Dua belas

4.7K 474 20
                                    

Langkah kaki yang tidak pernah lagi tegap, tenaga yang terkuras habis karena tangis yang tidak kunjung berhenti.

Mulut yang sudah sepenuhnya tertutup oleh lakban hitam, Ia menggeret tubuhnya keluar dari ruangan gelap itu dengan paksa.

Satu-satunya orang yang akan peduli hanya lelaki bertubuh tegap dengan air mata yang mengalir begitu deras.

Tidak ada yang berani dan mungkin peduli, tubuh lebam itu meringis tak henti-henti, hari ini hujan deras, dan tidak ada keberanian untuknya tetap di sini lagi.

"Kak. "

Becky menggeleng, matanya awas melihat sekitar, Ia takut sang Ayah akan terbangun dan melihat Kaffa mendekatinya.

Perlahan lelaki itu membuka plaster hitam yang ada di mulut Becky, dan juga tali yang menginkat kaki dan tangan gadis itu, Ia menangis, selalu.

"Seharusnya kemarin Kakak gak pulang, "

Walaupun takut, Becky berusaha setegar mungkin di hadapan adik laki-lakinya itu, jika bukan Dia, siapa lagi yang akan menguatkan Mereka?, tidak peduli seberapa rapuhnya dirinya, Becky hanya ingin menjadi lentera untuk keluarga kecilnya, walaupun akan selalu padam setiap harinya.

"Kakak bakal di jual ke rentenir sialan itu Kak. "

"Hmm, Kamu gak usah khawatir, Kakak lagi ngusahain uang agar Ayah gak jual Kakak. "

"Kaffa kerja aja ya Kak, gak usah kuliah, lumayan uangnya Kak. "

Becky menggeleng kuat, Ia tidak ingin cita-cita Kaffa hancur di tengah jalan, Ia akan mengusahakan apapun untuk masa depan adik-adiknya, walaupun harus menghancurkan dirinya sendiri.

"Gak usah khawatir Kaf, Kakak ini kuat, gini doang gak bakalan bikin Kakak kalah. "

"Aku tau Kakak bohong, tapi Aku akan menghargai apapun yang Kakak lakuin buat Kita, Kak, kalau capek istirahat ya, jangan nyerah, ada Kaffa, Luna, sama Rayi yang akan selalu nunggu Kakak, yang sayang banget sama Kakak. "

Dan memang seharusnya Becky tidak pernah berhenti, ada banyak nyawa yang bergantung kepadanya, berjuang demi hidup Mereka adalah satu-satunya pilihan yang sedang Becky usahakan.

"Hmm, ini, kartu ATM kakak, jangan sampai Ayah tau, atau Luna, Kamu yang harus manage keuangannya, pin nya ulang tahun Kamu, "

"Kak. "

"Pakai Kaff, jangan minta izin apapun untuk make uang yang ada, Kakak bakal usaha untuk nyari yang agar ATM nya gak pernah kosong. "

Dengan erat, tangisan bangga, dan rasa hati yang hancur, mendekapnya kuat, Kaffa tidak tau lagi cara untuk berterimakasih kepada sang Kakak, Ia hanya akan menjaga amanah untuk semua hal yang Becky percayakan padanya, hanya itu.

"Kakak pergi ya Kaf, Kamu jangan bocorin apapun, buat ini seakan Kakak aja yang kabur ya, Kakak gak mau Kamu kena pukul sama Ayah. "

Anggukan kecil itu menjadi pertanda untuknya, Becky harus berlari secepat mungkin untuk menghilang dari tempat ini, Ia tidak menyesal untuk kembali, hanya saja mungkin hatinya tidak lagi merasakan hangatnya rumah untuk pulang.

"Ma, Becky mau ikut Mama, tapi Aku gak bisa ninggalin adik-adik, apa yang harus Aku lakuin Ma?"

🔻🔺🔻

Bunyi dentuman musik terdengar menggelegar, dengan beberapa wine di atas meja, dan berbagai mereka minuman keras mahal lainnya, Mereka berpesta layaknya tidak lagi ada hari esok untuk masing-masing.

Tawa menguar begitu keras, semuanya bahagia, kecuali Freen yang sedari tadi hanya menggoyang-goyangkan gelas yang berisi wine miliknya, dekapan dari Matt juga tidak mendapat balasannya.

"Babe, "

"Hmm?"

"Kau menikmati club barumu? Aku memilihkan interior ini untukmu, Kau menyukainya. "

Ya, club besar ini adalah hadiah dari Matt untuk Freen di hari jadi pernikahan Mereka, Freen hanya bisa menerima, membalas pemberian Matt? hanya akan membuat lelaki itu merasa memiliki harapan kepadanya.

Gawainya berdering, kembali senyumnya mengukir, namun secepat kilat berubah saat terdengar suara lirih itu menggema, entah kenapa perasaan Freen mendadak menjadi buruk seketika.

Langkah kakinya pasti meninggalkan kerumunan pesta, Ia takut, Becky dalam bahaya, Becky tidak baik-baik saja.

"Tetap di sana, kirim live locationnya. "

Tidak terlalu jauh, Freen berharap tidak ada kemacetan nanti yang akan menghalanginya.

"Apa yang terjadi? Kamu kenapa?"

Hanya ringisan yang terdengar, namun benar-benar membuat Freen panik luar biasa.

"Tunggu, 30 menit lagi Aku sampai Bec. "

Tidak sabaran, Freen menekan pedal gas mobilnya kuat, berharap Ia akan cepat menemui gadis itu.

"Bec tunggu ya. "

Di ujung jalan, di halte yang bahkan sudah rusak separuhnya, Becky duduk dengan banyak sekali perasaan takut dan hancur, Ia kehilangan arahnya, bahkan kepercayaan dirinya.

"Freenky. "

Wanita pemilik nama itu segera berlari dan memeluk gadisnya, iya entah dari kapan Freen melabeli itu, namun Becky hanya miliknya, bahkan seutuhnya.

"Ada apa?" Air matanya menggenang, Ia marah luar biasa, mata itu juga merah menyala, tajam dan menakutkan, mencari tau apa yang sebenarnya terjadi pada gadis malang itu.

"Aku jauh lebih nyaman dalam pelukanmu. "

"Apa lagi yang terjadi padamu Bec?"

"Hangat. "

"Jawab. " Bentaknya kuat.

"Aku lapar Freen. "

"Come on Becky. "

"Haus. "

Tubuh itu menumpu padanya seutuhnya, Freen yang tidak siap juga kehilangan keseimbangannya, beruntung Ia sadar dengan cepat, menggendong tubuh itu dengan cepat masuk ke dalam mobilnya, kesadaran Becky menghilang secepat itu, panik luar biasa menggerogotinya, takut dan juga bingung bercampur aduk di dalam kepalanya.

"Bec, astaga, siapapun Kau, akan Ku bunuh. " Freen tidak akan main-main dengan ucapannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HEAL ME (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang