23 ~ Kehujanan

18 3 0
                                    

Alghisa terjaga, begitu dia membuka mata, silau matahari langsung menyambut iris matanya. Alghisa menutupi matanya yang menyipit dengan punggung tangannya.

Tiba-tiba Alghisa merasa ada yang aneh. Dia mendengar jelas suara deburan ombak di dekatnya. Dia juga tersadar merasakan pasir disekujur tubuhnya. Reflek Alghisa langsung bangkit duduk, dia menatap heran sekitar.

"Gimana aku bisa disini." Gumam Alghisa pelan.

Alghisa mengernyit bingung sambil menatap air laut yang terhampar di depannya. Pandangannya kembali menatap sekitar. Perhatiannya tertuju pada wanita berpakaian serba hitam dengan jilbab lebar yang menjuntai panjang kebelakang sedang berjalan membelakanginya.

 Perhatiannya tertuju pada wanita berpakaian serba hitam dengan jilbab lebar yang menjuntai panjang kebelakang sedang berjalan membelakanginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alghisa yang juga memakai pakaian serba hitam berdiri dan mengejar wanita itu karena penasaran. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya. Alghisa terus berlari mengejar wanita itu. "Hei! Kamu siapa?" Teriaknya.

Wanita itu mebalikkan dirinya begitu mendengar suara Alghisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita itu mebalikkan dirinya begitu mendengar suara Alghisa. Alghisa mematung di tempat ketika wanita itu menatapnya sambil tersenyum. Senyum yang sangat dia rindukan dan selalu ingin dia lihat.

"Ummi," gumamnya tidak percaya.

Alghiaa mengucek kedua matanya dan menatap wanita itu lagi, memastikan wanita di depannya itu benar-benar umminya. Wanita itu tersenyum lebih lebar sambil mengangguk. Alghisa semakin yakin wanita itu memang umminya. Alghisa ikut tersenyum menatap sosok yang sangat dia rindukan selama ini. Zannah merentangkan tangannya bersiap memeluk Alghisa.

"Ummi!" Teriak Alghisa sambil berlari mendekati umminya. Dia langsung memeluk Zannah erat. Terasa sangat berbeda saat terakhir kali Alghisa memeluk umminya saat masih kecil. Sekarang dia sudah tumbuh dewasa.

Alghisa menangis haru dipelukan Zannah. "Alghisa rindu ummi." Ujar Alghisa sambil menahan isak tangisnya.

"Ummi lebih rindu kamu, sayang."

Hati Alghisa terenyuh mendengar suara umminya kembali setelah sekian lama. Tiada momen paling bahagia selama delapan tahun terakhir yang dia alami selain saat ini.

Kembalinya Cahaya di Hagia SophiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang