Setelah turun dari mobil Alghisa menatap rumah besar di hadapannya. Dia berjalan perlahan dan memencet bel di dekat pintu. Tak lama seorang wanita tua membukakan pintu. Alghisa tersenyum menyapa wanita tua itu.
"Cari Nak Reno ya, non?" Tanyanya.
"Iya."
"Ternyata aslinya lebih cantik dari yang dibilang Nak Reno." Ujar wanita tua itu membuat Alghisa mengerutkan kening. "Mari masuk," pintanya sambil mengajak Alghisa masul ke ruang tamu.
Alghisa masih belum bisa mencerna perkataan wanita tua itu. Seolah paham dengan ekspresinya, wanita tua itu berujar lagi. "Tadi Nak Reno bilang sama mbok kalau temannya mau datang, gadis cantik katanya." Wanita yang menyebut dirinya mbok itu tersenyum menatap Alghisa. Alghisa ikut tersenyum malu.
"Silahkan duduk, Non. Tunggu sebentar ya, nak Reno masih ganti baju. Mbok mau ambil minuman dulu ke dapur."
"Iya, mbok. Makasih." Ucap Alghisa pada wanita tua yang menyebut dirinya dengan sebutan mbok.
Alghisa mengeluarkan ponsel dari tas kecilnya. Ada notifikasi dari hiraeth. Dia segera membuka room darinya. Alghisa mengernyit, dari mana hiraeth tau dia sedang kerja kelompok. Alghisa menatap sekeliling, dia benar-benar merasa di untit.
Senyuman kecil terukir diwajah Alghisa saat melihat emoticon yang dikirim hiraeth. Saat tersadar ia segera menetralkan ekspresi wajahnya dan membalas pesan itu.
Alghisa langsung mematikan ponselnya saat mendengar suara pintu kamar yang terbuka. Dia melihat kearah pintu itu, pemuda yang sedang dia cari keluar dari kamarnya. Reno berjalan menghampiri Alghisa dan duduk berhadapan disofa yang tersekat dengan meja.
"Udah lama nunggunya?" Tanya Reno.
"Enggak kok, baru aja sampai."
Mbok Sri datang dengan secangkir teh hangat yang dibawanya. "Silahkan diminum tehnya, non." Ujarnya ramah sambil meletakkan teh di meja. Alghisa mengangguk dan tersenyum.
"Kenalin ini mbok Sri yang ngurusin gue sejak kecil." Ujar Reno.
Alghisa bangkit dan menyalimi punggung tangan mbok Sri sebagai wujud tata kramanya.
"Enggak perlu sampai cium tangan, non." Ujar mbok Sri memegangi tangan Alghisa.
"Enggak papa, mbok."
"Yasudah, mbok ke belakang dulu." Ujar mbok Sri. Mbok Sri memegang lembut pipi Alghisa sebelum akhirnya pergi dari hadapannya.
"Kalau gitu gue ambil peralatannya dulu di tas gue. Lo kalau mau liat-liat rumah gue enggak papa, enggak perlu sungkan disini, anggap aja rumah sendiri." Ujar Reno kemudian meninggalkan Alghisa sendirian di ruang tamu.
Alghisa beranjak mengitari ruang tamu. Melihat-lihat seisi rumah itu, rumah yang begitu besar tapi tak banyak yang tinggal disana. Alghisa memperhatikan rumah Reno yang terasa sepi. Pandangannya berhenti di sebuah bupet, barang-barang pajangan tersimpan rapi disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Cahaya di Hagia Sophia
Fiksi Remaja[ON GOINGGG] Alghisa Shaenette seorang gadis yang mengidap gangguan mental post traumatic stress disorder akibat insiden yang menimpanya delapan tahun lalu. Alghisa mengelak takdir dan mengasingkan diri ke negara sekuler. Namun, takdir membawanya ke...