25 ~ Penguntit

20 3 0
                                    

Alghisa membenarkan hijab yang dia kenakan sambil bercermin di cermin besar miliknya. Tiba-tiba notifikasi skyline berbunyi. Dia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja belajar.

Alghisa membulatkan matanya begitu membaca pesan dari hiraeth

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alghisa membulatkan matanya begitu membaca pesan dari hiraeth. Refleks dia melihat sekelilingnya. Tiba-tiba notifikasi kembali muncul.

 Tiba-tiba notifikasi kembali muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada balasan lagi dari hiraeth. Alghisa terheran hiraeth bisa tau segalanya. Dia sendiri bahkan tidak tau akan pergi kemana bersama Adnan. Disisi lain ini kesempatan yang bagus untuk mencari tau siapa hiraeth sebenarnya. Dia bilang dia akan berada disekitar Alghisa.


Terdengar ketukan pintu rumahnya. Alghisa mematikan ponselnya dan mengambil waist bag hitam miliknya yang ada di atas nakas. Dengan cepat Alghisa menuruni anak tangga. Alghisa membuka pintu rumahnya. Benar saja, Adnan sudah berdiri disana dengan hoodie jumper hitam yang biasa dikenakannya.

Adnan sedikit merapikan hijab pasmina yang dipakai Alghisa. Dia tersenyum. “Nah, kalo gini kan aura cantik lo lebih keliatan.”

“Hm,” dehamnya.

“Yaudah, ayo berangkat.” Ajak Adnan.

Alghisa celingukan mencari motor Adnan. “Kamu enggak bawa motor?”

“Enggak.” Jawab Adnan singkat.

“Motor kamu kemana?”

“Biasa, satunya lagi butuh asupan. Terus satunya lagi bocor tadi di jalan, karena buru-buru udah mendung, jadi gue tinggal di bengkel.”

Alghisa mengangguk mengerti. Pak Sastro datang dengan mobil tepat di hadapannya. Ternyata Adnan sudah meminta Pak Sastro untuk mengantar mereka. Di tengah perjalanan hujan turun deras. Alghisa menyandarkan kepalanya ke kaca mobil seraya menatap keluar.

“Ouh ya, gue belum kenalin lo sama bunda gue. Bunda gue pasti seneng banget ngeliat lo.” Adnan memulai perbincangan karena sejak tadi mereka berdua hanya diam.

Kembalinya Cahaya di Hagia SophiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang