Gus muda mendadak jadi detektif? ya benar!
Pangeran Tanah Shankara, seorang Gus muda yang mencari kasus kematian santrinya yang meninggal saat akad nikah dirinya dan Sucianika Rain Senjana Sastra Al-Hawa.
Clue: Tanpa, melihat status. Semua yang
memi...
❛❛Menunjukan rasa cinta dengan mengikuti jejak Rasulullah yaitu meminum di bekas bibir istrinya.❜❜
• Pangeran Tanah Shankara
"Emang bakalan ada lagi clue? aku nggak yakin sih," sahut Bang Hujan.
"Harusnya ada dan lebih mudah kita cermati."
Ting!
Baru saja mereka bicarakan tentang clue, satu notifikasi pesan dari nomor yang tidak dikenal muncul lagi.
Membuat Tanah langsung membuka room chat tersebut. Betapa terkejutnya, yang ia bicarakan ternyata menjadi kenyataan.
"Astagfirullahal 'adzim," ujar Tanah, jujur ia menatap saja sudah pusing.
"Ada apa Gus?"
"Ada apa sobat?"
Tanya mereka berdua, membuat Tanah langsung menunjukkan apa yang dilihatnya.
"Astagfirullahal 'adzim, apaan itu?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gila, apaan dah. Tiba-tiba banget!"
"Kok aku jadi curiga salah satu santri itu pembunuhnya," ujar Bumi.
"Kan nih semua para santri dibubarkan gara-gara ada tragedi mengerikan, mereka semua pasti memegang handphone 'kan?" Mereka berdua mengangguk, memang para santri semuanya dibubarkan selama 1 minggu.
"Iya juga sih, karena tidak ada orang lain yang bisa masuk ke pesantren ini."
"Ustadz dan pengurusnya juga bisa jadi 'kan? takutnya ada yang nggak suka sama Zaid," jawab Bang Hujan.
"Orang baik terkadang dapat feedback yang buruk, walau nggak semuanya dapat yang buruk. Tapi rata-rata banyak yang dapetnya buruk, kembali lagi walau dapet feedbacknya yang buruk bukan berarti untuk berhenti berbuat kebaikan, itu semua ujian," ujar Tanah.
"Bener banget sih, aku pernah ngalamin, pas waktu itu aku liat tuh bayi sendirian karena aku baik ya aku temenin dong, eh malah disangka mau nyulik bayi itu," jelas Bumi.
"Astagfirullah, kok bisa? terus kamu pergi Bum?"
"Aku nggak pergi, aku pantau ibu itu terus. Beberapa menit kemudian, anaknya ditinggal lagi tuh nah aku temenin lagi. Terus datenglah Si Matahari dia juga batuin aku nenangin si bayi karena nangis, setelah itu bayi dah tenang kan dan ibu itu dateng sambil ngomel-ngomel."
"Wah, ngomel-ngomel gimana tuh?"
"Gini, ekhm." Ia berdehem sebentar. "Kalian berdua belum punya anak hah? sampai ndekektin anak aku," omelnya, coplay jadi ibu-ibu.
