" surprise! " teriak Cila mengejutkan Arabella dan Dwipa membuat perempuan itu mengurungkan niatnya untuk menceritakan suatu hal.
Berbalik melihat anak kecil berumur 4 tahun. Wajahnya menggemaskan, lucu dan juga cantik. Sedikit memiliki kemiripan dengan Dwipa, sang pacar.
Dwipa merentangkan tangan bersiap untuk memeluk Cila, namun tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Cila memilih memeluk Arabella yang bisa dikatakan baru dalam hidupnya. " Selamat ya, Kak. Kata Kak Papa kakak menang "
Arabella mengelus rambut anak kecil itu. Memeluknya untuk sebentar lalu memainkan tangan mungil Cila. " Terimakasih ya, Cila cantik. Maaf Kakak baru datang ke sini ya. "
Cila menganggukkan kepalanya tidak mempermasalahkan itu. Karena setiap hari ia bertanya kapan Arabella akan datang ke rumah setiap hari juga Dwipa menjelaskan kepadanya bahwa perempuan itu tengah disibukkan dengan berbagai kegiatan di sekolah.
" Kak, Cila punya mainan baru. " menarik tangan Arabella. Mengajaknya ke ruang tamu, dimana di samping sofa terdapat tempat khusus untuk anak kecil itu bermain. Mulai dari tenda yang sengaja dibangun oleh Dwipa. Beberapa peralatan memasak, boneka dan ada banyak lagi hal yang terlihat menyenangkan untuk dimainkan.
" Cila, kalau ada tamu ajak duduk dulu kasih minum. Masa langsung diajak main. " tanya Seina datang dari dapur bersama dengan sang suami. Mereka baru saja selesai masak dan membuat kue khusus untuk Arabella.
" Nggakpapa Tante. " salim kepada Seina dan Suami wanita itu.
" Cantik banget kamu nak. " tersenyum sedikit mengusap rambut perempuan itu. Perempuan yang baru saja datang ke dalam rumahnya. Menjadi tamu yang sangat istimewa bagi keduanya. Karena dia adalah salah satu jawaban dari Tuhan. Dia penyelamat terakhir untuk keponakan kesayangannya.
Semuanya duduk di sofa termasuk Cila. Anak kecil itu terlihat anteng di pangkuan Dwipa, lalu berpindah menidurkan dirinya di paha Arabella. Sudah banyak kali Seina menegur namun anaknya seperti magnet yang tidak bisa jauh dari sisi perempuan itu. Mungkin karena sifatnya yang ramah dan juga aura yang dipancarkan sangat baik.
Seina mengucapkan selamat kepada Arabella karena berhasil memenangkan lomba baca puisi. Lalu bercerita panjang lebar tentang Dwipa yang sering sekali menceritakan Arabella. " Sesuka itu dia sama kamu, Bel. Sebelum tidur Tante selalu rutin dengerin cerita anak ini. " menepuk paha Dwipa untuk sebentar lalu sedikit tertawa.
Arabella yang mendengarkan penuturan Seina tersipu malu. Ia pikir kejadian itu hanya bisa ia lihat saja di televisi atau lewat bacaan yang ada di buku atau pun novel, tapi ternyata di kehidupan nyata juga ada seperti itu. Ia sangat-sangat bersyukur dipertemukan dengan laki-laki yang mau memperkenalkan dirinya kepada orang-orang terdekatnya seperti sekarang tante dari laki-laki itu.
" Eh, anak ingusan. Ke om kok kamu nggak mau cerita? "
" Kasian deh Papih. Ke cila aja Kak Papa sering cerita. " Cila semakin memanas-manasi Ayahnya sendiri.
Dwipa memperlihatkan jempolnya. Mengusap gemas rambut Cila. " Ganti dulu nama Dwipa. Jangan manggil anak ingusan mulu. " memanyunkan bibirnya. Sudah belasan tahun tapi nama itu selalu melekat di dalam ingatan om nya.
" Kok namanya bisa anak ingusan sih om? " tanya Arabella tertawa.
" Ada ceritanya, Bela. Om akan ceritain semuanya tapi sebelum itu, ayo pindah ke ruang makan. Sambil makan aja nggak enak keburu dingin " berdiri dari duduknya menggendong Cila.
" Tapi kita tadi udah ma-
" Ayo kak. " Ucap Arabella menarik tangan Dwipa. " Aku mau coba masakan Tante sama Om. " ucap perempuan berbisik lalu berjalan dengan semangat. Menyusul suami Seina yang sudah sampai duluan di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Bertemu Kembali
RomanceTerimakasih untuk segala rasa yang pernah ada. Untuk sekarang doakan aku untuk ikhlas, ikhlas melepas kepergian mu, ikhlas menjalani hari tanpa kamu. Sampai Bertemu Kembali di kehidupan yang sudah dituliskan penulis.