11 ~ Pingsan

19 3 0
                                    

"Baru pulang lo," celetuk Manda yang sedang menonton film di ruang keluarga saat mendengar Alghisa baru saja menutup pintu utama.

Alghisa terdiam melihat Manda bangkit dan berjalan menghampirinya. "Gimana perasaan lo dianterin sama cowok populer di sekolah? Gatel!"

Alghisa tidak mengerti ucapan Manda. Tapi dia rasa cowok yang dimaksud adalah Joshua. Lagipula Alghisa tidak peduli jika Joshua adalah cowok populer atau tidak di sekolah. Dia juga tidak meminta Joshua untuk mengantarnya pulang.

"Maksud kamu apa?" Tanya Alghisa.

Manda menepuk tangannya beberapa kali. Memandang rendah Alghisa. "Wow! Dasar cewek gatel! Baru sehari jadi murid baru aja udah caper ke Joshua. Enggak ada harga diri banget lo! Sama aja kayak ummi lo yang sok suci itu!"

"Jaga omongan kamu Manda!" Kesal Alghisa karena Manda telah menghina umminya.

Alghisa melengos meninggalkan Manda yang geram melihat kakak tirinya itu berani melawannya. Sementara Alghisa hanya tidak ingin emosinya meledak dan justru memperburuk hubungan keluarga yang sudah renggang dengannya.

🥀🥀🥀

Malam yang indah ini sepertinya sedang berpihak pada Alghisa. Dia duduk di kursi belajar sambil menatap kosong bulan yang indah diluar jendela kamarnya. Tiba-tiba ponselnya berdering. Dia meraih ponsel di dekat lampu belajar. Saat melihat nama yang tertera matanya berbinar. Ternyata panggilan video call itu dari Jenny. Dengan perasaan senang Alghisa menggeser ibu jarinya ke atas. Sedetik setelahnya muncul wajah Jenny dilayar ponselnya.

"Halo, Jen!" Sapa Alghisa.

"Hai! Gimana kabar kamu hari ini?" Tanya Jenny.

"Baik kok, Jen. Kamu gimana?"

"Aku juga baik. Tapi, tega banget kamu enggak pernah ngabarin aku, jadi udah ada pengganti aku nih disana, sampai lupa sama aku. Oke." Celoteh Jenny dari balik layar.

Alghisa terkekeh. "Jangan bilang gitu, Jen. Aku udah kehilangan Athiar, aku enggak mau kehilangan kamu juga."

"Aku juga enggak mau kehilangan kamu, Ghis. Nanti siapa yang marahin aku kalo aku salah."

"Itu yang buat kamu kangen sama aku, kan?"

Jenny mengangguk dan tersenyum. "Kamu bahagia disana?"

"Aku bahagia kamu ngabarin aku." Ujar Alghisa mengalihkan pertanyaan Jenny.

Wajah Jenny berubah serius. "Gimana masa lalu kamu? Enggak ada masalah, kan? Sakit kepala, enggak?" Tanya Jenny khawatir.

"Tenang aja, aman terkendali." Alghisa tersenyum meyakini Jenny.

"Ohh ya?" Jenny mengangkat kedua alisnya tidak percaya.

"Udahlah, Jen. Aku baik-baik aja."

Jenny menghela napas. "Kalo kenapa-napa atau ada keluhan langsung konsultasi ke psikiater kamu, Ghis. Mau cerita ke aku juga boleh, kok. Kamu jangan salah paham sama maksud aku bilang gitu, Ghis."

"Iya-iya Jenny bawel." Alghisa terkekeh menatap Jenny.

Jenny tersenyum. "Kamu kenapa belum tidur? Pasti disana udah malem," lanjutnya. Alghisa mengalihkan kameranya ke langit beberapa saat.

"Iya, disini udah malem, tapi lagi belum tidur aja sih."

Di seberang ponsel, langit masih terlihat cerah. Untuk beberapa saat Alghisa memperhatikan latar dibelakang Jenny, terlihat masjid hagia sophia dibelakangnya. "Kamu lagi di aya sophia, Jen?" Tanya Alghisa memastikan.

"Iya. Tempat favorit kamu, kan. Aku sengaja kesini sepulang sekolah. Kangen duduk-duduk dikursi ini sama kamu."

Alghisa mengangguk sambil tersenyum lebar. "Sama. Aku juga kangen, Jen."

Kembalinya Cahaya di Hagia SophiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang