tepat pukul 10 pagi aku mendatangi rumah dayat membawa sebuah joran pancing yang sebelum nya sudah aku siapkan di rumah ,
terlihat dayat yang duduk menunggu di depan rumahnya ," sudah nunggu lama yat.?"
ucapku menyapanya ,"ngak juga, ayok lah kita langsung berangkat.?"
"lohh , memangnya kita ngak cari umpan dulu.?"
tanya ku ,"tadi sembari menunggu kamu datang aku sudah mencari umpan di samping rumahku "
ucap dayat menunjukan ember kecil berisi cacing yang sudah dia cari sebelum aku datang,"ohh ,gitu ya sudah ayuk.!"
kami pun berangkat menuju sungai tempat biasa dayat memancing , sepanjang jalan dayat bercerita kalau seminggu yang lalu dia melihat orang memancing yang berhasil mengangkat ikan gabus sebesar bayi di tempat itu, namun aku lebih penasaran dengan apa yang akan dayat tanyakan padaku di banding dengan cerita ikan gabus itu,
"nah, ini tempatnya rud, gimana.? terlihat banyak ikan nya kan.?"
kami berhenti di tepi sungai yang cukup banyak pohon rindang di tepi nya, air nya berwarna hijau dengan aliran air yang sangat tenang , di tambah lagi tak ada orang selain kami di sini.
"yat , apa ngak apa-apa mancing di sini, kayak nya sungai nya dalam, bahaya kalau kecebur,"
tanyaku ."tenang ajah selama kita gak nyemplung aman kok rud ."
terlihat dayat begitu yakin dan mulai memancing , segera aku persiapkan alat pancingku dan mulai duduk menunggu pancingku di tarik ,
"oh iya yat, memangnya apa yang mau kamu tanyakan.?"
tanyaku yang sudah penasaran,mendengar pertanyaan ku dayat hanya tersenyum ,
"rud , ternyata di balik dirimu yang terlihat slengean dan pemberani ternyata kamu masih punya rasa takut juga ya.?"
ucap dayat yang seketika membuatku bingung , apa maksud dari perkataan nya,"maksudnya gimana yat,?"
"orang di desa ini juga sudah tau semua kalau kamu sering menangis ketakutan di malam hari , kata nya kamu sering di teror pocong ,?"
ujar dayatseketika aku tertegun mendengar ucapan nya , sedangkan aku sendiri tidak pernah menceritakan hal ini pada siapapun selain almarhum mbah bekti dan diki,
"dari mana kamu tau yat .?"
"oh , jadi benar ya rud , beberapa hari lalu ku dengar ibu mu ngobrol dengan para tetangga termasuk juga ibuku yang ada disana , kata ibu mu sih kamu bohong dan mengarang cerita pocong supaya kamu bisa pulang kembali ke rumah nenek mu,"
"tapi aku kurang percaya sebelum mendengar semua nya dari mulutmu sendiri rud , makan nya aku mengajakmu sekalian bertanya hal ini padamu,"
tambah dayat,"jadi selama aku pergi liburan di rumah nenek , ibu menceritakan rumor tentang diriku , lalu dari mana ibu tau semuanya sedangkan aku tak pernah menceritakan nya ,?"
ucapku dalam hati,"yah , dia malah ngelamun."
ucap dayat yang menegurku ,"sebenarnya aku memang sering sekali di teror pocong semenjak tinggal di sini , namun aku tak menangis setiap malam , dan aku pun tak pernah menceritakanya pada ibu ku, "
"ya aku juga tanya pada agi , namun agi juga berkata sama sepertimu , dia tak pernah mendengar kamu menangis di malam hari sedangkan kamu dan agi kan tinggal satu rumah "
ucap dayat yang langsung menimpali perkataan ku ,"tapi kalau kamu di ganggu pocong itu benar kan .?"
tambah dayat,aku hanya mengangukan kepala dan terdiam , kini semua orang tau tentang ini , dan yang semua orang tau tidak semuanya benar .
KAMU SEDANG MEMBACA
POCONG PENGETUK JENDELA
Horreuraku anak tiri yang harus ikut ibu sambung harus menghadapi teror pocong di tempat tinggalku yang baru