(12)

30 2 0
                                    

Amara Diana Kim

"Mau menemaniku pergi belanja?" Suara Carly membuyarkan konsentrasiku yang sedang mengerjakan tugas. "Kemana?"

"Mall"

Sejujurnya, selama hampir tujuh bulan di Oxford, aku belum pernah ke mall sekalipun. Karena selain merasa tidak perlu, pakaianku juga masih bagus dan layak digunakan. Beberapa kali Carly mengajakku tapi ku tolak karena malas juga.  Aku kurang menyukai keramaian, berada ditengah-tengah orang yang sibuk membuatku suntuk. Aku akan mendadak pusing saat mendengar suara-suara orang yang ramai dan ribut.

Namun hari ini, entah kenapa rasanya aku ingin ikut, ingin melihat pemandangan baru selain kamar kotak asrama ini.
Aku mengangguk, setuju dan bergegas ke lemari memilih pakaian yang tepat untuk pergi.
Pilihanku jatuh kepada baju kaos oversize dan celana jeans panjang. Tidak perlu berdandan, memangnya siapa yang akan melihatku?
Tak lupa pula mengambil dompetku yang aku letakkan di nakas. Siapa tahu aku ingin membeli suatu saat sudah disana.

Aku melihat pantulan diriku di cermin, "Sudah" gumamku menepuk-nepuk bagian bawah bajuku, merasa puas dengan pakaianku.
Ternyata Carly menungguku di depan pintu. Aku menutup laptopku lalu mengikuti Carly yang sudah melewati pintu asrama.

***

"Apakah itu tidak terlalu banyak, Carl?" Aku sedikit meringis melihat belanjaan Carly. Tas belanjanya sudah memenuhi kedua tangannya, dan tiga tas belanjaannya berada di tangan kiriku.
Sangat kontras denganku yang hanya membeli beberapa make up dan baju. Muat dalam satu totebag saja.

"Belum, Anna. Aku masih perlu mencari sepatu" katanya kini mendekati toko sepatu yang berada di depan kami. Dengan hati yang berat, aku menarik nafas dalam-dalam dan mengikutinya pergi ke dalam toko sepatu. Aku kira akan berhenti sampai disana, tapi ternyata wanita itu mampir di toko aksesories handphone untuk membeli case couple yang akan dia gunakan bersama Edward katanya.

Untungnya Carly membawa mobil dan kami tidak perlu berdesak-desakan dengan tas belanjaan itu karena mereka semua muat di jok belakang.
"Selanjutnya kita kemana?" tanya Carly, kini melihat ponselnya "Baru jam 9 malam" katanya,
"Apa kita ke bar saja?"

Tawarannya membuatku spontan menggeleng tidak setuju.
"Oke kita ke bar" Ucapnya mantap. Jangan lupakan fakta dari awal bahwa Carly tidak perlu persetujuanku jika mengajakku ke suatu tempat.

Mendesah pelan, aku hanya bisa pasrah karena tidak ada alternatif lain selain patuh. Sepertinya tidak masalah sesekali keluar dari asrama dan hidup seperti wanita dewasa pada umumnya di negara ini.

Mobil kami berhenti di depan parkiran sebuah bar lokal, "Temanku ada di dalam" Carly buru-buru keluar dari mobilnya, aku mengikutinya.
"Kekasihku juga" katanya sebelum membuka pintu bar.

Suasana di dalam Bar tidak seramai yang aku kira, dan benar disana sudah ada beberapa teman Carly Si kembar Jessica dan Jane, ada Edward-kekasihnya, Ben dan Jack juga disana.

"Hai, Diana" Ini suara Jack, pertama kalinya pria itu menyapaku. Aku tidak pernah memperhatikannya tapi ternyata suara Jack terdengar berat. Pria itu terlihat berkarisma malam ini, dan dia melepaskan topinya. Aku tersenyum melambaikan tangan kepada mereka semua, di kursi sebelah tempat duduk Edward, aku melihat seorang wanita berambut coklat menatapku dengan tatapan tidak suka. Wajahnya terlihat tidak asing, sepertinya aku pernah melihatnya sebelumnya. Sedikit membuatku tidak nyaman namun aku mengabaikannya.

Aku duduk membelakangi pintu masuk, tidak banyak berbicara, hanya mengamati pembicaraan mereka semua. Sesekali mendengar mereka membicarakan kelas yang menyebalkan. Aku baru mengetahui bahwa Edward, kekasih Carly bekerja di disalah satu Bank terkenal di Oxford di bagian IT saat pria itu membahas pekerjaannya. "Aku juga memiliki teman yang berasal dari Indonesia." Ucap Edward tak terduga membuat kedua alisku terangkat. Aku tersenyum menanggapinya. Senyumku terasa tidak alami seperti tasa canggungku. Walaupun ini bukan pertama kalinya aku bertemu dengan teman-teman Carly, tapi berada di sekitar mereka masih terasa asing untukku.

TRAPPED IN THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang