Bab 48 : Segera Terjadi?

14 2 0
                                    

Kegiatan lomba persami mulai dilakukan. Siswa berkumpul sesuai kelompok mereka masing-masing. Seperti biasa beberapa diantara mereka masih semangat menjalani hari yang belum sepenuhnya selesai. Dan beberapa yang lainnya sudah terlihat ogah-ogahan, jika bukan karena nilai, mereka tidak akan datang ke sekolah. Lebih baik tidur panjang di rumah.

Arabella siap dengan bendera semaphorenya, berbaris mengikuti yang lainnya. Bersiap melakukan gerakan. Setelah selesai melakukannya, barulah para peserta mulai menebak apa yang Pembina peragakan di depan sana.

Tanpa perlu berfikir lama-lama Arabella mulai menebaknya. Mengangkat tangan setinggi-tinggi agar langsung di notice oleh pembina. " Dasa Darma Pramuka. " jawab perempuan itu semangat. Mewakili kelompoknya.

" Iya, Benar sekali. " kembali pembina memperagakan beberapa gerakan di depan sana. Hingga mereka menemukan pemenang sesungguhnya.

Lomba semaphore berlalu digantikan dengan lomba morse. Kali ini bukan Arabella yang mengikutinya, tapi Adela. Perempuan itu cukup baik jika menyangkut dengan pendengaran. Ia juga sangat antusias, mungkin karena disemangati Vano waktu istirahat tadi.

" Oke akan ku taklukan semuanya. "

" Semangat Adelajing. " teriak Arabella duduk di samping lapangan. Ikut lesehan bersama kelompoknya.

" Dasar kampret! "

Setelah selesai mengikuti kegiatan lomba semaphore, morse, tali temali hingga membuat sandi. Semua dibubarkan. Kembali beristirahat agar nanti ketika penyalaan api unggun semua terlihat segar dan kembali bersemangat untuk melakukannya.

" Del " Panggil Arabella, mengajak sahabatnya untuk duduk di taman. Hari masih sore jadi tidak ada salahnya mereka duduk dulu di sana, sebelum berebutan untuk mandi.

" Kenapa Bel? "

" Kok akhir-akhir ini perasaan gue nggak enak ya? Kayak ada yang ngeganjal. Tapi gue nggak tau penyebabnya apa. " memikirkan bagaimana akhir-akhir ini ia sering terbangun di tengah malam. Khawatir dan berakhir tidak bisa tidur.

" Pantesan lo udah ngepublish cerita lagi di akun lo. Padahal gue tau lo disibukkan banget kegiatan ini. Kayak nggak ada jedanya aja gitu. "

" Nggak akan ada apa-apa kan Del? " tanya perempuan itu lesu.

Adela tersenyum meyakinkan sahabatnya. " Jika pun ada apa-apa gue tau lo bisa ngelewatin semuanya. Pikirin yang baik-baik aja Bela. " mengajak perempuan itu agar segera bangkit dari sana. Bersih-bersih dan kembali berkumpul ke lapangan. " Buat ending yang bahagia. Itu yang selalu lo ajarin, kan? " dijawab anggukan oleh perempuan itu.

" Semangat bela. Percaya kata hati lo. "

" Iya, Del. Makasih. "

Tapi, hati gue menolak untuk percaya.

🤍🤍🤍🤍🤍

Arabella dan Adela berbaris bersama dengan delapan orang lainnya. Membawa bambu yang dinyalakan api. Sesuai urutan mereka mulai membacakan Dasa Darma Pramuka.

Dasar Darma Pramuka

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan ksatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil dan gembira.

7. Hemat, cermat dan bersahaja.

8. Disiplin, berani dan setia.

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Melangkah ke depan ke arah kumpulan kayu bakar yang sudah ditata, menjadi api unggun yang akan indah. Meletakan bambu itu di tumpukan kayu, lalu setelahnya kobaran api mulai menyala. Mereka yang berada di sana dengan kompak menyanyikan lagu Api Unggun.

Sesi api unggu berakhir dengan indah mereka kini disuruh untuk duduk, renungan malam telah dimulai. Mata semuanya terpejam. Satu orang mulai membacakan sesuatu, berharap renungan itu berhasil masuk ke jiwa. Ada banyak hal yang dikatakan dan ada banyak hal juga kembali mengganjal pikiran Arabella. Perempuan itu tidak bisa fokus di sesi ini. Ia sedang menakuti sesuatu yang belum tentu akan terjadi.

" Bel " senggol Adela membuka matanya. Memperhatikan sahabatnya yang ternyata tidak memejamkan mata. " Lo mikirin apa? " berbisik agar tidak membuat keributan.

" Nggak lagi mikirin apa-apa, cuma nggak bisa fokus aja. " bohong perempuan itu. Karena semakin keras ia memejamkan mata satu bayangan muncul di kepalanya, bukan sebagai bayangan yang ia rindukan tapi sebagai bayangan yang ia takutkan kepergiannya.

" Merem Del! Jangan ngikutin gue. " senggol Arabella. Ketika tidak mendapatkan respon apa pun dari sahabatnya.

Adela mendongakkan kepalanya ke samping. Melihat wajah Arabella secara detail. " Lo nggak pandai bohong, Bel. " menghembuskan nafas pelan. " Kali ini siapa yang lo pikirin? Cerita lo? Tokoh utama? Atau Kak Dwipa? " mengakhiri pertanyaannya dengan matanya yang sudah terpejam.

Arabella ikut memejamkan matanya. " Bukannya pada akhirnya semua tentang Dia ya, Del? Semua hal yang gue lakuin atau bahkan kerjain selalu tentang dia.

" Tapi gue nggak tau kenapa pikiran gue kacau banget akhir-akhir ini. Gue takut akan banyak hal yang belum tentu terjadi. "

Atau mungkin akan segera terjadi?

Setelah sesi renungan berakhir semua siswa berdiri, mencari tempat untuk duduk. Mereka akan menonton beberapa pertunjukan dari kakak pembina di tengah lapangan salah satu dari pembina itu adalah Sintiya. Perempuan itu akan menyanyikan lagu. Sebatas Patok Tenda. Diiringi petikan gitar oleh Deon. Pacar sekaligus adik kelasnya.

Akan kah cinta ku sebatas patok tenda

Tenda terbongkar sayounara cinta

Arabella, Adela dan siswa yang lainnya ikut menyanyikan lagu itu secara bersamaan. Memeriahkan suasana di malam hari itu. Malam semakin larut semuanya dipersilahkan untuk kembali ke tenda masing-masing sesuai kelompok mereka. Malam itu mereka sudah bisa kembali memainkan ponsel mereka. Lagi pula sesinya penilaian sudah berakhir setelah acara pensi tadi.

" AKHIRNYA! " ucap Adela merentangkan tubuhnya di tenda. Perempuan itu bergabung bersama dengan siswa yang lainnya. Yang pastinya teman sekelas nya yang sangat ia akrabi selain Arabella sahabat kesayangannya itu.

" Bela ke mana, Del? " tanya seorang perempuan ketika melihat di sebelahnya kosong.

" Lagi cuci muka. " jawab perempuan itu yang tengah melakukan vidio call dengan Vano.

Arabella berjalan pelan. Menikmati suasana malam itu, tidak merasa takut karena semua lampu dinyalakan. Ia terlihat bengong untuk sebentar lalu kembali melanjutkan langkahnya. Duduk di depan tenda untuk beberapa saat, memainkan ponsel. Membuka roomchatnya bersama Dwipa.

Bel jaga diri baik-baik ya!

Kan ada kamu yang ngejagain aku

Kalau jauh aku nggak akan bisa jagain kamu bela.

Kamu nggak akan pergi jauh-jauh kan?
Iya kan?

Iya. I love you

I love you too

Jawab laki-laki itu dengan sangat cepat. Arabella tersenyum ketika ia tahu seorang Dwipa selalu memprioritaskan dirinya.

Kamu nggak akan pergi dan aku tahu itu kak.

Mematikan ponselnya. Ikut menyusul Adela yang mungkin saja sudah tertidur di dalam tenda bersama dengan yang lainnya.

Bersambung

Sampai Bertemu Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang