Bab 42 : Maaf & Terimakasih

10 2 0
                                    

Pawvillion dog cafe, tempat di mana orang-orang yang berkunjung di sana bisa memesan makan dan minuman kekinian. Tidak hanya itu orang-orang yang datang atau berkunjung ke sana juga akan mendapatkan pengalaman baru, karena mereka bersantai dengan ditemani hewan yang lucu dan sangat mengemaskan.

Motor hitam besar milik Dwipa sudah terparkir rapi di parkiran samping. Tempat Pawvillion sangat besar. Di bagian depan terdapat taman dengan rumput hijau yang sudah di potong pendek.Dan Dmdari luar mereka berdua dapat dengan jelas melihat isi ruangan itu. Nuansa coklat yang dengan perpaduan warna putih untuk tembok atau pun dindingnya.

Keduanya memilih tempat ini benar-benar tanpa direncanakan. Mereka hanya penasaran dan alhasil datang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Selain itu Arabella juga sedang menyiapkan cerita terbarunya. Jadi perempuan itu membutuhkan banyak ide dan referensi, selain membaca buku. Tapi, bisa dibilang ini adalah lanjutan kisah kemarin yang belum usia.

Arabella dan Dwipa melangkah bersama ke dalam. Suara gonggongan hewan-hewan berbulu itu membuat keduanya sangat antusias untuk menggendong mereka satu persatu. Bulu mereka sangat lembut saat Arabella mengelus kepala anjing kecil berwarna putih di depannya. Dari awal masuk anjing itu sangat antusias menyambut kedatangannya dengan Dwipa.

" Bela, aku pesan minum dulu ya. " melangkah pergi meninggalkan perempuan itu yang tengah memotret hewan-hewan di sana.

Selang beberapa detik Dwipa kembali datang dengan dua minuman di tangannya, strawberry yougurt. Duduk di salah satu meja yang masih ada hubungannya dengan hewan-hewan di dalam sana.

Tanpa di sadari ternyata hari ini keduanya mengenakan t-shirt yang sama. Berwarna putih tanpa corak, bawahannya celana jeans dan mengenakan sepatu converse.

" Style kita sama. " ucap Arabella memainkan lengan t-shirt oversize milik Dwipa untuk sebentar.

" Soalnya kemarin kamu datang ke mimpi aku Bel. Terus nyuruh aku pakai pakaian ini. " menyedot minumannya. Memperhatikan perempuan itu yang tengah memotret beberapa momen yang sangat menyenangkan.

" Bilang aja kita jodoh. " tersenyum kepada laki-laki itu.

" Iya kamu jodoh aku, Bel. "

🤍🤍🤍🤍🤍

Perempuan itu menunjukan beberapa hasil potretannya. Terlihat Dwipa di dalam sana tengah dikerumuni hewan-hewan dengan warna yang berbeda-beda. Senyum laki-laki itu setiap hari semakin berbeda, itu senyuman tulus yang benar-benar bahagia tanpa dipaksakan lagi.

" Bela "

" Iya? " meletakan ponselnya ke dalam tas. Mulai fokus pada laki-laki itu. Karena, ketika Dwipa sudah memanggilnya dengan sebutan itu pasti ada hal yang akan dikatakan oleh laki-laki di depannya. Entah tentang perasaannya atau segala hal yang Arabella pertanyakan.

" Aku mau jelasin tentang hari kemarin. Hari di mana aku datang terlambat dan ada banyak hal lagi. Aku pikir aku nggak perlu ngejelasin ini, tapi kayaknya ini penting untuk hubungan kita ke depannya. "

Arabella mengangguk. Mempersilahkan Dwipa untuk mulai menjelaskannya.

" Maaf, kemarin aku telat datang ke ulang tahun kamu karena Cila sakit, Bel. Cila demam. Om belum datang dari kerja karena lembur dan aku nggak mau kalau tante bawa mobil malam-malam dengan kondisi yang capek karena baru pulang kerja. "

" Maaf, karena aku baru nyatain perasaan aku kemarin, setelah ulang tahun kamu berakhir. "

" Dan maaf, waktu kamu nanya bunga apa yang cocok buat kamu, aku baru kasih jawabannya kemarin. Aku hanya belum yakin pada saat itu Bel, aku belum benar-benar sembuh. Tapi kamu jangan khawatir karena hari ini semua luka yang aku simpan sudah mereda seiring berjalannya waktu apa lagi ditemenin kamu. " mengusap rambut perempuan itu sebentar.

Sampai Bertemu Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang