" Del, lo bisa nggak agak jauhan dikit? " bersusah payah melepaskan pegangan tangan sahabatnya itu dari lengannya. Pasalnya dari mereka berangkat sekolah sampai upacara selesai dilaksanakan perempuan itu benar-benar menempel dari dirinya tidak ingin menjauh.
" Nggak bisa. "
Mendengar jawaban singkat itu Arabella mengipas-ngipaskan tangannya. " Gerah " rengek Arabella pada sahabatnya itu. Melepaskan topi memakaikannya pada Adela. Sehingga perempuan itu memakai dua topi. " Noh, noh Kak Vano! "
" Yaudah sih biarin. "
Seorang Adela membiarkan Vano lewat begitu saja? Tanpa berusaha menarik perhatiannya laki-laki itu seperti sebelum-sebelumnya. Sungguh aneh.
Kini keduanya duduk di bangku mereka dengan Adela yang sudah melepaskan pegangannya. Namun kursinya semakin dekat dengan Arabella.
" Adela Dyra Ryanca, kalau lu mepet lagi satu senti aja, gue nggak bakalan ngajak lo ngomong. Gue bakalan marah, gue bakalan ngambek, dan gue bakalan cepuin semua tingkah absurd lo sama Kak Vano." Mengancam sahabatnya agar sedikit menjauh. Tangannya mengambil penggaris dengan panjang 60cm. " Minimal segini lah jaraknya. "
" Tega banget sih, oke. " menarik kursinya agar sedikit menjauh sesuai jarak yang sahabatnya itu inginkan.
Satu tarikan nafas lega dari Arabella berhasil membuat Adela memanyunkan bibirnya. " Dasar bocah. " sedikit mencubit pipi sahabatnya.
" Bocahan juga lo! " mengipas-ngipasi dirinya dengan buku milik Adela. " Mau ke mana, Del? Ngambek lagi lo? "
" Emang lo pikir hidup gue hanya tentang ngambek aja? Nggak ya! Gue mau kencing. Bye! " berjalan keluar melewati beberapa teman sekelasnya yang datang bergerombol.
Di depan pintu masuk kelas mereka, untuk sebentar Adela menghentikan langkahnya saling menatap untuk sebentar. " De, gue mau minta maaf soal yang kemarin. "
Deon hanya berdehem kecil lalu berlalu meninggalkan perempuan itu dengan perasaan bersalahnya.
' Gue udah maafin lo, Del. Gue cuma belum bisa ngelupain perasaan suka gue sama lo. '
" Bel, om tadi ngapain keluar dari ruang guru? Emang lo ada masalah, ya? " tanya Adela datang dengan napas yang ngos-ngosan. Ia berlari dari di toilet, karena ia pikir guru sudah mulai mengajar di kelasnya.
" Om siapa? " bertanya dengan wajah bingungnya.
" Om siapa, om siapa. Ya bapak lo lah, Bel! "
" Oh " perempuan itu juga tidak mengetahui untuk apa papanya datang ke sekolah. " Nggak tau. Papa nggak pernah bilang bakalan ke sekolah sih. " Mungkin saja pria itu sedang ada urusan, tapi apa? Sudahlah nanti saja ia tanyakan ketika sampai di rumah.
Setelahnya tidak ada lagi percakapan antara keduanya. Mereka mulai sibuk mengeluarkan buku tulis dan buku paket mereka. Menyimak penjelasan yang guru
Dijelaskan di depan sana.Arabella melirik " Bela " senggol Adela setengah berbisik memanggil sahabatnya yang pura-pura sibuk memperhatikan pelajaran matematika di depan.
" Hm "
" Lo ngerti? "
" Enggak."
Sontak keduanya saling memalingkan muka. Melihat ke arah yang berbeda sambil menahan tawa.
" Padahal kalau dilihat-lihat lo kayak orang bener, Bel."
" Mulut lo. " kembali menahan tawa mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Bertemu Kembali
RomanceTerimakasih untuk segala rasa yang pernah ada. Untuk sekarang doakan aku untuk ikhlas, ikhlas melepas kepergian mu, ikhlas menjalani hari tanpa kamu. Sampai Bertemu Kembali di kehidupan yang sudah dituliskan penulis.