Bab 15 : Bunga, Belum Terbiasa

20 2 0
                                    

Wangi harum semerbak bunga menyapa indera penciuman mereka berdua. Kedua perempuan itu bersemangat membuka pintu toko sehingga terdengar suara yang menandakan bahwa ada pengunjung yang datang.

Arabella melihat ke kanan dan ke kiri melihat di mana keberadaan mamanya berada, tidak biasanya wanita itu tidak berada di posisinya, di kasir sambil membaca beberapa buku yang pastinya tidak jauh tentang bunga.

" Halo, Bu Arabella. " Sapa salah satu karyawan Engelina mendekat dengan senyuman manis. Entah asupan apa yang mamanya berikan setiap hari, tapi mereka terlihat bersemangat meskipun di sore hari pun.

" Halo. Mama di mana, ya? " tanya Arabella penasaran. Sedaritadi ia menghubungi namun tidak satu pun panggilan atau pesannya dijawab oleh Mamanya.

" Bos, di ruangannya, Non. Katanya mau melakukan projek. "

Arabella menaikan alisnya." Mama melakukan projek? " melihat ke arah Adela yang tengah sibuk memfoto beberapa bunga yang memang terlihat sangat cantik dan juga segar. " Terimakasih ya. " mendekat ke arah Adela. Mengganggu aksi perempuan itu yang tengah memotret di samping sana.

" Anjing " sedikit kaget saat kepala Arabella tiba-tiba masuk ke dalam hasil jepretannya.

" Mau ikut ke ruangan Mama, nggak? "

" Mau " memasukkan kembali ponselnya.

Mereka berdua melangkah ke arah lift. Menekan lantai 3 untuk menuju ruangan yang mereka berdua inginkan dan cari.

" Bel, minggu depan anterin ke sana ya? " Ucap perempuan itu sambil melihat hasil-hasil foto yang ia ambil. Sangat bagus dan juga indah.

Arabella sedikit melirik ke arah sahabatnya. " Yakin, bisa? " pasalnya terlihat ada banyak keraguan yang diperlihatkan sahabatnya itu. "Nanti ujung-ujungnya nggak jadi. " mengingat betapa seringnya rencana itu gagal.

Adela menggelengkan kepalanya pelan. Berjalan duluan ketika pintu lift di depan mereka sudah terbuka lebar-lebar. " Pasti bisa kok, Bel. "

Arabella tersenyum merangkul sahabatnya. Mengajak untuk pergi ke salah satu ruangan di mana Engelina berada. Pintu berwarna merah muda terbuka lebar-lebar, sebelum masuk Arabella tidak lupa untuk mengetuk dan mengucapkan salam.

🤍🤍🤍🤍🤍

Wanita di depannya terlihat sibuk dengan kertas-kertas. Tidak hanya di mejanya, tetapi di lantai. Sampai-sampai tidak menyadari kedatangan putri dan juga sahabat anaknya itu.

" Ma. " Panggil Arabella mengambil salah satu kertas yang tercecer di lantai. Kertas dengan berbagai gambar bunga ditambah dengan tulisan. Sepertinya Mamanya sedang membuat desain baru untuk toko bunganya.

" Halo Tante " sapa Adela memunguti kertas-kertas yang ada di depannya. Terlihat sangat berserakan dan juga berantakan. " Lihat deh Bel, cantik. " memuji beberapa desain milik Engelina.

Engelina menoleh ke arah dua perempuan di depannya. Mengenakan seragam sekolah yang sudah tidak sepenuhnya rapi. " Loh kok anak-anak Mama ada di sini? Sejak kapan? Tumben-tumbenan pulang sekolah mau datang ke sini. " Ada pujian namun juga sindiran terkhusus untuk anaknya tercinta.

" Lah, kan Bela baru beberapa waktu ini datang ke sini, Tan. " memberikan lembar kertas itu pada Engelina.

Angelina menggelengkan kepalanya pelan, berusaha mengingat kapan anaknya itu datang ke toko bunga. " Nggak ada. Terakhir Arabella ke sini pas kelulusan SMP kalian berdua. "

" Lah? " Adela melihat ke arah Arabella sebentar. " Jadi waktu pulpen lo ketinggalan itu lo ke mana? " meminta pertanggungjawaban, karena tidak biasanya perempuan di sampingnya itu akan berbohong kepada dirinya.

Sampai Bertemu Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang