Chapter 18 - Thought You See It Coming (You Never Could)

892 174 118
                                    

My Zoe

Aku sudah terima kiriman kamu

Makasih

I'm happy that you still remember me

Sudah pagi pun, Asher masih memandangi pesan yang ia terima dari Zoe tadi malam. Di pesan selanjutnya yang Asher kirim, pria itu bertanya kenapa dia melupakan Zoe?

Tapi pertanyaan itu malah jadi pikirannya yang mengganggu. Asher dibuat terdiam, berbaring di tempat tidurnya sambil melihat bagaimana Sean bermain PS seorang diri, karena Gavin lebih dulu pamit untuk pergi.

"Thinking about Zoe?" Tanya Sean, masih fokus bermain PS.

Asher melirik ke bawah, lalu segera duduk di kasurnya.

"I think about her a lot lately." Akui Asher.

Sean terlihat terdiam sesaat. Layar menunjukkan permainan yang berakhir dengan kemenangannya, lalu berbalik melihat Asher dengan wajah terkejut.

"Serius? Bahkan setelah gue ngasih tau tentang pulangnya Bella?"

"Apa hubungannya Bella sama semua ini?" Tanya Asher berlagak tidak mengerti.

Seperti inilah dirinya. Asher yang tertutup mengenai semua tentang Bella, seakan begitu marah dan membuang kenangan bertahun-tahun mereka saat bersama, sedang sebenarnya ia biarkan dirinya terkurung dalam ruangan yang dipenuhi memori indah mereka bersama.

Tidak ada dari Sean ataupun Gavin yang pernah duduk untuk mendengarkan tangisnya atas Bella. Asher hanya perlu berkata, 'Jangan ngomongin tentang dia lagi depan gue'.

Dan setelahnya, mereka bertiga menjalani hidup seakan bagian tentang Asher bersama Bella tidak pernah ada.

"Sher, meskipun lo gak pernah mau ngomong sama gue dan Gavin. Kami tau, tau kalau lo sebenarnya banyak kesulitan karena Bella ninggalin lo gitu aja sama perasaan marah juga buruk yang terlalu numpuk."

Asher dibuat terperangah mendengar semua hal yang Sean katakan. Mungkin mereka terlalu lama bersahabat sampai tak perlu bertukar kata agar Sean mengerti perasaannya.

Bella meninggalkannya begitu saja. Sampai saat ini Asher masih ingat hari saat mereka berpisah.

Saat itu Bella memberi tahu bahwa ia akan pindah ke London dalam kurun waktu satu minggu lagi. Asher saat itu kebingungan.

Satu minggu lagi?

Mana mungkin Bella memberi tahu kepergiannya satu minggu sebelumnya? Bagaimana dengan Asher? Bagaimana dengan hubungan mereka?

Bella kemudian menjelaskan bahwa sudah jadi asumsinya kalau mereka tetap bersama. Karena Bella dan Asher telah bersama lima tahun lamanya, menjadi masa muda menyenangkan bagi satu sama lain.

Tapi Asher benci jarak. Ia benci harus berjauhan dengan Bella tanpa bisa menyiapkan diri. Setiap kali bertemu hanya ada dingin dan argumen tiada henti.

Sampai satu kata berbahaya itu meluncur dari mulutnya,

"Putus lebih baik daripada harus LDR."

Asher ingat bagaimana ekspresi Bella yang ia buat terperangah, memundurkan tubuhnya dengan mata yang dikerjapkan berulang kali. Kesulitan memproses ajakan berpisah yang dilontarkan dengan mudah itu.

Pada akhirnya, Asher melihat bagaimana Bella mengiyakan dengan air mata memenuhi wajahnya.

Setelahnya, Bella pergi.

Bella benar-benar pergi tanpa sempat mereka bertemu untuk duduk berdua, membicarakan semua yang terjadi, meluruskan perasaan buruk yang tertanam di diri masing-masing.

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang