Tidak ada yang bisa memilih terlahir di tempat yang seperti apa, tidak ada yang ingin hidup dalam rasa sakit yang bahkan tidak bisa Ia jelaskan bagaimana rasanya.
Bagaimana amarah bercampur benci berganti dengan maaf, bagaimana luka itu menganga tapi terpaksa harus memaklumi semuanya, bagaimana hancur itu tenggelam begitu saja karena Kau bukan siapa-siapa.
Tidak semuanya kuat untuk melanjutkan hidup dengan di balut rasa sakit yang luar biasa, tidak semua mampu tumbuh dengan tanpa kasih sayang dari orang yang paling Ia inginkan di dunia ini.
Ia terlalu lelah untuk selalu menangisi hidupnya, kehilangan senyumnya, lupa caranya bahagia, benar-benar menyesakan dada.
Melihat bagaimana harmonisnya sebuah keluarga, bagaimana rasa bangga itu terucap begitu tulus dari mulut seorang Ayah, bagaimana pelukan hanyat itu terekam jelas olehnya mendekap gadis kecil dengan selang infus di tangan kanannya itu.
Becky tersenyum pahit, Ia menggenggam tangannya sendiri, Ia memeluk lukanya erat, entah bagaimana caranya untuk menghilangkan segala macam sesak di dalam hatinya, tanpa harus menghilangkan sumbernya.
"Ice cream vanilla dan strawberry. "
Di hadapannya, wanita dengan wajah tenang dan tatapan hangat, senyumnya tipis, namun menenangkan.
Bolehkan Ia jatuh ke dalamnya?, Ia terlalu takut untuk mengenal lelaki lain, Ia takut akan kembali ada luka lainnya selain Ayah.
Tangannya lembut, suaranya halus terdengar, tidak lagi ada rasa takut yang membalutnya kuat, karena Freen mampu menciptakan rumah terbaik untuknya pulang.
"Lucu. "
Freen mengalihkan pandangannya, ke arah di mana tatap Becky terkunci sepenuhnya, anak kecil yang sibuk tertawa karena merasa geli dengan kumis sang Ayah.
Sayangnya, Ia bukan seorang anak yang kekurangan kasih sayang, bahkan keluarganya adalah keluarga dengan keintiman yang terkenal di social media dan kenyataannya juga begitu adanya.
"Bagaimana rasanya menikah?"
Senyum yang tadinya tercipta padanya, luntur seketika, Freen berdehem sebentar, membuat genggamannya terasa kuat pada tangan masing-masing.
"Aku tidak menyukainya, "
"Kau memiliki trauma juga Nona?"
"Tidak, Aku menyukai ketulusan seorang wanita, Ibuku, Mami tiriku, dua wanita hebat yang membesarkanku dengan cinta, Aku mencintai Ibuku dengan sangat, namun setelah Ia meninggal Aku kehilangan sosoknya, tapi setelah Mami datang, rasa kosong itu kembali penuh terisi, tapi sayang, Mami menyusul Ibu setelah mendonorkan hatinya kepada Ayahku, semuanya kembali kosong Bec, Aku mencari isinya dari hari demi hari, Aku tidak menemukannya, patah sekali rasanya, sampai Ayahku menjodohkanku dengan Matt, Aku rasa semuanya akan membaik, tapi Aku merasa kesepian yang teramat sangat walaupun ada Dia di hidupku, "
"Lalu?"
"Aku mencoba dengan seorang wanita, baru kali pertama, dan Aku merasa di sini terisi penuh. " Freen menarik tangan Becky ke dadanya, sebagai pertanda detak jantung itu ingin berbicara padanya.
"Freen?"
"Kau dengar debarannya?"
"Kau?"
"Bolehkah Aku menyembuhkanmu?"
Becky menarik tangannya menjauh, Ia memutar tubuhnya, tidak lagi ingin menatap Freen di sana.
"Bec. "
"Jangan jatuh cinta dengan orang yang hidupnya sudah hancur lebur Freen. "
"Aku tidak peduli. "
"Aku yang peduli, Aku tidak ingin memasukan Kau ke dalam banyaknya rasa sakit di hidupku, Aku tidak ingin hancurku merusak bahagiamu. "
"Bec. "
"Biarkan Aku jadi jalangmu, Aku hanya butuh uang untuk melepaskan semua beban ini, "
Freen menggenggam tangan Becky erat, Ia tidak ingin Becky merasakan dirinya sendirian, karena jika harus sembuh, Freen ingin yang satu-satunya menjadi obat adalah dirinya sendiri.
"Buang anganmu untuk itu Freen, Aku ingin hidupmu baik-baik saja, jangan jatuh bersamaku, rasanya luar biasa sakit jika Kau merasakannya. "
"Bec. "
"Tolong. "
Bagian mana yang harusnya Freen mengerti?, Ia hanya ingin Becky kembali hidup dengan baik, namun mungkin, gadis itu sudah terbang terlalu tinggi, hingga lupa daratan ternyata tidak seburuk itu.
Ia tidak terlalu mengerti, sakit dibagian mana yang tidak ingin orang lain tau, kenapa Becky memeluknya begitu keras, kenapa tidak ada celah sedikitpun untuk siapapun masuk ke dalamnya.
"Kau menyukainya Bec?"
"Apa Aku bisa sekali saja merasakannya?"
"Hmm, tidak ada yang tidak mungkin. "
"Aku anak di luar nikah, Aku anak yang hadir dan menghancurkan semuanya, masa depan Mereka, hidup Mereka. "
"No, hey lihat, bukan Kamu yang menghancurkannya, tapi Mereka yang menciptakan kehancurannya sendiri. "
Becky tersenyum dan menggeleng pelan, Ia sudah terlalu kebal dengan umpatan itu, semua kesalahan yang ditumpukan kepadanya sedari Ia bisa berjalan dan berbicara.
Bagaimana anak sekecil itu sudah menanggung kebencian yang teramat sangat dari laki-laki yang harusnya Ia panggil Ayah itu, seharusnya setiap hari Becky bisa berlari kepadanya dengan mata berbinar, gelak tawa yang melengking, peluk yang erat, namun Becky kecil malah tumbuh dengan cacian dan luka fisik yang tidak lagi mampu untuk disembuhkan.
"Dia bilang, Aku kesalahan terbesar di hidupnya. "
"Bec. "
"Aku kehancuran baginya, andai dulu Aku tidak lahir, mungkin Mereka akan baik-baik saja, Ayah tidak akan menjadi orang jahat untuk hidup siapapun. "
Freen tidak pernah setuju, Mereka hanya egois untuk hidupnya, menyakiti siapapun yang bahkan tidak harusnya Ia mendapatkan semua luka itu.
"Katanya, Aku tidak pantas untuk mendapatkan cinta siapapun, Aku terlalu sial untuk hidup. "
"Ingin peluk?"
Tiada obat selain peluk yang bisa Freen tawarkan saat ini selain peluk, Ia mendengar bagaimana isak tangis itu pilu di telinga, bagaimana dada sesak itu tidak mampu lagi memasok oksigen dengan baik, bagaimana segala bentuk kata sesal itu terucap menyakitkan.
"Berterimakasihlah pada dirimu Bec, setidaknya Ia sudah sekuat itu untuk bertahan sampai saat ini, Kau tidak pantas untuk semua rasa sakit ini. "
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAL ME (Freenbecky)
Kısa Hikaye(GXG⚠️) Sometimes peace comes with a lot of goodbye.