannya, tapi tangannya itu masih di sana, melingkar setengah memeluk.

"Makanannya udah siap."

"Emang paling bisa diandelin ya Nak Aga ini." Rista menepuk-nepuk pelan pipi Ferdi.

"Iya dong, jadi mana reward-nya?"

"Reward?"

Ferdi mengangguk-angguk. Rista sedikit mengernyit, biasanya Ferdi tidak suka meminta imbalan seperti ini.

"Reward apa?"

Ferdi menunduk, Rista yang cepat tanggap langsung menyimpan telunjuknya pada bibir pria itu. Tak begitu saja menerima penolakan, Ferdi justru tersenyum lalu mengecup jari itu.

"Reward," ucap Ferdi lagi dengan nada yang lebih menuntut.

"Emang harus itu?"

"Yang lainnya emang apa?"

"Gue beliin--"

"Bisa beli sendiri, uang banyak."

"'Kan kalo dibeliin jadi lebih--"

Ferdi memanfaatkan kelengahan wanita itu dengan memberi kecupan singkat. Rista berdecak.

"Ga ...."

Ferdi tersenyum kemudian mengecup lagi. Mata Rista menyipit kesal. Sayangnya itu membuat Ferdi semakin senang mengusilinya.

"Udah."

Malam ini sepertinya Ferdi memang sengaja menjadi anak bebal. Ketika dilarang, dia malah merangkum wajah Rista dan memberikan kecupan beruntun dengan tempo yang cepat.

"Aga!" Rista mendorong wajah Ferdi menjauh. "U-dah," tekannya.

"Zizi!" Ferdi mengikuti nada suara Rista. "Be-lum."

Ferdi memeluk tubuh Rista. Menempelkan kening mereka dan mengikis jarak yang ada. Mata mereka saling memandang. Rista menggeleng-geleng. Ferdi malah tertawa kecil dan mengangguk-angguk.

Relationshit [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang