Pagi ini seperti biasa Jin tengah sibuk berkutat dengan perlatan masak di dapur kesayangannya. Pagi ini suasana di rumah Jin terlihat lebih tenang dari biasanya karena kedua jagoannya masih tidur di kamar mereka masing-masing.
"Oke nasi goreng udah siap, susu juga, apalagi ya yang kurang?" gumam Jin seraya menatap masakan yang sudah selesai ia masak.
"Hm udah deh cukup kayanya, oke deh saatnya bangunin bayi-bayiku."
Lalu Jin menata semua masakannya di meja makan, setelah itu ia berniat melangkahkan tungkainya untuk meninggalkan area dapur namun,
"Ayah.."
Dapat dilihat oleh kedua netra Jin, kini anak bungsunya tengah berjalan ke arahnya dengan tubuhnya yang masih dibalut oleh piyama, tangan kirinya memeluk boneka kelinci dan tangan kanannya di gunakan untuk mengucek matanya, oh jangan lupakan plester penurun demam yang menempel di kening dedek Ning dan itu terlihat sangat lucu sekali membuat Jin yang melihat itu pun harus menahan gemas.
"Dedek," Jin tersenyum sembari melangkahkan tungkainya menghampiri si bungsu dan,
Hap!
Ia membawa tubuh dedek Ning kedalam gendongannya.
"Dedek laper? Mau mam?" tanya Jin seraya mengusap surai dedek Ning dengan lembut.
"Um! Mau mam ayah, dedek laper hehe." jawab si bungsu seraya menganggukan kepalanya lucu.
"Yaudah yuk kita mam,"
Jin lalu mendudukan tubuhnya di salah satu kursi yang ada di ruang makan, dengan dedek Ning yang masih belum mau turun di pangkuannya.
"Ayah, abang mana?" tanya dedek, kepalanya kini sudah menyandar pada bahu lebar Jin.
"Abangnya masih bobo dek," jawab Jin.
"Ih abang kebluk banget sih, ini kan udah jam 8! Ayah bangunin abang, kita kan mau ke rumah ibu!" cerocos dedek Ning seraya mengerucutlan bibirnya lucu.
"Eh? Jadi sekarang mau jenguk ibu?" heran Jin.
"Iya sekarang ayah! Dedek mau sekarang, dedek udah kangen banget banget sama ibu," jawab dedek Ning antusias.
"Tapi dedek masih demam?"
"Gapapa nanti siang juga sembuh kan semalem udah minum obat hihi,"
Jin di buat tertawa geli oleh penuturan sang anak bungsu yang sangat menggemaskan.
"Yaudah adek mam sendiri dulu ya? Biar ayah bangunin abang," ucap Jin seraya mendudukan sang anak di kursi.
"Okidoki! Cepet ya ayah dedek udah laper!"
"Siap sayang!"
Jin mengusap lembut surai dedek Ning, lalu ayah tampan dua anak itu mulai melangkahkan tungkainya berlalu dari area dapur untuk menuju kamar si sulung yang ada di lantai 2.
Satu-persatu anak tangga telah Jin lewati, kini ia sudah berdiri tepatdi depan pintu sang anak sulung, Jungkook.
Tok,
Tok,
Tok,
"Abang, ayah masuk ya?" seru Jin namun tak mendapatkan sahutan dari dalam sana.
Dan tanpa menunggu lagi Jin lantas membuka pintu kamar itu.
Cklek~
Hah,
Jin menghela nafas sejenak saat melihat sang empunya kamar masih tertidur nyenyak dengan posisi tidur yang berantakan. Ia pun langsung memasuki kamar si sulung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dirgantara [COMPLETE]
FanfictionTentang keluarga besar Dirgantara, terdiri dari laki-laki tampan semua dimana ada hot daddy dan anak-anak nakalnya.