Dua puluh satu

4.2K 434 14
                                    

Coklat dan beberapa tangkai bunga mawar pink sudah ada di atas meja makan, secangkir susu coklat, roti isian keju dan beberapa permen jelly sudah siap di santap.

Di sana ada dua orang yang masih saling diam, Freen seperti orang lain yang baru saja sampai dan seakan tidak tau siapa pelaku yang meletakan semua hal bodoh itu di atas meja.

Sementara Becky hanya tersenyum canggung, karena sudah selama itu keduanya tidak berkomunikasi bebas lagi, atau memang seharusnya begitu?.

"Aku mau bubur ayam, kalau permen jelly dan semua hal ini boleh Aku makan nanti siang?"

Freen tidak berbicara, Ia mengambil jaketnya dan menarik tangan Becky, gadis itu berjalan di belakangnya, wajah bingungnya menjelaskan banyak hal, entah apa yang terjadi, Freen hanya membalasnya dengan semua perlakuan tanpa ucapan.

"Aku sudah membayar hutang baru Ayah. "

Masih tidak ada ucapan, namun tangan kanannya kasih Freen elus dengan lembut, bahkan wanita cantik itu menggunakan tangannya untuk memindahkan tuas perseneling super car itu.

"Apa Aku...

Tangan itu Ia pindahkan ke pahanya, entah Freen menyadarinya atau tidak, tapi yang jelas semua itu membuat Becky benar-benar dilanda rasa gugup.

Wajahnya masih sama dinginnya, namun bahasa tubuhnya benar-benar berbicara lain.

"Apa gak ganggu Kamu Nona?"

"Kenapa?"

"Tangannya?"

"Oh? Huh?"

Salah tingkah, Freen melepaskan pegangannya, telinganya memerah seketika, hormon apa itu, kenapa bisa menjadi berani sekali Ia melakukan hal ini.

"Kau lucu kalau malu. "

"Seharusnya Kau tidak menggodaku Nona Becky. "

"Kenapa? Aku suka melihat wajahmu yang memerah itu. "

"Benarkah?"

Senyumnya, jauh lebih cerah dari yang Ia perkirakan, jadi kemana dirinya yang meragukan perasaannya kepada Becky di beberapa hari yang lalu? jika saat ini Ia bisa seyakin itu untuk sebuah cinta yang menggelora.

"Itu, bubur ayamnya. "

Freen harus memakai gerobak bubur ayam itu, karena menghancurkan setiap hayalan yang sedang berjalan di kepalanya.

"Turun dulu, "

"Hmm, parkir di sana, Aku beli dan makan di mobil, berdua denganmu sepertinya jauh lebih enak. "

Wajah salah tingkah Freen benar-benar menghiburnya, Becky suka itu, matanya jahil menatap setiap pergerakan aneh yang Freen lakukan, Ia tidak tau bagaimana ini bisa terjadi, tapi berikan Freen yang seperti ini selamanya untuknya, Ia sangat membutuhkannya.

Hanya gelengan kepala yang benar-benar Freen lihat dengan jelas, sampai tubuh sexy itu menghilang dari pandangannya.

"Aishh, kenapa sih, kenapa jadi kentara banget kalau sukanya, Freen control semuanya, jangan gini bisa dong. "

Perasaan, bahkan tidak siapapun yang mampu mengontrolnya, entah pada siapa Ia akan berlabuh sepenuhnya, entah bagaimana Ia tinggal, dan berkembang.

"Mau pakek kacang?"

Seketika senyumnya merekah, bukan karena pesannya, hanya saja emot sumbringah dengan 3 hati yang mengelilinginya lah yang membuat Freen merasa terbang.

"Apapun itu, Kau bisa menambahkannya dimangkukku. "

Hatinya penuh terasa, sudah lama sekali kosong itu membuatnya sesak, namun setelah Ia menemukan Becky semuanya mulai berubah, Ia tidak terlalu peduli untuk apapun, Ia cukup bahagia dengan ini semua, walaupun kenyataannya, yang menyimpan rasa itu hanya dirinya sendiri.

Dua mangkuk bubur ayam dengan dua gelas teh tawar, sederhana namun mewah terasa, Freen jarang terlihat dengan makanan ini, biasanya Ia hanya memakan makanan sehat dan home Made, tapi demi Becky, Ia di sini, menikmati bubur ayam yang bahkan pertama kalinya Ia makan seumur hidupnya.

"Woah panas. "

Becky tertawa, saat mulut Freen komat kamit karena sensasi panas yang terasa menyengat mulutnya, namun seakan terhipnotis, Freen terdiam seketika, menikmati pahatan demi pahatan wajah gadisnya, Ia mencintainya.

"Pelan-pelan, tiup dulu, "

"Hmm. "

Menggelengkan kepalanya gemas, Becky meniup bubur yang ada di sendoknya, lalu menyuapi Freen dengan tanpa permisi, terkejut, adalah satu-satunya ekspresi yang gadis jangkung itu berikan kepada Becky.

Ia menerimanya, mengunyah dengan senang hati, ternyata rasanya tidak seburuk itu, Freen menyukainya, walaupun teksturnya seperti makanan bayi, tapi tidak masalah, mulutnya masih mampu untuk menerimanya.

"Kau indah. "

"Bukan, Aku Becky. "

Freen memutar bola matanya malas, namun tersenyum lagi setelahnya, mendengar dengan baik setiap gelak tawa yang ada, merekamnya, untuk Ia ingat lagi nantinya.

"Aku tidak akan pernah menyerah untuk meyakinkanmu Bec, "

Pandangan itu menatap lurus wajah Freen yang masih setia dengan senyumannya, Becky bergejolak, Ia takut, jika Freen terlibat dalam lukanya, Mereka akan sama hancurnya, Ia tidak ingin Freen mengorbankan apapun untuknya.

"Berhentilah selagi Kau belum sepenuhnya memiliki keinginan itu Freen. "

"Tidak, Aku bukan orang yang gampang menyerah, mungkin suatu saat akan Aku lakukan jika Aku merasa tidak dihargai, "

"Aku hanya orang yang tidak pantas dicintai Freen. "

Tidak menjawab apapun, karena percuma untuk membuat Becky percaya jika semua pikiran buruknya itu salah, karena kenyataannya, Ia hanya dalam rasa takut yang bodoh, dan Freen cukup lelah untuk menanggapinya.

"Kau menyukai bubur ini?"

Becky mengangkat kepalanya, Ia tersenyum kecut, Freen lagi-lagi mengalihkan pembicaraannya, Becky hanya ingin Freen sadar, jika hubungan yang ada antara Mereka hanya bos dan sugar baby.

"Iya. "

"Kenapa? ini hanya makanan lembek yang kalau dilihat-lihat lebih seperti makanan ayam. "

Kali ini Ia terkekeh, Freen memaksakan dirinya ternyata, sikap jahilnya tiba-tiba muncul, Ia mengaduk bubur miliknya, dan memberikan suapan penuh di sendoknya untuk Freen, Ia tertawa di dalam hatinya karena melihat wajah Freen berubah seperti ingin muntah, matanya berair, menahan mual.

"Bec, "

"Aku sedih loh kalau Nona gak makan ini?"

Freen menelannya, matanya memerah sempurna, ternyata Dia tidak menyukainya, terpaksa ternyata menyiksanya.

"Good girl. "

 "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HEAL ME (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang