Zoe tahu ada yang salah ketika ia menghampiri Keisha dan Vania yang tiba-tiba mendesak dirinya untuk segera ke kafe yang jaraknya sekitar 15 menit dari kampus mereka.
Baik Keisha dan Vania memang dari kampus, berbeda dengan Zoe yang berada di rumah saja seharian ini. Mereka baru menyelesaikan ujian akhir semester, tapi aktivitas di kampus masi mh berjalan bagi keduanya.
Sedangkan bagi Zoe yang memang tidak aktif dalam klub apapun, ia menganggap bahwa ini tanda baginya untuk bersantai di rumahnya. Kadang-kadang juga waktu dihabiskan bersama Asher, entah untuk jalan-jalan atau sekedar bertukar pesan yang menjadi rutinitas dalam keseharian Zoe.
Zoe kira Asher sudah keburu bosan dengannya, karena ini sudah di bulan ketiga sejak mereka dekat dan semakin dekat, Zoe mulai menunjukkan sisi needy dan clingy nya yang di masa lalu selalu menjadi masalah bagi pria-pria yang mencoba mendekatinya.
Tapi Asher masih saja tidak menyerah, pria itu selalu bersama Zoe di waktu luangnya.
Saat ini Asher juga sibuk dengan kegiatannya, membuat Zoe daritadi juga ikut sibuk menonton drama Korea yang baru saja tayang dan sedang digemari banyak orang.
Lalu kemudian, Vania dan Keisha memintanya untuk mendatangi mereka di Kafe, Zoe langsung saja mengiyakan.
Tapi atmosfer ini membuatnya bingung, rasanya baru pertama kali ia merasa dibuat merasa sangat bersalah hanya dengan tatap Keisha saja, dilihatnya Vania yang menggelengkan kepala berkali-kali.
"Gak usah mikir macem-macem, Keisha emang lagi mode dramatis aja."
Keisha mengeluarkan tawa tidak percaya, diliriknya Vania sekilas sebelum dengan wajah menggerutu melihat kearah Zoe lagi.
"Dramatis? Ini gue beneran gak nyangka sahabat gue dari jaman kapan tau ternyata deket sama Asher dan gak bicara sepatah kata pun! Gila lo ya, Zoe?"
Zoe tersenyum canggung, duduk tepat di hadapan Keisha yang marah-marah terasa salah. Sejujurnya ia sudah menebak ini pasti akan terjadi, terutama ketika Asher bercerita tentang Gavin dan Sean yang tidak sengaja mengetahui kedekatan mereka.
Asher memang menggunakan foto Zoe di pantai sebagai layar ponselnya baik untuk halaman kunci maupun halaman utama. Saat itu Sean ingin minta tolong untuk mengisikan pulsa ponselnya yang kehabisan data.
Saking dekatnya mereka, Asher bahkan tanpa ragu mmbiarkan Sean untuk membuka ponselnya sendiri dan membeli pulsanya secara mandiri karena sedang sibuk main PS dengan Gavin.
Disitulah Sean melihat semuanya, tentu saja rasa terkejut langsung hinggap di hatinya, meskipun intensitas pertemuan mereka tidak bisa dikatakan jarang, tetapi mereka bukan tipe pertemanan yang ingin tahu tentang urusan teman mereka kecuali bercerita duluan.
Tampilan layar Asher yang jelas ia ketahui orangnya, Zoe, membuat rasa penasaran itu tak terbendung. Sean langsung menanyakan perihal itu sesaat setelah membeli pulsa untuk dirinya.
Saat ditanya wajah Asher bahkan tidak terlihat terkejut, saat ditanya kenapa, Asher jawab dari awal dia memang tidak pernah ada niatan untuk menyembunyikan apapun. Tapi menghargai Zoe yang masih belum sepenuhnya yakin pada dirinya.
Sean dan Gavin dibuat heboh mendengar pernyataan itu, akhirnya malam itu Asher dipaksa menceritakan semua. Penghujung hari, pria itu langsung melaporkan semuanya pada Zoe sekaligus minta maaf, bicara tentang membiarkan Sean dan Gavin tahu.
"Mau gimana lagi? Pada akhirnya emang ketahuan sih." Sahut Zoe pada saat itu, Asher mengangguk setuju.
"Tapi kamu gak keberatan temen-temen kamu tau tentang kita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown
Teen Fiction"if you're lucky enough, red invisible string tying both of you together. But again, not everyone got luck handed to them."