rasa kesal dan jengkel begitu ingin aku curahkan , namun mengingat siapa diriku di sini seolah semua amarah terpaksa harus di redam dan ku simpan sendiri, perlakuan ibu ku begitu berbeda dengan pandangan orang- orang , di depan orang lain apa lagi saat bapak di rumah ibu memperlakukan ku seolah dia mengakui ku sebagai anak nya sendiri , namun semua berbanding terbalik jika tak ada orang yang melihat ,
"benar kata nenek , sebaik baik nya ibu tiri , tak akan sebaik ibu kandung , ehh memang ada ibu tiri yang baik .?"
gerutuku sambari mandi ,"seandainya kejadian semalam bisa terjadi lagi , biar kapok sekalian di teror pocong dan kawan- kawannya ,"
ucap ku kesal,setelah mandi aku pun langsung menjalankan sholat magrib seperti biasanya di lanjutkan dengan belajar .
waktu sudah menunjukan pukul 20: 30 , aku berencana untuk langsung tidur dan tidak makan malam karna perutku masih kenyang karna sore tadi aku sudah makan di rumah mbak yuyun ,
segera ku kunci pintu kamar dan mengambil barang peninggalan mbah isah , entah mengapa setiap malam aku semakin sering memandangi kedua benda itu ,
"ngak terasa , orang yang begitu menyayangiku kini sudah pergi untuk selamanya , orang yang mengurusku sejak kecil ,... "
perasaan ku selalu merasa sedih jika mengingat kembali sosok mbah isah, rasa tak percaya dan kehilangan begitu dalam , bahkan aku selalu berharap bahwa kematian mbah isah adalah sebuah mimpi saja , dan ketika nanti aku bangun di esok hari semua kejadian itu tak pernah terjadi.
perlahan mataku terpejam dengan sedikit tangisan .************
suara ketukan pintu terdengar samar di telingaku , membuat ku terbangun , ku buka kedua mataku yang masih sangat sayu , dan ku tajam kan lagi pendengaran ku ,
"tok ,, tokk,"
kembali terdengar suara ketukan yang setelah ku dengar baik- baik ternyata bukan berasal dari pintu,
"loh , kok seperti ketukan jendela , tapi... "
gumamkuketukan itu semakin menjadi- jadi , namun yang membuatku heran ketukan itu bukan berasal dari balik jendela kamar ku , dengan masih berbaring di tempat tidurku aku berusaha terus mendengarkan suara itu ,
"tokk..tok..tok..tokk..tokk"
terdengar pula seseorang membuka kunci jendela itu dan seketika suara menjerit keras terdengar memecahkan keheningan malam,
"Aaaaaaaaaaaaa,, tolong...!!!"
sontak aku pun kaget dan berusaha menerka apa yang sedang terjadi , langkah orang berlari melewati depan kamarku menuju ke kamar simbah dan dengan sangat kasar menerobos pintu kamar , membuatku benar benar terkejut dan ingin keluar dari kamar ,
"tolong- tolong, ma "
terdengar suara ibu yang ter engah- engah dan begitu panik ,"ada apa sih an , malam malam begini teriak begitu kerasnya , "
ucap simbah yang mungkin terkejut juga mendengar teriakan ibu,aku yang semula berniat keluar kamar , kini mengurungkan niat ku dan berusaha mendengar semua pembicaraan mereka dari dalam kamar,
"ada pocong ma, "
ucap ibu"pocong ...?"
ucap bude dan simbah serentak , setelah mendengar ucapan ibu ,"kaya bocah saja kamu , jangan ngarang-ngarang cerita jaman sudah maju kamu masih percaya dengan hal begituan , lagian kamu sudah dewasa dan punya suami , seharusnya ngak bersikap seperti anak- anak begini "
ucap simbah dengan nada tinggi dan terdengar begitu marah ,"tapi mak.."
"husttt.. sudah sudah aku temenin tidur di kamar mu saja , kalau kamu takut an ,
sahut bude yang berusaha menenangkan keadaan,
KAMU SEDANG MEMBACA
POCONG PENGETUK JENDELA
Terroraku anak tiri yang harus ikut ibu sambung harus menghadapi teror pocong di tempat tinggalku yang baru