" Cie yang udah jadian." Vano datang dari belakang menjahili Arabella bersama dengan Adela.
" Cie ke mana aja lo kemarin, Bel? " senggol Adela mendahului sahabatnya ke kantin. Adela dan Vano, keduanya selalu pergi berdua ke mana dan di mana pun.
Arabella membalikkan badan mengurungkan niat pergi ke kantin. Perutnya terasa sangat sakit karena hari ini, hari pertama perempuan itu PMS.
" Cia Cie " kesal Arabella.
Perempuan itu tersenyum membaca pesan yang di kirim sang pacar. Dengan segera berjalan menuju ruangan besar yang jaraknya berada beberapa meter dari kelasnya. Melupakan rasa sakit perutnya, bersiap menemani Dwipa yang tengah duduk dekat jendela.
" Hai " berkata dengan sedikit berbisik. Merebahkan kepalanya di atas meja. Membuat wajah perempuan itu terhalangi dengan buku-buku besar milik Dwipa.
Laki-laki itu menghentikan kegiatannya untuk menulis. Menyingkirkan buku besar itu ke sebelah kanannya. Memperhatikan wajah perempuan itu yang terlihat tengah memejamkan matanya. Namun, tidak seperti bisanya wajah itu terlihat tengah menahan rasa sakit. " Bela, kamu sakit? " menyelipkan helaian rambut Arabella.
Dijawab anggukkan oleh perempuan itu. " Nanti juga hilang kok, Kak. Lanjut lagi belajarnya. " membuka matanya melihat wajah Dwipa yang terlihat khawatir. " Jangan khawatir aku baik-baik aja. Hampir semua perempuan di dunia ngerasain ini. " dan setelah itu Dwipa baru sadar bahwa perempuan itu tengah datang bulan.
Dwipa tetap mengusap-usap kepala Arabella dan tangannya yang satu ia gunakan untuk menyalin beberapa materi. Mereka tidak berbicara banyak lagi karena di perpustakaan itu tidak boleh ada keributan, seperti suara siswa yang mengobrol.
" Jaga kesehatan kak, jangan terlalu dipaksa. " membangunkan dirinya memperhatikan Dwipa dengan sangat intens.
" Kalau nggak juara gimana, Bel? "
Terlihat berfikir untuk sejenak. Lalu terlintas satu jawaban " Nggakapapa. Yang penting udah juara di hati aku. " memelankan suaranya ketika seorang pengawas di bagian paling depan berdehem kecil.
Dengan gemas laki-laki itu mencolek hidung perempuan itu. " Ayo ke kelas, bentar lagi bel bunyi. " mereka berdua bergandengan tangan keluar dari ruangan itu. Dengan Arabella yang mulai banyak bicara karena rasa nyeri dan sakit di perutnya yang jauh mereda.
Perempuan itu melepaskan pegangan tangannya pada Dwipa dan dengan semangat menceritakan betapa bucinnya sahabatnya. Lalu berganti topik lagi mengenai novel yang sudah berhasil ia selesaikan dengan sempurna. Dan sekarang buku yang ia tulis sudah tersedia di beberapa gramedia. Buku pertama yang akhirnya berhasil dicetak.
" Awas, Bela! " menarik perempuan itu yang hendak menabrak siswa lain yang tengah membawa tumpukan buku yang sangat tinggi. Sehingga tidak memperhatikan siapa orang yang berada di depannya, siswa itu hanya memperhatikan langkah dan juga lantai yang ia pijak. Sedangkan Arabella hanya memperhatikan Dwipa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Bertemu Kembali
RomanceTerimakasih untuk segala rasa yang pernah ada. Untuk sekarang doakan aku untuk ikhlas, ikhlas melepas kepergian mu, ikhlas menjalani hari tanpa kamu. Sampai Bertemu Kembali di kehidupan yang sudah dituliskan penulis.