seminggu ini agi tidur sekamar dengan ku dan tak ada apa pun terjadi , aku juga merasa heran teror seperti berhenti seketika ketika aku tidak tidur sendiri,
itu memang membuatku cukup lega , hari - hari ku lalui seperti biasa walau tak seceria dulu waktu pertama datang ke sini , aku juga kini risih ketika berpapasan dengan orang , rumor yang di sebarkan oleh ibu tiriku kerap membuat orang lain membicarakan ku tiap melihat ku, namun beruntung nya teman- temanku tahu kebenaran nya jadi mereka mengerti dan tidak menanggapi rumor yang kurang benar itu.siang itu aku pulang sekolah bersama agi kulihat sebuah sepeda motor yang terlihat asing terparkir di depan rumah , terlihat ibu, bude dan simbah duduk di sofa dan berbincang dengan seseorang,
"assalamuallaikum..!"
aku yang mengucap salam saat masuk ke rumah,"waalaikumsalam"
kulihat wajah dari orang tersebut, rupanya pakde haris yang datang , pakde haris adalah kakak dari bapak ku ,
"lohh, pakde kok di sini.?"
tanyaku yang mendekat dan langsung mencium tangan pakde ,"rud , bicaranya nanti saja , kamu makan , ganti pakaian lalu ikut sama pakde ke rumah nenek, cepet pakde tungguin ,"
ucap pakde dengan wajah serius,"baik pakde , rudi segera mandi ,"
ucapku dengan semangat,tergambar sebuah kebahagian di dalam kepalaku,
"yess , akhirnya nenek bisa membuatku tinggal di sana ,"
rasa senang dan bahagia bercampur , tanpa buang buang waktu aku segera mandi , mengganti pakaian dan makan , ingin sekali rasanya cepat-cepat sampai di rumah nenek,
"sudah siap rud , ayo cepat kita berangkat.!"
"iya pakde "
perjalanan 2 jam lebih
kami tempuh dengan mengendarai motor , tak sempat aku bertanya pada pakde di jalan , karna aku merasa pakde mengemudi dengan kecepatan yang tinggi dan tanpa berhenti sedikitpun untuk sekedar ber istirahat di jalan,
kami hampir sampai di rumah nenek, di persimpangan jalan menuju kerumah nenek aku bingung melihat pakde berbelok ke jalan yang bukan mengarah ke rumah nenek,
"loh, pakde kita mau kemana .? bukan nya rumah nenek seharusnya belok ke kiri kenapa kita belok ke kanan ,?"
tanyaku kebingungan ,alih-alih menjawab pertanyaan ku pakde hanya diam ,
"loh , inikan jalan menuju rumah mbah isah ,"
ucapku dalam hati,benar saja motor pakde berhenti di depan gubug mbah isah dan terlihat nenek juga berada di situ,
aku merasa bingung dengan semua ini , sebenarnya apa yang terjadi, aku pun turun dan menghampiri nenek ,
"nenek kok di sini tumben , mbah isah mana,?"
tanyaku,"masuk rud, mbah isah di dalam"
ucap simbah yang mengarahkan pandangan nya kedalam rumah mbah isah,segera aku masuk , aku langsung tertegun mbah isah berbaring di atas ranjang nya dengan rintihan kesakitan memegangi perut nya ,
seketika itu pula rasa senangku menghilang ,"mbah , simbah kenapa .?"
tanyaku yang mendekat dan terduduk di kursi dekat ranjang ,menyadari kedatangan ku mbah isah seketika membuka matanya
"ohh , rudi kamu baru sampai ya.?"
ucap nya dengan suara serak dan seperti menahan sakit ,"sudah mbah, simbah istirahat ya, simbah kan lagi sakit "
ucapku dengan mata berkaca melihat kondisi mbah isah yang sedang sakit ,mbah isah hanya mengangguk dan kembali memejamkan mata nya , tak mau mengganggu istirahat mbah isah aku pun keluar dan menemui nenek yang ada di depan ,
"nek , mbah isah sakit sejak kapan .?"
ucapku kepada nenek,"simbahmu sakit 3 hari yang lalu rud , sakitnya mendadak , kata tantemu yang merawatnya mbah isah terus menerus menyebut nama mu sepanjang malam "
ujar nenek,"makanya pakde datang menjemputmu , pakde di suruh sama nenekmu , katanya takut kalo umur mbah isah sudah tidak lama lagi, "
KAMU SEDANG MEMBACA
POCONG PENGETUK JENDELA
Hororaku anak tiri yang harus ikut ibu sambung harus menghadapi teror pocong di tempat tinggalku yang baru