Tangan yang masih terjalin, dengan senyum yang tidak pernah putus, Freen menikmatinya, bagaimana Becky memenuhi kepalanya, bagaimana Becky mampu membuatnya merasa bahagia yang sangat.
Pelukan ini, Ia rindukan, rasanya tidak lagi asing, kasih sayang yang tidak pernah Ia dapatkan, mengantarkannya kepada seseorang yang berhati dingin, namun berbeda saat ini, Becky mampu membuatnya hangat.
Dalam selimut ini, tampa sehelai benangpun, badan yang mendadak panas karena nafsu yang tidak kunjung selesai, rasa lelah yang mulai terasa, nafas yang terengah-engah membuat keduanya memutuskan untuk berhenti sejenak.
"Aku boleh bertanya Nona?"
"Hmm?"
"Seharusnya Kau tidak menikmati hubungan seks ini denganku, kenapa bisa? Kau memiliki suami bukan?"
"Hmm, entahlah, semenjak Saya menikah tidak pernah sekalipun Saya mau melakukannya, walaupun dijebak sekalipun, semuanya akan selalu gagal. "
Ciuman pada pundaknya membuat Becky merinding, Ia juga bingung kenapa malah dirinya juga menikmati hubungan aneh ini.
"Mungkin karena sejatinya Saya menyukai wanita. "
"Kau serius Nona?"
"Iya, denganmu, sepertinya Saya benar-benar merasakannya. "
"Jangan jatuh cinta padaku, Aku terlalu hancur untuk Kau yang bahagia. " batinnya.
Tidak peduli dengan jawaban atau respon selanjutnya dari perkataan Mereka, Freen mengeratkan pelukannya, menempelkan tubuhnya seerat mungkin pada tubuh Becky, menciptakan nafsu lainnya untuk kedua kali, Becky tidak bisa menolak saat Freen meremas payudaranya lagi, dan bagaimana tangan kiri itu meringsek masuk ke dalam selangkangannya, tidak pernah puas, saat desahan itu terdengar darinya, Ia yakin Freen puas dengan itu semua.
Tubuh kecil itu bergetar dari detik ke detik, bagaimana kedua paha itu mengapit dengan erat tangan Freen di sana, bagaimana juga Becky menuntut remasan itu menjadi lebih kuat pada dadanya.
"Non... ah. "
"Kau dan tubuhmu candu. "
"Kau... menginginkannya setiap hari?"
"Boleh?"
"Hmmm. " menahan desahannya, Ia berusaha keras untuk itu, Becky lelah sebenarnya, namun Ia tidak mau menghancurkan fantasi Freen terhadap tubuhnya, demi uang.
Ciuman pada lehernya membuat sensasi tubuhnya memanas sempurna, Ia membuat tubuhnya kembali seutuhnya milik Freen, Ia kalah lagi dengan nafsunya, dengan semua keinginan Freen, dengan semua tatapan bola mata indah itu.
Permainan pelan namun memabukkan, Becky suka cara Freen memperlakukan tubuhnya, tidak seperti jalang yang dipakai lalu dibuang, namun layaknya guci mahal yang harus di rawat.
Intim, suasana panas yang luar biasa tercipta, membuat wajah keduanya memerah sempurna, Freen menyukai bagaimana nafsu itu memakannya, bagaimana pupil itu membesar sempurna, bagaimana tatapan itu menatapnya seduktif, bagaimana wajah nakal itu membuatnya bergairah.
"Aku sudah membelikan Mu apartemen baru, ini apartemen hadiah dari suamiku, kayaknya gak etis kalau Kita bercinta di sini. "
Becky terkekeh, Ia juga setuju, Ia cukup takut berada di sini.
Bunyi dari kode smart door itu membuat keduanya terkejut, Freen menarik Becky menuju kamar mandi, Ia yakin jika itu Matt, dan ada dalam keadaan tanpa busana dengan orang lain adalah yang terburuk.
"Pakai bajumu. "
"Oke, "
Keduanya panik, bahkan Freen memakai asal bajunya, masuk kembali ke dalam selimutnya, menyuruh Becky untuk masuk ke kamar sebelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAL ME (Freenbecky)
Short Story(GXG⚠️) Sometimes peace comes with a lot of goodbye.