MIMPI

1.6K 70 1
                                    

udara malam ini begitu sejuk dan nyaman , rasanya jarang sekali merasakan kenyamanan seperti ini semenjak aku tinggal di sini,
aku pun teringat malam ini bapak tidur bersamaku , segera ku palingkan tidurku untuk menatap bapak,
dengan tatapan yang masih sayu dan samar ,
ku lihat seorang wanita dengan pakaian serba putih dengan rambut panjang sepunggung yang tidur membelakangi ku  ,
"lohh , bukanya tadi yang tidur bersamaku itu bapak, lalu siapa wanita ini,  .?"

rasanya aneh , dalam rumah ini tak ada wanita dengan tubuh ramping , mayoritas mempunyai tubuh yang agak gemuk dan berisi,
tanpa rasa takut aku pun kemudian menepuk punggung nya ,

"tidur lagi saja , masih malam .!"
ucap nya ,
mendengar suaranya , seketika aku paham  siapa dia , aku sangat mengenal nya lebih dari siapa pun ,
dia pun membalik badannya menghadap aku,

benar saja , aku sontak tak dapat menahan tangis saat melihat mamah ku yang kini berbaring di samping ku , segera ku peluk dan tangisku semakin menjadi ,

"mah, rudi rudi kangen ,, "
ucap ku menangis tersedu

"iya rud , tenang saja mama di sini ko"
ucapnya sembari mengusap kepalaku,

"maahh, rudi mau pulang , rudi sudah ngak mau tinggal di sini lagi mah,"

mendengar tangisanku , mamah pun menangis lirih dan memeluk ku , sambari berkata ,

"ya sudah rud , ayo kita pulang saja.!"

tangisku semakin menjadi- jadi saat itu ,
terdengar suara samar memanggil ku dan suara itu semakin jelas , aku tersentak kebingungan, bapak , ibu simbah dan bude sudah ada di depan ku dengan wajah cemas,,

"ruddd , sadar ,rud ,"
teriak bapak memegang kedua pundak ku , dengan  raut wajah kutir,

aku merasa begitu bingung , seluruh badanku terasa basah oleh keringat , kepalaku terasa sakit serta bekas air mata pun masih ku rasakan di pipi,
tak mungkin aku mengatakan kalo aku bertemu almarum mamah di depan mereka ,
ku coba untuk menenangkan diri dan kembali berbaring ,

"ada apa rud , teriak-teriak sambil nangis , ibu kuatir?"
ucap ibu lembut,

tak seucap kata pun keluar dari mulutku , aku hanya membalik badanku den memeluk guling sambil menagis kembali,
bapak yang masih terduduk dan memegang pundak ku , menyuruh mereka untuk keluar dari kamarku ,  kini hanya ada aku dan bapak  di dalam kamar ,

"rud , sebenarnya ada apa ,kamu menangis begitu keras tadi , apa kamu melihat pocong yang kamu ceritakan tadi siang .?"
tanya bapak lirih ,

aku hanya menggelengkan kepala,

"lantas kenapa.?"

"rudi tadi mimpi pak, rudi mimpi tidur di sini, sama mamah"
ujarku menangis lirih,

bapak yang mendengar ucapan ku tertegun diam selama beberapa waktu dan keluar dari kamar ku ,

terdengar suara obrolan bapak dan ibu di luar kamarku , entah apa yang mereka bicarakan , aku sudah tidak perduli lagi ,
yang ada dalam fikiranku pun sekarang hanya pulang kembali ke rumah nenek .

****

tak terasa hari sudah pagi ,  saat ku coba bangun dari tidurku kepala ku terasa begitu pusing , perutku mual , rasanya ingin muntah ,  aku pun menahan rasa ingin muntah tersebut dan berusaha segera pergi ke kamar mandi , namun belum sempat aku turun dari ranjangku , mataku serasa berkunang-kunang dan gelap , dengan terpaksa aku memuntahkan nya di lantai kamar , agi yang melihat ku muntah pun segera berlari menuju dapur menemui bude ,

"bu.. rudi muntah ."
teriak agi

POCONG PENGETUK JENDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang