3. Teman Oliv

294 228 46
                                    

HAPPY READING!

Jangan lupa vote and komen

Kelas IPA yang sepi hanya ada Vei dengan posisi tertidur diatas meja yang di tutupi buku, Bagas melihat itu bergegas masuk dan berjalan kearah meja Vei lalu duduk di kursi Zeva sahabat sebangkunya.

"Ga tega lagi gue banguninnya tapi kasian juga dia lagi sakit, ntar gue yang di marahin Oliv" dengan hati hati Bagas membangunkan Vei, merasa terusik akhirnya sang empu membuka matanya.

Bingung dengan orang yang ada di depannya "Lo siapa?" tanya Vei, rasanya pusing dikepalanya tidak mau pergi dari tadi.

"Gue Bagas, teman Olivia" memperkenalkan diri "Oh iya ini makanan titipan lo kata Olivia dimakan ya"

"Hah? Perasaan gue gada nitip apa apa deh"

"Gatau, gue cuma diminta tolong anterin ke lo mungkin dia ga tega ninggalin lo sendiri lagi pula dari ekspresinya aja keliatan khawatir banget"

"Hafal banget Oliv kalau gue halangan bawaannya pengen ngemil" batin Vei

"Makasih ya, sorry jadi ngerepotin lo"

"Sama sama, gue ga ngerasa direpotin"

Vei hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya, sekarang malah sibuk memakan camilan itu padahal tadi bersikeras menolak dibelikan.

"Pelan pelan aja makannya sampe belepotan gitu" celetuk Bagas, melihat cara makan Vei malah membuatnya gemas sendiri.

"Ehh" tersadar diperhatikan Vei buru buru mengaca dan membersihkan sisa makanan di mulutnya. Ia tidak sadar ternyata Bagas masih disini karena terlalu asik ngemil sambil menonton drakor di hpnya.

"Lo lucu juga ya"

"Apaan deh, emangnya gue mainan lucu"

Baru saja ingin menjawab, terdengar suara bel masuk. Bagas pun berdiri untuk pergi ke kelasnya, tapi sebelum itu dia menyempatkan mengusap kepala Vei dan langsung pergi begitu saja.

"Heh apa apaan tadi main ngelus kepala gue gitu aja" modus sekali pikir Vei.

Azka yang melihat Bagas keluar dari kelasnya pun berteriak untuk memanggilnya. Galen dan Daniel yang melihat itu pun ikut penasaran.

"Woii.. ngapain lo dari kelas gue tumben?"

Menghampiri Azka dan temannya Bagas pun menjawab "Nemuin temen Oliv" sambil menepuk pundak Azka.

"Yang mana? Banyak temen dia mah"

"Vei.. iya Vei kalau ga salah namanya"

"Wah ada hubungan apa Lo sama dia?!"

"Gada, cuma disuruh nganterin titipan dia dari Oliv" kenapa dia merasa sedang di interogasi "Yaudah gue duluan ya ke kelas" setelah itu Bagas pun pergi.

Pelajaran sudah dimulai beberapa menit yang lalu, Oliv sedikit berbalik badan ke arah Vei dengan wajah penasaran.

"Tadi si Bagas nganterin lo makanan ga?"

"Iya, katanya dari lu kan gue udah bilang ga nitip masih aja lo beliin"

"Ihh gue tuh ga tega tau liat lu sakit perut kayak tadi"

"Makasih ya, emang lu pengertian deh"

Mengacungkan jempol sambil tersenyum lebar ke arah Vei, lalu kembali kembali ke posisi menghadap ke depan.

Merasa ada yang merhatikan reflek menoleh ke arah Galen, ah mungkin hanya perasaan Vei saja.

"Hampir aja ketahuan" batin Galen

Padahal sedari tadi Galen memperhatikan obrolan Oliv dengan Vei, entah kenapa rasanya dia penasaran dengan pembahasan Bagas dan setelah mengetahui obrolan itu jadi sedikit merasa lega.

