Dua puluh enam (+)

5.9K 468 28
                                    

AQ"Pasien selamat, hanya saja kondisinya sangat lemah, karena mengalami shock dan kehilangan banyak darah, harus mendapatkan penanganan medis yang intensif, "

Operasi itu berjalan lancar, Freen sedikit bisa bernafas lega, karena semua hal ini cukup membuatnya hampir gila, bahkan Ia tidak bisa memikirkan hanya dirinya dan Becky saja, Luna juga sama hancurnya, Ia bahkan menyalahkan dirinya untuk ini semua.

Freen terdiam, Ia tidak menyangka jika akan terjebak di sini dengan kodisi yang serumit ini, kenapa semuanya terasa tidak nyata, hidupnya baik-baik saja di awal, namun kenapa tiba-tiba menjadi liar.

Pandangannya nanar menatap brangkar Becky di dorong di depan matanya, banyak sekali alat medis yang menempel di sana, Ia seakan kehilangan detak jantungnya untuk ini, Ia takut bahkan sangat takut.

"Terimakasih. "

Senyum itu, seakan rasa lega yang terlihat jelas di sana, Kaffa bersujud di kaki Freen untuk rasa syukurnya, walaupun kenyataannya, Becky belum sepenuhnya aman, tapi setidaknya Kaffa melihat bagaimana Freen menjaga Kakak pertamanya itu dengan sekuat tenaga.

"Kaf, seharusnya Kau yang berterimakasih pada dirimu sendiri, karena kenyataannya Kalian yang sangat amat peduli dengan Becky. "

Pelukan itu terasa hangat, dan sangat erat, Ia tau bagaimana Kaffa bersyukur atas semua hal yang terjadi hari ini, semoga seterusnya akan seperti ini, Tuhan memberkati apapun yang Mereka kerjakan.

🔺🔻🔺

Langit mulai gelap, bajunya bahkan masih sama, darah Becky melekat di sana, bayang-bayang Becky bahkan masih berputar bak kaset rusak di kepalanya.

Jo berjalan dengan gontai, rasa sakit di pinggang dan perutnya juga tidak Ia pedulikan, hanya memiliki satu tujuan, Ia hanya ingin mengembalikan semuanya, semua harta haram yang Ia dapatkan dengan mengorbankan kedua anaknya.

"Jovan, apa lagi yang ingin Kau dapatkan? masih ada seminggu lagi Kau tenang saja. "

"Aku ingin mengembalikannya Saint, "

Jo membuka tas yang berisi uang 1 miliar rupiah, yang bahkan belum Ia sentuh sedikitpun.

Saint mengerutkan keningnya, lelaki arogan itu tiba-tiba mengubah rencananya adalah hal yang aneh terdengar.

"Duduk. "

"Tidak perlu, ini uangmu, Aku belum memakainya, untuk bunganya Aku akan membayarnya setelah ini. "

"Apa yang membuatmu berubah pikiran?"

Jo menghela nafasnya, Ia menangis untuk pertama kalinya, bahkan selama mengenalnya Saint belum pernah melihat lelaki sombong itu memperlihatkan  wajah sedihnya sekalipun.

"Kenapa Jo? bahkan saat istrimu meninggal pun Kau tidak menangis sekalipun. "

"Aku menyesal, Aku tidak lagi ingin menyakiti Mereka. "

"Kenapa?"

"Aku tidak lagi ingin menanggung luka sendirian, Aku ingin berbagi dengan Mereka. "

Saint tertawa puas, lelaki tidak tahu diri, itu lah istilah yang pantas Jo dapatkan, Saint tahu persis bagaimana kejamnya perilaku Jo kepada keluarganya karena judi dan hutang-hutangnya.

"Kau sudah kehilangannya? dan Kau menyesal Jo? sangat terlambat. "

Jo mengangguk setuju, tapi memang ini yang harusnya Ia dapatkan, karma tau bagaimana cara membalaskan dendam, hingga benar-benar membuatnya sesak, rasanya tidak lagi pantas untuknya mendapatkan maaf untuk semua kesalahan yang Ia lakukan kepada Mereka.

"Kau perbaiki saja hubunganmu dengan anak-anakmu, Aku mengembalikan Mereka, Aku harap Kau bisa hidup dengan baik setelah ini, Aku mengikhlaskannya, seperti Aku tidak lagi ingin terikat denganmu, Kita tidak harusnya bertemu Jo, jangan lagi datang kesini untuk niat jahat Mu, sebrengsek apapun Aku, tidak sekalipun Aku berpikir untuk mengorbankan keluargaku demi uang, dan untuk sekarang nikmatilah karmamu, semoga Kau sadar dan menebus dosamu kepada Mereka sebelum kematianmu Jo. "

HEAL ME (Freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang