EFEK GANGGUAN

1.9K 67 0
                                    

badan ku terasa tidak enak , meski begitu aku harus tetap bersekolah ,

kulangkahkan kakiku menuju sekolah , rasanya seluruh badan ku sakit semua , kepalaku pusing , serta rasanya letih sekali,

sesampainya di kelas aku pun segera duduk dan menyandarkan sebagian tubuhku di atas meja ,

"rud , sehat ,, ? lemes banget ga kaya biasanya .?"

ucap diki memandangku ,

"badan ku lemas dikk , rasanya tulang di tubuhku sakit semua"

"kalo sakit ga perlu di paksain berangkat  , aku bilang begini sebagai ketua kelas lohh, tinggal bikin surat izin saja,"

ucap diki mengecapkan bibir dan menggelengkan kepalanya ,

"udah lahh ,lagian aku juga sudah sampai di sekolah , mungkin agak siangan bakal mendingan "

ucapku yang menyandarkan kepala di atas meja,

"ya sudah, lagian kundengar hari ini ada rapat guru , jadi kemungkinan kelas bakalan di bubarin agak cepat dari biasanya  atau bakalan ada jam kosong "

"syukurlah jadi aku bisa sedikit istirahat."

"wajahmu agak pucat , kaya kurang tidur , apa pocong itu datang lagi menggangumu, ?"

tanya diki yang memperhatikan wajahku,

aku pun hanya mengangguk mendengar pertanyaan diki,,

"jadi jimat dari mbah bekti sudah ngak berkerja lagi , ? mendingan nanti pulang sekolah kamu temuin mbah bekti dan ceritakan kalau pocong itu muncul lagi"!

tambahnya memberikan saran padaku ,

"mbah bekti sudah meningal ,"

ucapku memalingkan pandangan ,

"apahh .? mbah bekti meninggal , ? kapan .?"

tanya diki terkejut,

"semalam "

ucapku ketus

"apa mungkin pocong itu datang lagi karna mbah bekti sudah meninggal dan jimat pemberian nya sudah tak bekerja lagi"

ujar diki,

mendengar ucapanya aku pun segera menolehnya ,

"maksudnya gimana"?

"gini , yang ku dengar jika sese orang mempunyai jimat dan orang tersebut meninggal , konon katanya semua jimat dan  kemampuan juga akan ikut hilang"

ujar diki,

"aduhhh , teruss aku bagaimana .? apa aku harus berurusan dengan pocong lagi setiap malam "

keluhku ,

diki pun terdiam mendengar keluhanku , dan tak tahu apa yang harus ia katakan .

pelajaran pertama pun kulalui dengan penuh kegelisahan , selain menahan rasa sakit di tubuhku, fikiranku pun kacau dan dan menerka-narka bagai mana nasibku nanti malam.

seperti yang di katakan diki kelas di bubarkan lebih cepat dari hari biasa nya ,

"syukurlah , aku jadi bisa ber istirahat di rumah, "

gumamku lega ,

sesampainya di rumah ku lihat ibu dan bude ter duduk di ruang tamu ,  aku tahu mereka pasti baru pulang ngelayat di rumah almarhum mbah bekti , aku pun langsung masuk ke kamar ku dan membaringkan tubuh yang masih mengenakan seragam sekolahh,

rasanya ingin sekali memejamkan mataku , tapi beberapa menit kemudian ibu menghampiriku di kamar,

"rud , makan dulu  baru tidur"

ucap ibu,

"iya bu "

akupun segera bangun dan ganti baju,  ku paksakan makanan masuk ke dalam mulut ku , walaupun rasanya malas sekali untuk makan , karna ku rasa makan yang masuk terasa begitu hambar.

begitu selesai , aku segera menuju kamar untuk tidur ,  mataku sudah tak kuat lagi untuk terbuka ,  tak begitu lama aku pun sudah terlelap.

*******

POCONG PENGETUK JENDELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang