Alghisa terjaga. Entah berapa lama dia tidak sadarkan diri. Saat dia membuka mata, dia masih di tempat yang sama. Alghisa kecil melihat kameranya. Hanya sedikit lecet karena sedari tadi dia mendekapnya. Alghisa berusaha bangkit, meneriaki umminya sambil menangis.
Entah apa yang terjadi padanya. Nihil. Tidak ada jawaban. Alghisa merasa tidak ada harapan. Pandangannya lurus. Tatapannya kosong menatap taman indah didepannya berubah menjadi tempat mengerikan.
'Tolong! Tolong! Sakit! Arghhhh! Tolong!'
Yang dia dengar hanya suara rintihan dan jeritan rasa sakit yang dirasakan orang-orang disekitarnya. Suara itu terus menggema di telingaAlghisa melangkah maju ke depan. Dia sangat takut saat melihat orang-orang disekitarnya. Mereka terlihat seperti dipanggang, darah menggenang disegala tempat, banyak orang-orang terjebak di dalam mobil.
Darah mengalir, hangat Alghisa rasakan saat seorang lelaki paruh baya menahan langkahnya. Tangan lelaki itu mencengkram kakinya, Alghisa melihat kebawah, rasanya mual melihat darah yang menggenang dibawah kakinya.
"Alhisa? Alghisa? Lo enggak papa? Alghisa bangun! Alghisa bangun!" Suara Joshua menyadarkannya.
Alghisa terjaga dari mimpinya. Dengan napas terengah-engah dia membuka matanya. Menyadarkan kalau tadi hanya bagian dari bunga tidurnya. Alghisa langsung berlari ke wastafel di sudut ruangan, memuntahkan segala isi perutnya. Bagian terkahir mimpinya benar-benar membuatnya mual.
Setelah mengelap mulutnya, Alghisa kembali ke ranjang uks. Semua yang disana melihatnya khawatir. "Nih Ghis, minum." Reno dengan sigap menyodorkan segelas air kepadanya.
Alghisa meraih gelas itu dari tangan Reno dan meminumnya sampai habis. Setelah meletakkan gelas itu di nakas, Alghisa berusaha menenangkan diri. Pandangannya melihat ke sekitar. Ruang bercat putih bersih dengan aroma obat-obatan sudah menjawab pertanyaannya. Alghisa menatap orang-orang disekelilingnya. Dia melihat Joshua, Reno, Adnan, dan dua orang anggota PMR perempuan yang menjaga UKS.
"Lo beneran enggak papa, kan?" Tanya Joshua. Alghisa hanya menggeleng.
"Tapi lo kayak orang kejang-kejang gitu pas pingsan, gue kira pengen mati, eh bukan, kayak orang kesurupan maksud gue." Celetuk Adnan heran yang membuat seisi ruangan justru geram mendengarnya. Bukannya khawatir Adnan masih sempat berkata seperti itu pada Alghisa.
"Kakak punya riwayat epilepsi, kah?" Tanya Nuna, salah satu anggota PMR yang sedang bertugas.
Alghisa hanya menggeleng lemas. "Yasudah, istirahat ya kak. Kalau butuh sesuatu panggil kita aja." Ujar anggota PMR lainnya yang keduanya merupakan adik kelas Alghisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Cahaya di Hagia Sophia
Genç Kurgu[ON GOINGGG] Alghisa Shaenette seorang gadis yang mengidap gangguan mental post traumatic stress disorder akibat insiden yang menimpanya delapan tahun lalu. Alghisa mengelak takdir dan mengasingkan diri ke negara sekuler. Namun, takdir membawanya ke...