"Aneh gue jadi kepikiran gini" lirihnya menatap papan tulis.

"Kepikiran apa?" Azka yang tidak sengaja mendengar pun menoleh menunggu jawaban dari Galen.

"Kagak" bisa heboh kalau Azka sampai tau.

***

Rumah Zeva, mereka janjian untuk mengerjakan tugas sambil bercerita dari pada dirumah masing masing pasti gabut.

"Liv, gue baru tau kalau lo sama Bagas itu temenan" celetuk Luna.

"Gue kenal dia tuh pas masuk ke SMA, waktu itu MOS kita sekelompok jadi saling kenal deh"

"Gue denger si Adel suka sama dia" ucap Jihan.

"Tau dari mana lo?" tanya Dinda.

"Soalnya mereka emang sempet deket cuma si Bagas anggap Adel itu adeknya ga lebih, tapi si Adel keburu baper"

"Siapa yang ga baper coba di gituin, Lo pada tau kan kalau si Bagas tuh friendly ditambah perhatian lagi"

Perkataan Selena disetujui oleh yang lain, menurut Vei apa yang dibilang para sahabatnya benar. Ditambah saat istirahat tadi Bagas sempat memberikan titipan Olivia.

Setelah selesai dengan tugas mereka, sekarang waktunya mereka pulang.

Tepat saat keluar rumah Zeva, abangnya Keenan sudah menunggu di luar rumah.

"Ayo pulang" memberikan helm berwarna biru pada Vei.

"Tapi beli martabak dulu ya bang"

"Siap tuan putri"

Saat sampai di tempat martabak, Keenan melihat sosok tak asing baginya.

"Beli martabak juga lo bang"

"Eh ada disini juga lo Ken, iya nih beli buat mamah gue" Reza Artamevia. Kakak kelas Vei dan Keenan di SMA Wismagama, duduk dikelas XII IPS 3 dia sendiri sudah menanggap mereka berdua sebagai adeknya sendiri karena itulah mereka terlihat sangat dekat.

"Lama ga ketemu kita bang" ucap Keenan menepuk pundak Reza.

"Semester sekarang gue sibuk belajar, lo tau sendiri tinggal beberapa bulan doang"

Hubungan mereka terbilang dekat, apalagi Reza sering berkunjung ke rumah Keenan untuk bermain game bersama.

"Bang udah nih.. eh ada bang Reza" ucap Vei melihat kehadirannya.

"Gimana kabar lo dek?"

"Baik, kapan kapan main kerumah lagi udah lama ga mampir"

"Iya ntar deh kalau ada waktu gue mampir"

"Yaudah bang, kita duluan ya" ucap Keenan.

"Hati hati kalian"

Kediaman keluarga Lincoln, mereka sedang menghabiskan waktu bersama yaitu menonton televisi.

"Dek, gimana sekolah kamu?" tanya mamah Winata.

"Aman kok mah" seraya menganggukkan kepalanya.

"Kalau kamu bang, gimana disekolah?" tanya papah Abraham.

"Aman juga kok pah"

"Kalian punya pacar ga?"

Vei menggelengkan kepalanya, jangankan pacar tertarik punya saja tidak. Untuk saat ini Vei merasa nyaman sendiri, gatau deh nanti.

"Ken juga sama" berbeda dengan Vei, Ken ingin fokus dengan hobby basketnya.

"Kalau kalian punya, jangan lupa kenalin sama mamah ya"

"Iya mah" ucap Vei dan Ken kompak.

"Sudah, sekarang kalian pergi tidur takut kesiangan besok sekolah" ucap papah melihat jam menunjukkan kearah sepuluh malam.

"Yaudah mah, pah, kita duluan ya" pamit Vei dan Ken menaiki tangga menuju lantai dua, Fyi kamar mereka bersebelahan.

____

Friendship and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang