(09)

32 1 0
                                    


Amara Diana Kim

"Aku ingin ke ke cafe membeli kopi, apakah kau ikut?" Tawarku kepada Carly. Wanita itu menggeleng,
"Aku akan pergi kerumah Edward" jawabnya setelah memasukkan kakinya kedalam salah satu sepatu converse miliknya. Wanita itu melewatiku untuk mengambil tasnya lantas meraih gagang pintu.

"Apakah akan lama?" tanyaku,
"Mungkin aku tidak akan pulang malam ini, Anna, Aku akan menginap dirumah Edward"

Aku menipiskan bibir, mengela nafas karena tidak suka ditinggalkan sendirian diruangan kotak ini. Aku mencoba mengerti bahwa ini bukan pertama kalinya Carly menginap dirumah pacarnya. Namun aku masih belum terbiasa ditinggalkan sendirian dikamar ini.

Aku melambaikan tangan kepada Carly yang sudah keluar dari ruang kamar kami. Suasana mendadak sepi dan sunyi.. aku tidak suka keramaian namun aku juga tidak nyaman kesepian.

Pikiranku berubah, saat ini aku tiba-tiba ingin memakan ramen setelah menonton beberapa cuplikan drama korea di reels instagramku, sepertinya beberapa hari yang lalu aku sempat melewati sebuah restoran yang bernama Ramen Culture saat lari pagi. Baiklah, tempat itu akan menjadi tujuanku selanjutnya.

Butuh sepuluh menit berjalan kaki agar sampai di Restoran Jepang itu. Diujung jalan, aku melihat sebuah toko buku yang bernama Oxfam Book, tepat sekali di pertigaan jalan Pusey dan Giles. Toko itu menarik perhatianku. Sebelum ke tujuan utamaku, aku ingin menghabiskan waktu dengan buku-buku ini. Cat putih pada tembok toko ini memberikan kesan yang aestetic walaupun bangunan atasnya terlihat kurang terawat. Tempatnya kecil, namun sangat nyaman. Aku memasuki toko, mendengar bunyi lonceng selamat datang berbunyi setelahnya. Mengedarkan pandanganku keseluruh ruangan lalu menghirup dalam aroma buku baru yang sangat aku sukai.

Rak novel menjadi pilihan pertamaku. Membaca novel membuatku merasa lebih baik. Aku suka saat otakku mulai menyusun scenario untuk keberlangsungan cerita yang aku baca. Tak jarang pula, aku menempatkan diriku sebagai tokoh utama cerita yang aku baca. Rasanya mendebarkan, menyenangkan, dan aku bisa menjadi siapa saja saat membaca sebuah cerita.
Genre yang sering aku baca adalah sebuah novel Romance Comedy, novel-novel Teenlit. Namun akhir-Akhir ini aku mulai membaca novel dengan genre Dark Romance. Sedikit menantang dan mendebarkan, dan aku mulai menyukainya.

Aku meletakkan kembali novel yang sudah kulihat sinopsisnya ke atas rak, tak sengaja mataku menangkap seseorang yang melihatku dari sudut pintu toko. Dia adalah seorang pria berkulit putih dengan rambut pirang, terlihat asing dimataku, siapa pria itu? kenapa menatapku sangat intens? Aku merasa tidak nyaman.
Aku hanya melihatnya sekali, lalu mengalihkan pandangan darinya. Setelah beberapa saat, karena penasaran, aku menoleh ke arah yang sama namun pria itu sudah menghilang. Cepat-cepat aku menaruh kembali buku yang aku pegang lantas pergi meninggalkan toko itu. Ada sedikit perasaan gugup namun aku memilih mengabaikannya. Merasa terlalu paranoid.

***

Menu di restauran jepang ini membuat mulutku tidak berhenti berair. Rasanya aku ingin memesan semuanya. "Spicy Miso Ramen dan Mochi" Akhirnya aku menjatuhkan pilihan kepada makanan itu. "Take away" tambahku lagi kepada pelayannya. Aku duduk di sebuah kursi tunggu, menunggu pesananku yang sebelumnya di umumkan akan jadi dalam waktu lima belas menit. Restaurannya tidak terlalu ramai, mungkin karena masih pagi dan belum jam makan siang. Aroma masakan khas jepang ini membuat perutku berbunyi sejak tadi, ah aku tidak sabar menyantap makanan ini.

"Hey, Diana?" Suara itu membuatku menoleh ke belakang dan.. siapa dia? wajahnya terlihat tidak asing.
Sadar akan ekspresiku yang sedang mencari tahu,
"Ben" jawab pria itu. "Benneth" sambungnya.
Ah ya! dia Ben, teman Carly saat pesta dan hampir menciumku. Aku hampir tidak mengenalinya karena penampilannya berbeda dengan malam itu. Hari ini dia terlihat sedikit formal, gaya rambutnya juga sedikit berbeda dari yang terakhir aku lihat, aku ingin mengatakan bahwa dia terlihat sedikit—manis?

TRAPPED IN THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang