Pertanyaan

1.3K 63 1
                                    

tak ada kejanggalan malam ini , tidurku serasa nyenyak sekali , mungkin karna kemarin tubuhku terasa lelah ,  aku pun bangun cukup pagi , setelah meregangkan tubuhku aku beranjak mandi dan sarapan ,

"tumben banget jam segini sudah rapi,?"
ucap agi

"lah memang harus bangun jam berapa .?"

"ya ngak biasa aja , biasanya aku kan yang bangunin kamu rud,?"
ujar agi yang kemudian duduk di sebelahku ,

kami pun makan dan segera berangkat menuju sekolah.

"rud , rumor yang di sebarkan ibumu kini semakin menjadi-jadi loh,"
ucap agi yang tiba-tiba membahas masalah tentang rumor yang di sebarkan ibu ku.

"menjadi- jadi bagai mana .?"

"entah mengapa saat kamu tak berada di sini , ibu mu giat sekali mengedarkan berita yang tidak benar ,"

aku hanya terdiam mendengar perkataan agi ,

"kini semua orang sudah tau tentang hantu pocong yang di sebut- sebut ibu mu sebagai karangan imajinasi mu itu,"
tambah nya ,

"tapi itu bukan imajinasi gi, "
bantah ku

"ya , aku mengerti rud , aku juga bingung apa yang di inginkan ibumu , kalau memang dia ingin kamu tidak di sini , mengapa ibumu tidak membiarkanmu tinggal di rumah nenek mu saja. ,"

"sudah lah gi , aku pusing jika harus memikirkan nya ,"

"tapi rud , aku merasa kasihan padamu setiap orang melihatmu pasti akan membicarakan rumor yang tidak benar itu,"

"biar lah gi ,lagian kamu sudah tau kebenaran nya kan ,"
ucapku tersenyum pada agi,

agi pun hanya menganguk menanggapi nya ,
tak terasa mengobrol sepanjang jalan kini kami telah sampai di depan gerbang sekolah,

aku merasa begitu canggung karna rumor yang menyebar tentang ku , semua mata seolah mengarah pada ku dan tanpa mendengar nya aku merasa mereka sedang berbisik -bisik membicarakan ku,

"oiii,, rud..?"
teriak diki seraya berlari ke arah ku,

"gimana kabarmu , senang sekali teman sebangku ku kini sudah mulai masuk lagi,"
ujarnya sembari merangkulku ,

"ya , sekarang aku mulai masuk lagi dik,"
ucapku

"sebenernya aku ingin berbicara sesuatu pada mu rud, tapi rasanya kita bicarakan saja di dalam kelas deh ,"

"mau bicara apa ,?"
ucapku yang curiga pada hal yang ingin diki bicarakan , terkesan sangat aneh , tidak biasanya dia berperilaku seperti ini,
dengan cepat dia membawaku ke kelas dan duduk di bangku kami,

"ada apa sih ? kayak serius banget , biasa saja kali,"
ucapku dengan nada menggoda ,

"kita bicara serius , kamu harus jujur padaku , !"

"iya- iya , memang nya ada apa.?"
tanyaku yang semakin penasaran,

"kemarin aku datang ke rumah mu untuk memastikan kalau kamu sudah datang atau belum, dan aku bertemu ibumu ,"

"lah , tentu saja kamu bertemu ibuku , kan itu rumah nya , lalu kenapa.?"

"dia ber cerita padaku , katanya kamu yang di ganggu pocong itu , cuma karangan ceritamu saja , dan katanya kamu pura- pura menangis setiap malam , memang nya benar begitu rud,?"

"hah, aku tidak memaksa orang untuk percaya pada ceritaku , lagian aku juga cerita hanya pada beberapa orang saja, kamu juga tau kan ,?"
ucapku

"iya , aku tahu , tapi kurasa semua orang jadi tahu dan dari mana mereka mendengar cerita ini.?"

"sudah lah dik , hampir semua orang kini membicarakan ku , aku juga gak mau pusing- pusing lagi memikirkan semua ini , "

"ya syukur lah kalau kamu berpikir seperti itu, artinya rudi yang dulu ku kenal akan segera kembali hehehe,"

tak lama dari pembicaraan itu bell tanda masuk sekolah pun kini berbunyi dan para siswa pun dengan hikmat mengikuti pelajaran hari ini.

POCONG PENGETUK JENDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang