(22)

21 2 0
                                    



Nathaniel Green Turner

"Akhh, Nathh..." Desahan Diana benar-benar membuatku gila. Aku tahu wanita ini tidak pernah disentuh sebelumnya mengingat segala titik ditubuhnya adalah titik sensitifnya. Dia benar-benar manis dan berbeda. Aku sudah kehilangan akalku sejak tadi, sejak aku berhasil meloloskan bra dari tubuhnya. Dia sudah setengah telanjang didepanku. Mataku tidak bisa berhenti mengagumi tubuhnya yang terpahat sempurna. Tubuhnya sangat indah dan benar-bebar tak terjamah sebelumnya. Aku tidak pernah melihat bagian dada wanita ternyata bisa seputih dan seindah itu.

Aku sudah menyesap dadanya sejak tadi yang membuat dia menggelinjang gila. Jika Diana sudah kehilangan akal menikmati permainanku, mungkin aku sudah lebih gila darinya. Aku benar-benar tidak bisa mendeskripsikan rasaku saat ini. Aku menginginkannya. Lekukan tubuhnya yang menggeliat membuatku semakin bergairah. Milikku sudah sesak dibawah sana, aku menghentikan kegiatanku menjilat dadanya yang membuat matanya menatapku bertanya-tanya. "Sebentar" kataku tersenyum melihatnya dibawahku, dia jauh lebih cantik jika dilihat dari atas.

Aku membuka kancing celanaku lalu meloloskan resletingnya namun beberapa detik berikutnya, Diana menahan tanganku "Apa yang kau lakukan?" tanyanya panik.
"Jangan khawatir honey" bisikku kembali melumat bibirnya lalu membuka celana jeansku. Kini aku juga membuka celana jeans milik Diana secara perlahan tanpa melepas ciuman kami namun yang tidak aku sangka, wanita itu meloloskan sendiri celananya yang membuatku semakin memperdalam ciumanku.

Aku tidak bisa berhenti mengagumi tubuh polos Diana yang hanya tersisa celana dalam putih disana. Aku benar-benar ingin menarik celana dalam itu dengan mulutku namun aku urungkan karena Diana mungkin akan merasa tidak nyaman atas tindakan itu.
Aku masih bermain di dadanya, memainkan tonjolan kecil disana yang mengakibatkan dia menggelinjang tertahan. Dia meremas rambutku saat aku menghisap dadanya dan membuat tanda kepemilikanku disana. "Ahhh.. Nathaannn.... " Aku suka bagian dia meneriakkan namaku disetiap kenikmatannya.
Tidak berhenti disana, aku mulai meraba celana dalamnya dari luar, "Oh, kau sangat basah, Anna" senyumku tidak berhenti merekah sejak tadi. Wanita ini benar-benar menikmati permainan kami. Perlahan aku memberikan sentuhan, memainkannya sehingga membuat tubuh Diana terangkat. "Ohhhh Shit!" Aku tertawa mendengarnya. Umpatannya bahkan terdengar sangat seksi saat ini. Ia mendongakkan kepalanya, meremas rambutnya dengan nata tertutup dan menggigit bibirnya sensual. Perlahan kini aku menarik celana dalamnya. Mataku berbinar melihat bagian terintimnya yang terlihat sangat indah dan rapi. Aku ingin menjilat bagian itu, sungguh aku sudah tidak bisa menahan diriku.
Aku menarik kakinya agar terbuka lebih lebar.
Kepalaku pening, aku tidak bisa menahannya, aku ingin menjilatnya saat ini juga.

"Nathh.. itu menjijikan!" teriak Diana namun tidak aku hiraukan, "Awhh, Naatthhh...stopp"
dia mendorong kepalaku yang sudah bermain di miliknya sejak tadi, menyesap seluruh airnya tanpa sisa. Entah aku yang kehilangan akal atau nafsuku yang memuncak, tapi seluruh bagian tubuhnya sangat manis. Bagaimana mungkin bisa semanis ini?
Wanita ini benar-benar virgin. Lidahku bahkan tidak bisa memasuki lubangnya sekeras apapun aku mencobanya. Perasaan bersalah mendadak menghantuiku, aku menghentikan kegiatanku menjilat miliknya, merapatkan kembali kakinya.
Sepertinya tindakanku sudah terlalu jauh membawa nya. Wanita polos ini tidak seharusnya telanjang didepanku. Wajahnya kini terlihat bingung saat sentuhan yang menggilakannya mendadak berhenti "Apa yang salah?" tanyanya frustasi.
"Anna.. maafkan aku" bisikku. Aku mengambil selimut diaebelahnya lalu menutupi tubuh telanjangnya.

"Kenapa?" tanyanya kini sudah duduk didepanku dengan selimut yang dia tahan sampai dadanya.

"Tidak ada Anna" kataku meraih baju ku lantas memakainya.

"Kenapa kau berhenti, Nath" Dia menahan tanganku yang meraih celanaku,
"Anna.. bukan waktunya kita melakukan ini"

"Apa maksudmu? kenapa kau berhenti ditengah-tengah?" dia terlihat marah saat ini.

TRAPPED IN THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang