Siang ini di ruang kerja Yoongi terlihat sang empu nya tengah beristirahat sejenak dari pekerjaanya. Semakin siang Yoongi merasa semakin ada yang tidak beres dengan tubuhnya, kepalanya semakin berdenyut nyeri, suhu tubuhnya terasa panas bahkan area mata pun ikut memanas sehingga Yoongi hanya bisa memejamkan kedua matanya berharap rasa sakit di kepala dan tubuhnya akan hilang. Tak lupa ada Alan -sang asisten pribadi- yang setia menemani serta membantu Yoongi dalam mengerjakan pekerjaannya. Beberapa email dari berbagai kolega bisnis yang masuk pun tentu sudah di handle oleh Alan begitu juga dengan pekerjaannya yang lain.
"Pak Yoongi.." panggil Alan di sela kegiatan mengerjakan pekerjaannya.
"Hm," Yoongi yang tengah menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya pun menyahuti hanya dengan deheman tanpa membuka kedua matanya, tangannya juga terus mengurut pelan pangkal hidungnya.
"Apa ga sebaiknya bapak pulang aja? Biar pekerjaan bapak di handle oleh sekretaris bapak dan saya. Lebih baik pak Yoongi istirahat di rumah," ucap Alan yang merasa khawatir pada sang bos.
"Saya baik-baik aja Alan, nanti setelah minum obat saya bisa kerja lagi," sahut Yoongi membuat sang aspri pun tak bisa mengatakan apapun lagi padahal Alan hanya ingin bosnya itu pulang dan beristirahat di rumah karena kondisinya yang kurang baik, bahkan jauh dari kata baik.
"Baik kalau begitu, jika bapak butuh sesuatu langsung panggil saya aja ya pak."
"Hm."
Setelah itu Alan kembali fokus pada kerjaannya. Sedangkan Yoongi memilih untuk meminum obat yang sebelumnya sudah di resepkan oleh dokter. Hingga tak lama dari itu handphone Yoongi yang memang sedang di pegang oleh Alan pun berdering. Fyi, handphone ini khusus pekerjaan, bukan handphone pribadi milik Yoongi.
"Lho ini kan telpon dari sekolahnya Taehyung.." gumam Alan pelan.
Sebelum menjawab panggilan telpon tersebut Alan memutuskan untuk lebih dulu memberitahukannya pada sang bos.
"Pak Yoon ini ada telpon dari sekolah Taehyung," ucap Alan.
"Angkat aja Lan."
Setelah mendapat persetujuan dari sang pemilik handphone pun akhirnya Alan menjawab panggilan telpon tersebut.
"Good Afternoon, Alan speaking.. may i help you?"
Terlihat Yoongi yang sudah selesai meminum obatnya nya pun hanya memperhatikan sang asisten pribadi dengan lekat, tak lupa sembari merapihkan kembali obat-obatan tersebut.
"Selamat siang.. apa benar ini dengan orang tua dari ananda Taehyung?" tanya seseorang dari pihak sekolah.
"Saya asisten pribadi ayahnya Taehyung, saat ini beliau sedang tidak bisa berbicara dengan siapapun karena sedang tidak bisa di ganggu, jadi saya yang akan mewakilkan beliau. Ada apa ya pak?"
"Aduh bagaimana ya saya menjelaskannya.. begini saja, apa anda atau ayah nya Taehyung atau siapapun keluarganya bisa menyusul ke rumah sakit? Saat ini Taehyung sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit."
"Rumah sakit? Ada apa pak? Apa yang terjadi dengan Taehyung?" Alan mengecilkan suaranya agar sang bos tidak mendengarnya secara langsung karena ia masih khawatir dengan kondisi kesehatan Yoongi yang sedang dalam keadaan tidak baik.
"Ananda Taehyung jatuh dari tangga belakang sekolah, saya akan jelaskan lebih detailnya nanti saja saat sudah sampai di rumah sakit, saya sangat menunggu kedatangan anda. Dan saat ini kami sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit Harapan–"
"Tolong bawa Taehyung ke rumah sakit Dirgantara International Hospital, jangan ke rumah sakit yang lain. Kita akan bertemu disana."
"Baik pak, kalau begitu saya tutup dulu telponnya, terimakasih ya pak maaf menganggu waktunya dan kami tunggu kedatangannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dirgantara [COMPLETE]
FanfictionTentang keluarga besar Dirgantara, terdiri dari laki-laki tampan semua dimana ada hot daddy dan anak-anak nakalnya.