Dua Minggu berjalan dengan kurang ajar pelannya, hujan turun lebat sore hari, ada dua orang yang masih saling diam tanpa ucapan apapun.
Kadang, ada kata yang tidak semua orang mampu mengerti maksudnya, ada diam sebagai jawaban atas semua pertanyaan, dan ada teriak yang tidak terdengar dengan baik.
Becky tidak ingin memulai apapun, begitupun Freen, kondisinya sudah membaik, Ia bisa melakukan apapun sekarang.
Semenjak hari itu, Mereka hening, bersama tapi tidak tidak ada yang memulai apapun.
"Bolehkah Aku pergi sebentar Nona?"
"Silahkan. "
"Hmm. "
Langkah kaki itu menjauh darinya, Freen ingin tau sejauh apa pedulinya mampu hilang, walaupun jawabannya Ia tidak bisa melakukannya, namun apa yang harus Ia paksakan, Becky punya dunianya sendiri.
Memutuskan untuk bekerja kembali, ini patah hati untuk kesekian kalinya, Ia kira menemukan Becky mampu menyembuhkannya, namun ternyata Mereka sama hancurnya.
Wajah yang pernah cerah itu, kembali dingin tak tersentuh, suasana sama lagi seperti yang pernah tercipta sebelumnya, Nam melihatnya, dan tidak pernah terkejut untuk itu.
"Kau datang dengan wajah menyeramkan, apa yang terjadi hari ini?"
"Entahlah. "
"Kau benar mencintai gadis itu Freen? ayo lah. "
Freen tidak pernah bermain-main dengan ucapan ataupun sikapnya, jadi jika Ia mengatakan menginginkan Becky, itu adalah kenyataannya.
"Perjuangkan, tidak mudah hidup dalam luka yang Ia pendam sendirian Freen, Aku tidak tau Kau pernah atau tidak jatuh cinta sebelumnya, namun jika Dia rumahmu, Kau harus pulang kan?"
Tatap mata itu mulai kembali punya harapan, senyumnya simpul layaknya ada semangat yang entah dari mana membara di dalam hatinya.
"Bagaimana?"
"Ambil hatinya, coklat? bunga? date? kopi? donat? Kau bebas, "
"Aku tidak pernah melakukan itu sebelumnya. "
Nam tidak pernah melihat Freen dengan tingkat plin-plan yang tinggi seperti hari ini, bahkan di bagian jatuh cintanya, Ia juga tidak pernah menemuinya, bagaimana wajah itu memerah, mata itu ceria, tatapnya mulai ada harapan setelah bertahun-tahun hidup layaknya tak memiliki tujuan.
🔻🔺🔻
Kamar 302, Ia mengatur nafasnya sebelum masuk ke dalamnya, pakaiannya terlalu terbuka, wangi elegan menyeruak darinya, heels yang tak terlalu tinggi, make up yang tidak terlalu menor, paras cantik yang menunjang membuatnya mudah menemukan client dari link yang Irin berikan kepadanya.
"Permisi Tuan, "
Lelaki berusia sekitar 40 tahunan itu tersenyum kepadanya, mempersilahkan gadis itu masuk ke dalamnya, langkah kaki sedikit ragu namun tidak ada kesempatan untuknya mundur saat ini.
"Becky?"
"Iya. "
"Duduk, mungkin untuk pertama kali Kita ngobrol dulu aja, Saya cuma butuh teman bicara. "
Becky mengerutkan keningnya, pasalnya Ia sudah dibayar 10 juta untuk sekali pertemuan, namun yang laki-laki itu butuhkan hanya teman bicara? Dia bercanda?.
"Kamu sudah pernah melakukan sex sebelumnya?"
Gugup, apakah dirinya harus menjawab pertanyaan itu?, bagaimana jika Ia menjawab jujur?, apa Ia akan dicampakkan karena terlalu jijik?.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAL ME (Freenbecky)
Cerita Pendek(GXG⚠️) Sometimes peace comes with a lot of goodbye.