Chapter 25 - That it is...

1.2K 217 113
                                    

"Maksudnya apa? Zoe yang selalu percaya kebohongan?"

Asher melihat bagaimana warna di wajah Zoe pudar secara perlahan.

Ia mengutuk diri sendiri, melontarkan pertanyaan tidak penting saat mereka sedang berada di perdebatan panas ini.

Akhirnya pria itu menghela nafas panjang sambil menunduk.

"It's very stupid of me to even ask that question."

Zoe masih diam meski beberapa kali ikut berusaha menetralkan nafasnya. Asher melihat tangan Zoe yang berhenti bersedekap saat ini, merasa tidak punya waktu untuk menunjukkan ragu, Asher menggenggam kedua tangan Zoe.

Lalu mengecupnya pelan bergantian. Ia berusaha menciptakan suasana tenang diantara mereka, meski ucapan Zoe terasa berdengung di kepalanya saat ini.

"Salah aku karena bikin kamu kecewa berkali-kali. Salah aku karena selalu bikin marah, dan salah aku sampai bisa bikin kamu gak ngerasa di hargai. Aku minta maaf sekarang pun udah gak terlalu berarti, karena maaf jadi hal yang terlalu lumrah di hubungan kita. Lagi-lagi itupun karena aku."

Asher terus-terusan menunjuk dirinya atas kesalahan yang menyebabkan hubungannya bersama Zoe terasa terus di dorong hingga ke tepi jurang seperti sekarang.

Padahal Asher tahu betapa enggannya Zoe untuk melepasnya pergi menemui Bella, baik yang pertama ataupun kali kedua.

Tapi ia tetap lakukan itu semua, demi mengetahui kebenaran dari yang selama ini ia percaya.

"Aku janji bakal memperlakukan kamu dengan lebih baik, Zoe."

"Jangan." Lirih Zoe.

"Jangan apa?"

"Aku benci kalau kamu mau coba perbaiki semuanya. Kamu pun udah ngerasa kalau kita udah terl-,"

"Gak papa kalau kamu belum mau terima maafnya aku. Tapi, aku juga minta tolong buat jangan bilang kata-kata yang merujuk tentang perpisahan gitu. Kita masih bisa sama-sama, aku bakal coba yang terbaik mulai sekarang."

Asher menatap mata Zoe yang berkaca-kaca.

Keadaan hening antara mereka berdua. Hanya ada dua insan yang berhadapan dengan mata yang menunjukkan emosi berbeda, sedang satu penuh keyakinan.

Zoe dipenuhi dengan keraguan.

Ia kehilangan mampu untuk bisa percaya pada Asher lagi.

Dalam otaknya, apapun yang pria itu bicarakan. Semuanya tidak lebih dari kebohongan.

Zoe rasanya ingin berteriak frustasi dengan betapa hebatnya Asher dalam mengendalikan perasaannya. Padahal ia sudah yakin ingin pergi, tapi kemudian Asher datang dengan semua janji.

Bahkan berkata, Zoe hanya akan diperlakukan dengan lebih baik mulai sekarang.

Zoe tatap Asher dengan pandang kosong. Bertanya apa yang membuat pria ini bersikap baik secara tiba-tiba? Apa ia melakukan kesalahan begitu besar saat bersama Bella lalu berusaha menebus rasa bersalahnya saat ini?

Apa Asher juga ingin memberikan kenangan baik sebelum membuang Zoe saat Bella kembali nanti?

Hanya ada pemikiran negatif yang memenuhi kepalanya.

Tapi Asher terus-terusan mengecupi tangannya. Berkali-kali menyadari kesalahan yang ia perbuat, Zoe pun masih perlu berada di sisi Asher sampai hari dimana ia pergi meninggalkan semua.

Perempuan itu membalik tangannya, kini mempertemukan telapak miliknya dengan milik Asher sebelum balas menggenggam.

"Oke, ayo kita habiskan waktu dengan lebih baik mulai sekarang."

CountdownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang