Tiga

4.6K 470 8
                                    

"Ice latte dan cheese cake nya Nona. "

Perhatiannya terbagi, dengan pelan wanita itu meletakan kaca matanya di atas meja, mendorong sedikit menjauh laptop dan beberapa catatan yang tadi sibuk Ia otak atik.

Senyumnya tidak terlihat jelas, tipis sekali, namun sebaliknya, gadis dengan apron dan baki yang masih Ia genggam masih tersenyum ramah menunggu dipersilahkan untuk pergi.

"Berapa lama Kamu bekerja di sini?"

Suara itu terdengar, rasa gugup mendadak mendominasi, bicaranya pelan sekali terdengar membuat Nam memfokuskan pandangan sepenuhnya kepada gadis itu.

"Sa—satu tahun Nona. "

"Ada yang menjahatimu?"

"Ti—dak. "

"Duduklah. "

Nam menarik kursi yang berada di sebelahnya, mempersilahkan gadis itu untuk duduk, menyesap kopinya sebentar, lalu kembali fokus kepada gawainya.

"Kenapa Kau ingin bekerja di sini?"

"Saya butuh sekali uang Nona. "

"Berapa gajimu?"

"Satu juta delapan ratus ribu. "

"Bersih?"

Anggukan itu terlihat seperti mengerti keadaan yang ada, Nam meletakan kartu namanya di atas meja, menyuruh Becky mengambilnya, Ia punya pekerjaan yang akan jauh lebih banyak menghasilkam uang dari pada bekerja di tempat yang penuh tekanan ini.

"Tulis surat resingmu, bekerjalah bersamaku, Aku pastikan Kau akan mendapatkan banyak uang. "

"Nona?"

"Wanita yang kemarin adalah pemilik restoran ini, Ia tertarik denganmu, menginginkanmu untuk bekerja bersamanya. "

"Ba—baik Nona. "

"Temui Aku di alamat itu besok, "

"Baik. "

"Silahkan bekerja kembali, dan ini Kau bisa memakannya, Aku hanya butuh kopiku, semoga harimu menyenangkan. "

Becky terdiam, menatap bagaimana tubuh itu menghilang di balik pintu restorannya, Ia tersenyum, mengambil cake yang tertinggal, Ia belum makan, dan memilih mengambilnya dan memakannya diam-diam.

Namun semua orang punya sisi jahatnya masing-masing, pandangannya melemah saat orang yang paling tidak menyukainya melempar cake itu dengan sengaja ke lantai, Becky baru memakannya satu sendok, pupus sudah harapannya untuk mengisi perutnya kali ini.

"Heh, Kamu nyuri?"

"Gak Kak, halah, ini Kue masih utuh, gila ya pantesan restoran minus terus pemasukannya kalau ada kariawan pencuri kayak Kamu. "

"Demi Tuhan, Aku gak nyuri Kak, tadi ada custumer yang ngasih. "

"Gak usah alasan deh Kamu, kalau nyuruh mah nyuri aja, mana ada maling ngaku. "

Pukulan demi pukulan Ia rasakan, bagaimana badan itu di tarik dan dihempaskan ke lantai, bagaimana hukuman social itu mencekiknya, pandangan mata yang terarah kepadanya, semuanya benar-benar menghancurkan harga dirinya.

"Ada apa ini?"

"Udah Pak, pecat aja, pencuri Dia, Saya jadi saksi Dia udah banyak banget ambil barang di restoran. "

"Kamu ada buktinya?, CCTV masih dalam perbaikan?"

"Saya yang lihat sendiri Pak. "

"Benar Becky?"

HEAL ME (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang