Bulan demi bulan berjalan dengan kurang ajarnya, hari ini perjalan itu menemui takdirnya, saat semua saksi memberatkannya, saat tuduhan Ia akui dengan pasti, tak berkelit, tak lagi berbohong untuk menyelamatkan diri sendiri.
Jo duduk dengan senyum mengembang di wajahnya, ditengah air mata yang Becky dan adik-adiknya teteskan, hukuman itu berkumandang di telinga masing-masing.
"Tersangka terjerat undang-undang no. 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang pasal 1 ayat 1, tentang tindakan, pengangkutan, perekrutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, dan penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan dan dan pemalsuan identitas, dengan pidana maksimal 15 tahun penjara, tanpa masa percobaan. "
Palu itu diketuk, tanda semua keputusan itu tidak lagi bisa diganggu gugat, tangis itu pecah begitu saja, saat lelaki dengan seragam berwarna orange itu tidak lagi mampu membela dirinya, tubuh itu pasrah ditarik dengan paksa menuju rumah barunya, bahkan sang Ayah tidak meminta keringanan sedikitpun tentang penyakitnya, Ia benar-benar menginginkan kematiannya dalam hukuman dunia yang Ia rasa pantas untuk dirinya dapatkan.
"Ayahmu tau yang terbaik, Kamu masih bisa menjenguknya, Ia akan bertahan hidup untuk semua kesalahannya. "
"Makasih. "
"Hmm, butuh peluk?"
Freen mendekapnya, rasa yang sama hancurnya, namun Becky harus sembuh, lukanya harus selesai seiring dengan cerita ini sudah menemukan intinya, Ia selalu ingin untuk menjadi obat di setiap rasa sakit yang Becky rasakan setiap harinya.
"Makasih Kak. "
Pelukan itu terlepas, saat suara bergetar seorang gadis terdengar menggema di telinga, rasa gugup yang ada terlihat seiring peluh yang menggenang di dahi gadis itu.
"Makasih sudah selamatkan Aku, maaf karena selama ini Aku juga bagian dari asam yang menyiram luka Kakak, Aku terlalu marah dengan semua ketidak adilan kasih sayang Ibu terhadap Kakak, tapi ternyata seharusnya memang seperti itu, Kakak yang paling terluka di sini, Aku tidak seharusnya menjadi pisau untuk menambah rasa sakitnya, Aku malu Kak, merasa tidak pantas untuk mengatakannya, tapi Aku masih ingin bersama Kakak, masih ingin menjadi adikmu, masih ingin hidup denganmu, maafkan semua kesalahanku, jangan tinggalkan Aku, tidak masalah jika akan lama untuk Aku mendapatkan maafmu, tapi jangan kemana-mana ya Kak, Aku masih butuh Kakak. "
Becky tersenyum, selain Ayahnya, memang Luna adalah luka lain yang Ia maklumi, tapi sama dengan yang Ia lakukan kepada Ayahnya, Becky tidak membenci siapapun yang pernah menyakitinya, Ia hanya menganggap semua ini adalah perjalanan, hidup tidak selalu berjalan baik untuk semua orang, kadang Kita perlu belajar dari rasa sakit, harus mampu mengerti jika dunia tidak berputar di atas kepalamu saja, dilukai dan melukai, adalah perjalanan, yang harusnya Mereka nikmati alurnya.
"Luna, mari Kita mulai hidup yang lebih baik lagi ya, Kamu, Aku, Kaffa, Rayi, Kita bisa hidup dengan nyaman dan tenang, saling menjaga, saling menyayangi, saling menguatkan, Aku masih ada sampai sekarang karena Kalian, Kalian adalah duniaku, keluargaku, tempat di mana Aku bisa pulang, walaupun rumah Kita sudah hancur, gak ada salahnya Kita menciptakan rumah Kita sendiri kan?"
Seperti yang Becky inginkan, Mereka menangis untuk saling menguatkan, tidak apa lemah hari ini, untuk pelajaran besok yang lebih berat, tidak ada yang bisa hidup sendiri, tak akan ada yang mampu menjadi baik jika hanya egois dengan keadaan.
"Aku bangga padamu, Aku tidak salah mencintai dirimu, pribadimu, dan semua sikap manis ini. "
Puluhan tahun lamanya Ia lupa caranya tersenyum, namun hari ini Freen jelaskan lagi padanya jika pelangi itu benar indah adanya, bagaimana hitam putih di hidupnya mendadak menjadi gradasi warna yang cantik dan memukau.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAL ME (Freenbecky)
Nouvelles(GXG⚠️) Sometimes peace comes with a lot of goodbye.