Bab 44 : Hujan & Kebersamaan

10 2 0
                                    

" Mah, Pa? "

" Iya, kita serius, Bela. " Engelina memastikan apakah pakaiannya sudah benar-benar rapi atau belum. Lalu membenarkan dasi suaminya yang terlihat agak miring.

" Ini cuman lomba baca puisi antar sekolah. Kalian nggak perlu sampai nggak kerja. " perempuan itu sudah mengatakan sejak awal. Tidak apa jika kedua orangtuanya tidak datang untuk menonton. Ia tidak akan memaksakan keinginannya. " Pa, hari ini ada jadwal meeting, Kan? "

Georgj menganggukkan kepalanya. " Udah bapa recedule. " tersenyum. Mengajak Arabella dan Engelina segera pergi. Untuknya datang lebih awal.

Di dalam mobil Arabella memegang kertas berwarna putih. Membaca kembali puisi yang ia bawakan. Puisi yang sama ketika ia bacakan di depan kelas. Rasanya sedikit gugup karena kali ini suasananya akan sedikit berbeda. Orang-orang yang menontonnya juga bukan yang ia kenali saja, tapi ada banyak orang yang berbeda.

" Bela, anak mama yang cantik. Selamat ya karena udah berhasil nerbitin buku pertama kamu. "

" Nanti kita rayain sambil makan-makan ya. " timpal Georgi. Hari ini full satu hari ia akan habiskan untuk anak dan istrinya. Ia ingin beristirahat untuk sebentar dari lelahnya bekerja.

Arabella menganggukkan kepalanya setuju, semangat. Dan kali ini ia harus berhasil membawakan puisi yang sudah ia persiapkan dari jauh-jauh hari. Bagaimana pun hasilnya nanti, ia harus menyelesaikannya dengan benar-benar sempurna. Meskipun sempurna yang sesungguhnya itu tidak ada.

Dwipa sedang duduk di salah satu ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dwipa sedang duduk di salah satu ruangan. Dengan jarak masing-masing bangku mereka setengah meter. Tidak begitu jauh namun diawasi dengan sangat ketat oleh pengawas yang bertugas. Ia mengikuti olimpiade matematika yang diselenggarakan tahun 2023 mewakili sekolah Bina Jaya. Banyak hal yang sudah ia persiapkan. Ini adalah kali kedua ia mengikutinya. Setelah beberapa bulan lamanya melewatkan kesempatan karena sibuk menangisi lukanya yang tidak sembuh.

Kali ini Dwipa hanya ingin menyelesaikannya dengan segera. Lalu setelah itu ia akan bergegas ke tempat lain untuk menyaksikan acara lomba baca puisi. Di mana salah satu pesertanya adalah pacarnya sendiri.

Dua jam berlalu, laki-laki itu menyelesaikan semuanya. Ia merapikan semua alat tulisnya. Menunggu pengawas yang bertugas mengambil kertasnya.

🤍🤍🤍🤍🤍

" Baik, kita sambut peserta terakhir, Saudari Arabella Alsava Cristine. Perwakilan dari sekolah Bina Jaya. Silahkan maju ke depan! "

Sebelum melangkah maju, Arabella membenarkan nomor urutnya. Merapikan rambutnya yang terikat. Tidak lupa perempuan itu juga menarik nafas, menghilangkan rasa gugup.

Di atas panggung yang luas, Arabella tersenyum kepada semua yang berada di sana, mengatakan sepatah dua patah kata untuk para juri di sana. Tidak lupa ia juga melihat ke arah orang tuanya, guru yang menjadi pendamping dan sahabatnya Adela. Perempuan itu membolos, hanya karena ingin menyaksikan dirinya berada di panggung besar, dengan beberapa penonton.

Sampai Bertemu Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang