3 ~ Kabar Buruk

28 5 0
                                    

"Apa? Kamu bilang aku cocok sama cowok Turki itu?" Alghisa tak habis pikir dengan Jenny. Dia mengangguk. "Kalo aja aku enggak liat effort dia selama ini, aku juga sebenernya enggak mau dateng."

"Seengaknya kamu harus belajar bersikap baik ke orang yang mau temenan sama kamu. Coba deh belajar nerima mereka. Aku tau kita emang gaboleh terlalu deket ataupun berlebihan temenan sama laki-laki, kamu harus pegang prinsip itu. Dimana pun itu. Tapi yang penting kamu jangan bersikap apatis aja ke mereka."

Mendengar perkataan Jenny, Alghisa menghentikan langkahnya. Jenny melakukan hal yang sama, dan menatap lekat Alghisa.

"Menyesal itu wajar Ghis, tapi kamu enggak harus menghukum diri kamu sendiri dengan menutup diri, enggak mau berhubungan sama orang lain bukanlah solusi. Kamu juga butuh bersosialisasi. Kamu berhak punya banyak teman. Kalau kamu terus menutup diri, bukan kamu aja yang tersakiti, tapi orang lain yang mau berteman sama kamu juga ikut tersakiti karena sikap kamu yang dingin sama mereka."

Alghisa terdiam melongo dibuat Jenny. "Kamu Jenny?" Tanya Alghisa tidak percaya sambil mengerjapkan matanya.

"Ghis! Aku enggak lagi bercanda." Kesal Jenny karena sudah berbicara panjang lebar namun Alghisa justru menanyakan hal konyol.

Alghisa tertawa kecil, "Belajar kata-kata bijak dari mana Jen? Udah kayak motivator aja."

"Ghisa ishh!" Rengek Jenny kesal bercampur lelah menghadapi sikap Alghisa.

"Enggak cocok kamu Jen kalau tiba-tiba jadi bijak begini." Alghisa tertawa kecil.

Jenny tersenyum. "Gini-gini aku juga bisa bijak lhoo."

"Dasar konyol!" Cerca Alghisa disusul tawa Jenny.

Alghisa membuka pintu kaca didepanya, pandangannya menyusuri penjuru cafe. Tentunya mencari pria yang mengajaknya minum kopi sore tadi. Pandangannya berhenti tepat pada seorang pria dengan jaket parka berwarna biru gelap yang dikenakannya.

Alghisa berjalan menghampiri meja Derya. Derya tersenyum melihat kedatangan Alghisa dan Jenny. Alghisa sedikit gugup karena untuk pertama kalinya lagi dia berniat memulai pertemanan selain dengan Jenny. Perkataan Jenny sebelum masuk cafe pun terus saja terlintas dalam pikirannya.

"Hoş geldin."
(Selamat datang) Sapa Derya dari tempat duduknya sambil tersenyum.

"Hoş buldum." Jawab Jenny yang lebih dulu duduk dihadapan Derya.

"Iyi akşamlar Derya." Sapa Alghisa mencoba bersikap baik kepada teman barunya.

"Iyi akşamlar, arkadaşlar."

Alghisa ikut duduk di kursi yang tersedia. Mereka duduk mengelilingi meja bundar yang terdapat tiga kursi dengan sebuah laptop diatasnya. Mereka langsung memesan roti dan kopi.

Ee, şimdi arkadaş mıyız?
(Jadi, apakah kita berteman sekarang?) Tanya Derya memastikan.

"Evet, şimdi arkadaşiz."
(Ya, sekarang kita berteman.) Alghisa mengangguk sembari tersenyum kaku.

"Buraya yolculuğunuz nasıldı?"
(Gimana perjalanan kalian kesini?) Tanya Derya.

"Sorun değil."
(Enggak ada masalah.) Balas Jenny. Mendengarnya Derya mengangguk mengerti.

Alghisa kembali menyeruput kopi hangatnya ditengah cuacak yang dingin sembari mendiskusikan tugas sekolah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alghisa kembali menyeruput kopi hangatnya ditengah cuacak yang dingin sembari mendiskusikan tugas sekolah mereka. Beberapa menit berlalu hingga dering ponselnya menghentikan sejenak aktivitasnya. Jenny dan Derya ikut menatap ponsel Alghisa yang diletakkan diatas meja. Seolah mengerti, mereka diam menatap Alghisa dan membiarkan Alghisa mengangkat teleponnya terlebih dahulu.

"Bir an."
(Sebentar.) Ujar Alghisa.

"Halo, abiy?"

"Adikmu masuk rumah sakit, nak. Dasa kecelakaan." Ujar abinyya langsung. Dari nada bicaranya Alghisa bisa mendengar kepanikannya saat ini. Sebenarnya Alghisa juga panik. Tapi dia mencoba menyembunyikan perasaannya.

"Pagi tadi setelah menelepon kamu, Dasa lari menyebrangi jalan sambil menangis. Lalu Dasa tertabrak mobil. Sekarang Dasa koma dan butuh kamu disampingnya. Abiy menyesal enggak bisa nyelametin Dasa. Karena itu abiy mohon kali ini kamu pulang ke Jakarta. Lakukan ini demi adik kamu, Dasa. Abiy mohon."

Alghisa menjatuhkan ponselnya. Suara jatuh ponselmya tentu membuat beberapa orang menoleh ke meja mereka. Wajah Alghisa pucat pasi. Dia memijat tulang hidungnya, mencegah air matanya turun, sementara tangan yang lain berpengangan pada meja didepannya berusaha menahan emosinya saat ini. Dia merasa kecelakaan Dasa memang salahnya.

Jenny mengambil ponsel itu dan memberikannya pada Alghisa. "Kenapa, Ghis? Apa ada masalah?" Tanyanya.

"Dasa, Jen! Dia kecelakaan."

"Terus gimana keadaan Dasa sekarang?" Tanya Jenny ikut panik.

"Dasa koma, Jen." Ujar Alghisa sedih disusul tangisnya yang mulai pecah.

"Kalau gitu kamu harus pulang ke Jakarta, Ghis."

"Tapi kamu tau Jen apa yang aku alami."

"Aku tau kamu akan terluka Ghis, tapi aku percaya kamu bisa melaluinya. Kamu lawan masa lalu kamu ya, aku tau kamu pasti bisa. Bukannya kamu udah janji mau kembali buat minta apa yang telah diambil tempat itu."

Mendengar perkataan Jenny membuat batin Alghisa berkecamuk. Apalagi mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Jenny. Dalam situasi singkat ini Alghisa harus memutuskan pergi atau tidak untuk memperbaiki semuanya.

Dengan ragu Alghisa menjawab. "Ya, aku akan pulang ke Jakarta malam ini juga."

Jenny tersenyum, sementara Derya masih belum mengerti situasinya, apalagi masa lalunya. Jenny mencoba menjelaskan kepada Derya mengenai kecelakaan Dasa dan kepulangannya ke Jakarta.

"Aku antar ke bandara." Ujar Jenny sambil mengusap lengan kanan Alghisa demi menguatkannya.

"Gimana kita kesana?" Tanya Alghisa.

"Yardıma ihtiyacın var mı? Arabayı getirdim."
(Apa kalian butuh bantuan? Aku bawa mobil)." Tanya Derya.

"Lütfen bizi havaalanına götürün."
(Tolong antar kami ke bandara.) Ujar Jenny.

Derya langsung pergi ke parkiran dan mengemudikan mobilnya. Alghisa dan Jenny menunggu di depan cafe, tak butuh waktu lama Derya kembali. Mereka berdua langsung menaiki mobil milik Derya. Alghisa pulang ke apartemennya terlebih dahulu sekedar mengemasi barang-barang dan paspor yang harus dia bawa. Setelah siap Alghisa segera meminta Derya bergegas pergi ke Bandara.

🥀🥀🥀

#TBC
Makasih yang udh baca cerita ini, semoga suka ya :)
Jangan lupa voment 💙
Dukungan kalian sangat berarti 🤗

See you next part 🖐🏻

Kembalinya Cahaya di Hagia SophiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang