SENANDUNG

1.5K 57 0
                                    

aku melihat sesosok pocong yang berbaring di samping bawah ranjangku , aku merasa kaget dan detak jantungku begitu cepat, namun perasaan itu tak berlangsung lama , seketika rasa takut ku menghilang saat kulihat wajah pocong itu menangis sedih dan bersenandung lirih, kesedihan nya seolah aku juga merasakan nya, air mata ku pun jatuh tak tahan rasanya melihat almarhum  mamah ku dalam bentuk seperti ini,
senandung lagunya masih sangat ku ingat , membuatku semakin larut dalam tangisan , namun suara ketukan pintu membuatku mengalihkan pandanganku

tokk..tokk.. tokkk

"rud kamu kenapa ,?"

terdengar suara bude di balik pintu kamarku , aku pun kembali mengarahkan pandangan ku ke tempat di mana pocong itu berbaring  namun kini ia telah sirna , segera ku bangun dari ranjang dan membuka pintu,

"ada apa rud .? kamu nangis keras sekali , bude jadi kuatir,.?"
tanya bude yang berdiri di depan pintu kamar ku dengan wajah tegang,

"ngak papa bude , rudi cuman mimpi"
ujarku sembari menyapu air mata dengan lengan ku,

bude hanya diam dan terus memandangku , seolah tidak puas akan penjelasan ku,

"ya sudah bude , rudi mau tidur lagi , masih malam , "
ucapku sembari melirik jam dinding yang menunjukan pukul 1 dini hari,

bude pun mengangguk dan kembali menuju pintu kamar nya , dan akupun segera menutup pintu dan kembali berbaring ,

kembali ku ingat wajah pocong barusan  , dalam benak ku,

"mengapa mamah muncul dengan bentuk seperti itu .? apa benar dia itu mamah,? tapi aku yakin sekali senandung itu , suara nya memang menyerupai mama walaupun agak sedikit berbeda wajahnya ."

banyak sekali pertanyaan dalam kepalaku , namun nenek juga pernah berkata ,

"mungkin pocong itu adalah mamah mu"

, barusan juga tak sedikitpun rasa takut saat melihatnya , cuma rasa sedih yang kurasa sangat terasa , sampai aku tak dapat menahan tangisku ,
dengan rasa penasaran kini aku pun menutup kembali mataku dan tak lama setelah itu kurasakan sentuhan di kepalaku , sentuhan itu begitu lembut dan menenangkan , serta kini mulai terdengar senandung mamah yang biasa kudengar saat menidurkan ku ,
alih- alih membuka mataku aku hanya terpejam dan menikmatinya , aku berfikir kalau aku membuka mataku sentuhan tangan di kepala ku dan senandung mamah akan terhenti hal itulah yang membuatku enggan untuk membuka mata ,

aku pun kini  terlelap, tidurku terasa begitu pulas rasanya tidur malam ini adalah tidur yang paling nyaman yang pernah ku alami, tak terasa pagi sudah datang aku terbangun pagi - pagi sekali , hari ini juga masih hari libur jadi aku putuskan untuk jalan- jalan pagi sendirian di sekitaran jalan di tengah sawah sambil menghirup udara segar,

"rud, kapan kamu datang .?"

"ehh , kamu yat , aku datang dari kemarin,"
ujarku ,

"kebeneran sekali kamu sudah ada di rumah , nanti siang ikut aku ya ,"

"ikut kemana yat.?"

"mumpung masih liburan kita mancing  saja yuk di sungai , sekalian aku mau menanyakan sesuatu padamu,"

"gimana ya yat ,sebenernya...."

"udah nanti jam 10 an kamu datang saja ke rumah ku , aku mau nganterin makanan buat bapak ku di sawah dulu, bapak ku tadi lupa membawanya "
ujar dayat yang langsung pergi begitu saja,

sebenarnya ingin aku tolak ajakan nya namun karna kupikir dari pada berdiam diri di rumah lebih baik aku ikuti saja ajakan dayat untuk memancing , dan aku juga ingin tau apa yang mau dayat tanyakan .

POCONG PENGETUK JENDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang