Jam menunjukan pukul 16.00 Arabella masih setia berada di sekolah. Menonton beberapa siswa laki-laki yang tengah sibuk bermain basket di lapangan sana. Salah satu diantaranya Deon. Mereka semua yang berada di sama terlihat sangat serius dengan bola yang berada di tangan mereka.
Arabella menghirup udara dalam-dalam berteriak semangat ketika Deon berhasil memasukan bola berwarna orange itu ke dalam ring basket. Sudah lama ia tidak memperhatikan pertandingan basket seserius ini. Meskipun pikirannya masih memikirkan Adela.
Ke mana sahabatnya itu pergi? Siapakah orang yang ditujunya? Akan kah ia baik-baik saja? Jujur beberapa pertanyaan itu membuatnya pusing sekali.
Deon berjalan ke arah Arabella. Duduk di samping perempuan itu dengan nafas yang sudah ngos-ngosan. " Berhasil nggak bujuk Adela nya? "
" Berhasil apanya. Dia malah kabur. Mana gue belum sempat kasih hadiah lagi sama dia. " jelas Arabella kesal. " Lo ke mana aja? Kenapa nggak ikut buat bujuk dia. "
Tanpa berlama-lama Deon mengambil ponselnya. Memperlihatkan chat nya bersama Adela. " Mau nya bantu, tapi takut makin memperkeruh keadaan, Bel. " laki-laki itu tidak berniat pergi. Tapi karena Adela menyuruhnya untuk berhenti peduli, ia tidak mungkin memaksa sebelum perempuan itu sangat membencinya.
Arabella mengambil ponsel Deon, menscroll chat laki-laki itu dengan sahabatnya. " Lo peduli banget sama dia. Tapi, bukan lo yang dia mau. " mengembalikan ponsel itu. Menepuk bahu sahabatnya pelan.
" Haus, Bel " mengalihkan pembicaraan.
" Lo nggak mau berjuang gitu? Katanya mau rebut? "
Deon menepuk kepala Arabella pelan. " Maunya gitu, tapi gue sadar diri kali, Bel. Ikhlasin aja, biarin dia bahagia sama apa yang dia pilih. Dan gue juga bakalan ngelakuin hal yang sama. "
" Nggak ada salahnya buat ungkapin dulu, De. Tapi nanti kalau semua masalah dia udah kelar. " memberikan saran kepada sahabatnya.
Deon menggelengkan kepalanya pelan. Menolak lagi saran yang diberikan Arabella. " Mending gue simpan aja. "
" Kenapa gitu? "
" Kita itu temenan lumayan lama. Kalau semisal gue ngungkapin perasaan gue yang sebenarnya, gue tau endingnya bakalan ditolak, Bel. Lo tau kan habis penolakan itu datang kita berdua bakalan mulai saling jaga jarak alias asing. Gue nggak mau kayak gitu. "
" Mending untuk sekarang dan selamanya gue simpan perasaan gue. Cukup lo, Tuhan dan gue yang tahu. Jadi jangan cepu. "
" Oke. Gue oikir lo bakalan egois. Ternyata lo nggak seburuk itu. " memuji dan meledek setelahnya.
" Emang kapan terakhir gue terlihat buruk? " mengacak rambut Arabella. " Fyp gue anak sultan, Bro "
" Info yang tidak penting." Kembali menabok laki-laki itu dengan tangan mungilnya. Untuk beberapa saat mereka berdua tertawa, sedikit menghibur diri realita yang sesungguhnya.
" Bel "
" Apa, De? " menengok ke arah sampingnya.
" Gue galau, Bel. Anak sultan galau nih. Ternyata nggak mudah. " mengusap dadanya pelan. Belum memulai sudah merelakan rasanya sangat menyesakan.
" Yah, si anjir. Gue kira nggak bakalan galau. "
" Maunya gitu. " menyenggol lengan Arabella. Memberikan kode kepada perempuan itu. Sambil berbisik Deon berkata. " Pacar lo daritadi nungguin lo, Bel. Gue balik dulu ya. Bye! " sedikit melirik ke belakang.
Dwipa, laki-laki itu sudah berdiri sejak setengah jam yang lalu di belakang sana. Memperhatikan keduanya yang tengah bercerita banyak.
Arabella membalikan badannya sebentar dan sudah mendapati Dwipa yang berjalan ke arahnya. " Deon, goblok! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Bertemu Kembali
RomansTerimakasih untuk segala rasa yang pernah ada. Untuk sekarang doakan aku untuk ikhlas, ikhlas melepas kepergian mu, ikhlas menjalani hari tanpa kamu. Sampai Bertemu Kembali di kehidupan yang sudah dituliskan penulis.