(15)

25 2 0
                                    

Nathaniel Green Turner

"Arthur?"

Aku mengernyitkan dahiku menghadap Diana, dia mengenal pria ini? Tapi bukankah yang dipanggil adalah Amara? kenapa Diana yang merasa terpanggil?

Banyak pertanyaan yang bermunculan dibenakku dan belum bisa terjawab saat ini. Diana berdiri disebelahku, menatap lamat-lamat kepada pria yang bernama Arthur itu. Aku memegang tangannya saat kakinya hendak melewatiku untuk berjalan kearah Arthur, namun Diana menatapku, tersenyum lalu mengangguk "Jangan khawatir, aku mengenalnya" katanya yang membuatku melepaskan lengannya dengan berat hati.

Aku tidak ingin mengakuinya tapi pria itu terlihat tampan dan mampu menyaingiku. Aku mendadak jengkel melihatnya. Setelah berhasil memisahkan Diana dengan Ben, apakah aku harus memisahkannya dengan pria asing ini sekarang?

Tatapan mata mereka berdua tidak bisa aku terjemahkan, ada kesedihan yang terlihat dimata Diana dan ada kehampaan yang tersirat dimata Arthur. Senyum pria itu terlihat merekah dan lega di saat yang bersamaan menatap Diana yang ada di depannya.

"Apa kabar?" katanya kepada Diana. Aku masih mengawasinya dari depan mobilku, jarak mereka berbicara tidak jauh dariku, hanya sekitar lima meter.

Diana terlihat terpaku menatap wajah pria itu sehingga membuatku sedikit kurang nyaman, dia bahkan tidak pernah memberikanku tatapan itu.
"Amara? apakah kau baik-baik saja?" Tanya Arthur memastikan keadaan Diana yang masih membeku menatapnya sejak tadi.

Siapa Amara? kenapa aku tidak mengetahui nama itu?

"Iya, aku baik-baik saja" Kata dia akhirnya. Arthur melihat kearahku, tersenyum tipis namun segera menatap Diana lagi. Aku ingin menghampiri mereka berdua dan mendengarkan dengan jelas percakapan mereka. Namun aku takut Diana akan merasa tidak nyaman mengingat beberapa saat yang lalu aku membuat pergelangan tangannya memerah karena aku tidak bisa menahan emosiku saat melihatnya bersama Ben. Aku menginginkan Diana dan tidak ada yang boleh menyentuhnya selain aku.

Aku masih mengawasi mereka dengan mata yang menyipit, tidak peduli seperti apa ekspresiku sekarang karena aku benar-benar tidak suka melihatnya.
Diana tiba-tiba menoleh kearahku yang membuatku spontan tersenyum "Nathan, bisakah kau meninggalkan kami sebentar? aku butuh privasi untuk berbicara dengannya" ujar Diana yang membuat senyum diwajahku memudar.
Tidak! aku tidak ingin meninggalkan kalian berdua! aku akan tetap mengawasi kalian dari sini. Itulah kalimat yang ingin aku ucapan kepadanya namun sudah ku tekan habis egoku dan akhinya mengangguk sebagai balasannya. Aku mengitari mobilku lalu duduk didalam. Kali ini mengawasi mereka dari dalam, walaupun aku tidak bisa mendengar percakapan mereka, setidaknya aku bisa melihat gerak geriknya dari sini.

Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam dan tidak ada satupun kendaraan di parkiran ini terlihat akan beranjak. Aku masih menunggu Diana didalam sini sambil memperhatikannya. Dia terlihat gugup dan sesekali menendang angin dibawahnya dengan wajah yang tertunduk. Kenapa dia tiba-tiba bersikap manis didepan pria itu?
pakaiannya mulai tertiup angin dan sedikit terangkat yang membuatku ingin menariknya kedalam mobil lalu menyuruhnya memakai celana training olahraga ku. Namun itu tidak mungkin, jadinya aku memilih diam dan menunggunya memanggilku.

Mereka terlihat nyambung saat berbicara dan Diana samasekali tidak terlihat membantah ucapan pria itu. Tapi mengapa saat bersamaku dia lebih suka berdebat? kenapa dia selalu kabur dan menghindar saat aku ingin berbicara dengannya? apakah aku tidak setampan pria itu?
aku melihat pantulan wajahku di kaca spion," Aku lebih tampan darinya" gumamku percaya diri lalu melipat tanganku dan bersandar di kursi kemudi.

Menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan, apalagi menunggu wanita yang aku sukai berbicara dengan pria lain. Aku menghela nafas kasar, tidak. Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus menghentikan percakapan itu.
Baru saja aku ingin keluar dari mobil untuk menghampiri Diana, pria yang bernama Arthur itu terlihat mendekat dan menepuk pundak Diana sebelum akhirnya pergi meninggalkan Diana disana.

TRAPPED IN THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang