15. Terlambat

179 177 18
                                    

HAPPY READING

Jangan lupa vote and komen ya!


Flashback on

"Duhh gue telat lagi, pasti Vei udah nungguin" ucap Galen terburu buru menaiki motornya.

Dengan kecepatan diatas rata rata Galen tidak melihat jika di depannya ada seorang gadis yang tengah menyebrang jalan.

Brakk

"Ya ampun" dengan panik Galen langsung turun dari motor dan melepaskan helmnya.

"Sorry gue gak liat ada yang nyebrang jalan" ucap Galen membantu gadis tadi berdiri.

"Gapapa, salah gue juga tadi nyebrang buru buru" balas gadis tersebut.

"Lutut lo luka, bentar gue beli hansaplast dulu" Galen berlari.

Gadis itu hanya menganggukkan kepala lalu memegang luka di lututnya.

"Coba aja tadi gue gak lari" ucap gadis itu.

Tidak lama Galen datang membawa hansaplast dan langsung memberikan pada gadis yang ia tabrak.

"Sekali lagi gue minta maaf" ucap Galen.

"Iya gapapa" balasnya.

"Gue masih ada urusan, kalau gue tinggal gapapa kan?" tanya Galen.

"Oh oke"

"Gue nabrak nih cewek di taman? berarti Vei gak jauh dari sini dong, gue harus cepet cepet samperin dia" batin Galen.

Flashback off

Melihat kediaman Vei membuat Bagas bingung, mungkinkah Vei merasa tidak nyaman dengannya.

"Vei?" lambaian tangan Bagas membuatnya tersadar.

"Eh iya? sorry gue shock, lo bercanda kan?" tanya Vei.

"Enggak Vei, gue serius" balas Bagas.

"Alasan lo suka sama gue apa?" tanya Vei.

"Dari awal ngeliat lo gue udah suka, bisa dibilang pandangan pertama. Lo juga anaknya lucu, seru, gak mandang siapa aja buat jadi teman"

"Kalau boleh jujur gue nyaman sama Bagas tapi gue sukanya sama Galen. Tapi kalau Galen beneran punya cewek berarti gak ada harapan buat gue sama dia? Apa gue terima aja dulu Bagas ya, kan perasaan bisa muncul ntar juga" Vei membatin.

"Jadi gimana Vei? Lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Bagas sekali lagi.

"Iya, gue mau" jawab Vei.

"Akhirnya, makasih ya udah nerima" ucap Bagas.

"Sama sama" balas Vei tersenyum.

"Sorry gas gue gak bermaksud nerima lo karena kasihan, tapi gue juga gak bisa nolak" batin Vei.

"Yuk sekarang kita jalan" ucap Bagas menggandeng tangan Vei.

Friendship and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang