(02)

79 2 0
                                    

Nathaniel Green Turner

Penampilan wanita yang aku temui di perpustakaan tadi mengingatkanku kepada seseorang. Matanya bahkan terlihat sangat identik dan aku tidak sadar sudah menatapnya selama itu. Dia terlihat risih dan kurang nyaman tapi aku memakluminya. Wanita itu cukup pendiam, dia terlihat malu-malu. Dia bahkan tidak menjawab semua pertanyaanku. Aku mendengus pelan, dia satu-satunya wanita yang mengabaikanku disini. Bagaimana mungkin dia hanya menunduk dan takut menatap wajahku? padahal banyak wanita yang menyerahkan dirinya kepadaku, suka rela melakukan banyak hal untuk merebut perhatianku namun kenapa wanita itu tidak melakukan hal yang sama?

Usai kelasku sore tadi, aku memutuskan untuk melewati jalan di depan asrama wanita. Sedikit berharap agar berpapasan dengan wanita itu lagi, mataku melirik kearah pintu utama asrama, diam beberapa saat didepan sana untuk menciptakan sebuah kebetulan jika aku melihatnya melintas disana. Setelah beberapa menit menunggu, tidak ada tanda-tanda aku akan bertemu dengannya lagi atau mungkin dia tidak tinggal di asrama ini?

BUGGGH

Sebuah pukulah mendarat diwajahku sesaat sebelum aku memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. Aku sedikit terlonjak dengan tindakan tiba-tiba itu, "HEI DUDE, WHAT THE FUCK ARE YOU DOING?!!"

Mataku terbelalak saat mengetahui bahwa pria yang memukulku adalah Torres Grey. Pria itu dengan buas meninju wajahku sehingga membuatku meringis berkali-kali. Dari mana dia tahu bahwa aku berada disini? Matanya memerah, dan masih membabi buta memukul wajahku. Aku tidak bisa melawannya, aku tidak mau menyakitinya. Aku bahkan bisa saja membalas pukulannya dengan lebih buas dari yang dilakukannya, tapi aku memilih untuk tidak melakukannya. Dendam dari wajah pria ini sangat kentara dan aku bisa merasakan setiap pukulannya mendambakan kematianku.

"Kau tidak pantas hidup, bajingan!!" Teriaknya disela-sela pukulannya.

"Kau harus mati!! dunia tidak adil jika kau masih hidup, keparatt!!"

"Bisa-bisanya kau masih bisa menghirup udara segar seperti ini, jika tidak mati, kau sehatusnya mendekam dipenjara, brengsek!!"

Aku hanya meringis, merasakan darah mulai mengalir dipelipisku. Posisiku sekarang sudah berada dibawahnya, dan Torres masih tidak mengurangi kecepatan pukulannya.

"Shit" umpatku karena dia hampir membuat gigiku goyang. Pukulannya kali ini terasa lebih menyakitkan daripada sebelumnya.

Sekeliling kami sudah mulai ramai dan dipenuhi oleh orang-orang yang ingin tahu apa yang sedang terjadi. Samar-samar aku mendengar mereka mulai membicarakan tentang aku yang merebut kekasih orang. Jika saja situasinya tidak seperti saat ini, mungkin aku sudah menertawakan mereka karena omong kosong itu.

"Hei!! Apa yang kalian semua lakukan?? Hentikam mereka atau dia akan matii!!"

Teriakan itu membuatku menoleh, disana wanita itu, wanita yang aku temui di perpustakaan itu yang bersuara. Darimana sumber keberaniannya hingga berteriak selantang itu disaat semua orang hanya menonton perkelahian ini? Pukulan yang bertubi-tubi dari Torres membuat kepalaku sedikit pening. Sekilas aku melihat lagi kearah wanita itu, tangannya ditarik oleh temannya yang aku yakini adalah— Carly saat dia hendak menuju kearahku.
Dia sangat berani, tapi terimakasih Carly sudah menjauhkannya dari tempat ini.

Aku menyadari pukulan itu berhenti setelah beberapa orang mulai menarik Torres dari atasku. Aku melihat Nicholas mengangkat badanku. "Are you fucking kidding me, bro?!!"  "kenapa kau membiarkannya memukulmu? apa artinya selama ini kau berlatih tinju denganku? kau bahkan tidak menyentuh wajahnya, jerk!"

TRAPPED IN THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang