17. Berakhir?

176 171 18
                                    

HAPPY READING

Jangan lupa vote and komen ya!

Saat ini suasana kelas sangat ramai karena jamkos, Vei bersama Galen dkk masuk kedalam kelas dan duduk dibangku masing masing.

"Udah ngobrol sama Adel?" tanya Zeva.

"Kok lo baliknya sama Galen?" tanya Olivia.

Belum sempat Vei membuka suara, para sahabatnya sudah memberikan banyak pertanyaan.

"Gue udah ngobrol sama Adel dan apa yang kalian pikirin itu bener. Adel emang masih suka sama Bagas, sekarang gue terserah kalau emang mereka mau bareng yaudah mending gue aja yang mundur" Vei serius dengan perkataannya.

"Jadi lo mau putusin si Bagas?" tanya Olivia.

"Enggak, biarin dia aja yang putusin gue"

"Lah kenapa?"

"Biar dia gak bisa playing victim, kalau gue yang mutusin bisa aja dia bilang kalau gue yang nyakitin sedangkan kalau dia yang mutusin gue kan otomatis dia gak bisa pake alibi itu"

"Bagus juga ide lo, terus kok lo bisa bareng sama Galen?" tanya Zeva.

"Gak sengaja ketemu di lapang basket terus dia nawarin mau nonton apa enggak, yaudah gue nonton deh"

"Tapi nih ya Vei, lo sama Galen cocok tau" ucap Zeva.

"Cocok gimana maksud lo?" Vei menaikkan satu alisnya.

"Iya cocok, kalian keliatan serasi tau" balas Olivia.

"Jujur gue masih gak enak sama Galen" ucap Vei.

"Gara gara nolak dia ya?" tanya Olivia.

"Iya, mau gimana pun posisinya waktu itu sulit. Gue mau nolak dua duanya takut mereka sakit hati, milih salah satu pasti bakal ada yang sakit hati juga"

Setelah mengatakan itu Vei langsung menenggelamkan wajahnya di tangan, perasaannya saat ini campur aduk.

Olivia dan Zeva menatap tidak tega lalu mereka mengusap kepala Vei seolah menguatkan.

"Kenapa lo liatin Vei segitunya?" tanya Azka yang sedari tadi memperhatikan arah pandang Galen.

"Perasaan lo doang kali, gue liatin dia biasa aja" balas Galen mengelak.

"Halah udah jelas dari tadi lo liatin Vei mulu" Azka tidak mau kalah.

"Lo belum ada niatan nembak Vei gitu Len?" tanya Daniel.

Galen menatap kedua sahabatnya, kejadian waktu itu memang Galen tidak ceritakan kepada para sahabatnya. Bukannya Galen ingin merahasiakan tapi lebih baik ia pendam sendiri.

"Ayo pulang" ucap Galen mengalihkan topik.

"Si anjir, lo belum jawab pertanyaan gue!" ucap Daniel.

"Gak ada yang perlu dibahas lagi, noh liat udah waktunya pulang" Galen berdiri berjalan meninggalkan mereka berdua.

"WOI TUNGGU... buruan Niel" teriak Azka menarik tangan Daniel.

Friendship and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang