Sepuluh

5.2K 471 16
                                    

Nafasnya memburu, saat ucap kata terpenggal karena terengah, sorot matanya sayu penuh nafsu, Ia menikmati setiap jilatan sensual yang wanita itu berikan, tak ayal tubuhnya juga berespon berlebihan atas setiap sentuhan yang dirinya terima secara brutal.

Melenguh, tubuhnya terangkat saat lidah panas itu menari di dalam liangnya, sensasi geli yang tidak bisa Ia jelaskan itu membuatnya terbang.

Cairan yang tercipta mendorong keras ingin keluar, Becky mengapit kepala itu agar memperdalam pekerjaannya, merasa di tuntut, Freen mengabulkannya, menusuk dan bermain jauh lebih dalam.

"Shit. "

Umpatan demi umpatan terdengar jelas, tubuh yang bergetar itu memuntahkan cairannya, Freen menikmatinya, menjilati kembali hingga untuk kedua kalinya Becky merasakan sensasi orgasmenya.

"Nonnn...shit. "

Merinding, setiap jengkal sentuhan itu mampu membuatnya melayang, tangan yang meremas payudaranya juga bekerja dengan baik, suaranya tercekat, tidak satu katapun mampu Ia katakan selain nikmat.

Baju yang sudah terlepas semuanya, hanya Freen yang masih utuh, tapi tidak pernah menjadi masalah, karena sejatinya Ia hanya ingin Freen puas dan memuaskan.

3 kali, dan tidak pernah puas, hingga dengan sengaja Becky menarik kembali Freen agar tatapan mata Mereka bertemu, Ia menggeleng pertanda lelah, walaupun Freen masih dengan libidonya, tapi iya tidak ingin memaksanya kali ini.

"Saya masih ingin. "

"Kau bisa mengemut ini saja Nona, jujur Aku sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk keluar. "

Freen mengangguk, menghisap payudara kanan milik Becky dengan semangat, sekali lagi sensasinya bukan main anehnya, namun nikmat yang juga tidak bisa Becky berbohong untuk itu.

Tangannya sibuk mengelus rambut lembut milik Freen, pendar mata itu melebar, layaknya bayi yang jatuh cinta dengan rasa ASI, menggemaskan.

"Kau menyukainya?"

"Hmm. "

"Apakah HS denganku membuatmu puas. "

Freen mengangguk setuju, bisa dilihat bagaimana tangan nakal itu kembali memasuki liangnya, mengobrak abrik semua yang ada, cairan lainnya kembali hadir dengan tubuh yang bergetar jauh lebih kuat dari sebelumnya. 

"Freen, oh shit, Freenky. " teriaknya, bersamaan dengan air mani yang menyemprot ke segala arah, Freen tersenyum bangga, tidak melepaskan emutannya terhadap pentil yang masih menegang sempurna itu.

Becky mengapit tangan Freen yang masih berada di sana, walaupun logikanya menolak, namun isi hatinya masih menginginkan semua sentuhan di area sensitif miliknya itu, walaupun kenyataannya Ia sudah sangat lelah.

"Freen, aaakk, udah. "

Tidak menyangka, Freen memiliki libido yang luar biasa tinggi untuk ini, bahkan tidak ada celah untuknya bernafas sejenak jika Freen masih menginginkannya untuk bergerak.

Emutan itu menuntut dengan sangat, sesekali meringis karena Freen menyedotnya dengan kuat, remasan lainnya juga menimbulkan banyak keinginan, namun Ia sudah sangat lelah.

"Sudah? Aku lelah Nona. "

"Aku mau mengemut ini sampai pagi. "

"Kau ingin tidur seperti bayi?"

"Hmmm, bagaimana?"

"Nona. "

"Kau membuatku candu, dan Kau tidak bertanggung jawab untuk itu, teganya. "

Hembusan nafas itu terdengar pasrah, namun Becky harus mengabulkannya, Ia bekerja untuk Freen, bahkan untuk sex sekalipun.

"Aku mandi dulu, nanti Aku akan tidur dengan telanjang seperti yang Kau inginkan Nona, Aku sangat lengket. "

Freen melepaskan emutannya, Ia duduk di kasur dengan wajah tidak terima, namun entah apapun yang mendorongnya melakukan ini, Becky mencium bibir Freen sebelum berlari cepat ke kamar mandi.

Wanita dengan gigi kelinci itu terdiam cukup lama, Ia cukup terkejut dengan pergerakan tanpa aba-aba milik Becky itu, cukup berani, dan memabukkan.

"Oh Dia mulai nakal?"

🔻🔺🔻

Lelaki tua bangka dengan banyak kartu di tangannya, Ia akan kalah lagi, pemainan judinya kali ini adalah yang terburuk, Ia menghabiskan 10 juta rupiah dengan gegabah, tidak lagi ada uang di kantongnya, Ia bahkan sudah berhutang lagi untuk permainannya yang lain.

"Sudahlah Jo, Kau seharusnya berhenti, Kau menghabiskan uangmu saja. "

"Tenang, Aku akan menang setelah ini. "

"Bagaimana jika Kau kalah?"

"Uang anakku banyak, jadi akan Ku ambil lagi. "

10 juta, uang yang sedari pagi Ia gunakan untuk berjudi, semua orang cukup terkejut dengan itu semua, mempertanyakan dari mana uang itu Jo dapatkan.

Mengarang indah, agar dirinya tidak terlihat mengada-ngada, mengatakan jika Becky sudah bekerja di perusahaan, dan dengan gaji yang banyak.

Tidak tahu diri, hanya itu yang bisa disematkan kepada lelaki tua tidak tahu diri itu, semua orang tau bagaimana Ia membunuh istrinya sendiri, namun hukum tidak adil untuk rakyat kecil, buktinya laporan Becky kepada polisi hanya dianggap bercanda karena tanpa uang pelicin.

"Kau bisa membayar hutangmu jika anakmu bekerja, ini Kau malah berjudi lagi. "

"Bukan urusanmu. "

"Sebenarnya Kau bisa menjadi kaya Jo. "

"Maksudmu. "

"Kau bisa menjual Becky, Dia sangat cantik, Luna juga menjual, tapi Aku rasa orang-orang akan jauh lebih tertarik dengan Becky, "

"Anak sialan itu? apa iya bisa laku banyak?"

"Kau bisa mengawinkannya dengan Bobby, rentenir tua bangka yang gila perempuan itu. "

"Ide bagus, Ia akan membayar putriku berapa jika itu terjadi?"

"Miliaran rupiah mungkin, Kau bisa mencobanya. "

"Baik, Aku suka saranmu. "

Satu nomor yang sudah ada di kepalanya saat ini, rentenir gila yang entah sudah berapa kali Ia bodohi, sepertinya Ia harus menggali tambang emasnya melalui lelaki itu.

"Bos, Saya ingin bicara dengan Anda, bagaimana Kita melakukan barter, Aku akan memberikan penawaran menarik. "

 "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HEAL ME (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang